Berharap bank sentral Amerika tak naikkan suku bunga
Merdeka.com - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berada pada rentang support 4300-4315 dan resisten 4385-4405. Pergerakan IHSG dan pasar bakal dipengaruhi pelbagai isu jelang kenaikan suku bunga The Fed.
"Jika The Fed tidak menaikkan suku bunganya kemungkinan kondisi pasar akan berpeluang kembali melanjutkan kenaikan sekaligus testing resisten di level tersebut meskipun untuk bulan-bulan berikutnya akan menimbulkan ketidakpastian baru," ujar Analis NH Korindo Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (18/9).
Di sisi lain, jika nantinya The Fed akan menaikkan suku bunganya maka kondisi pasar berpeluang mengalami pelemahan meskipun secara sentimen sudah pasti sehingga mengurangi uncertainty di pasar.
Apapun pilihan Yellen, diharapkan agar laju IHSG dapat bertahan di zona positifnya saat ini agar tidak berubah menjadi tren melemah.
Sementara Riset Sinarmas Sekuritas memprediksi indeks akan bergerak menguat di kisaran level 4350 - 4445. Adapun saham-saham dapat dibeli antara lain PGAS. BBRI. LPPF. BBTN.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor
Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaJepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca Selengkapnya