Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Beragam tanggapan pemerintah soal tutupnya Panasonic dan Toshiba

Beragam tanggapan pemerintah soal tutupnya Panasonic dan Toshiba Panasonic. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebut dua perusahaan raksasa elektronik asal Jepang, Panasonic dan Toshiba menutup tiga pabriknya di Indonesia dalam kurun waktu Januari-Maret 2016. Lebih dari 2.500 karyawan dipastikan menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Perusahaan elektronik asal negara matahari terbit itu mempunyai enam pabrik. Namun, satu-persatu mulai angkat kaki dalam kurun 10 tahun terakhir.

"Jadi tidak ada lagi pabrik Toshiba. Yang ada Toshiba memproduksi printer di Batam tapi skalanya kecil. Nah, yang tutup ini adalah pabrik televisi Toshiba terbesar di Indonesia, selain di Jepang," kata Iqbal di Jakarta, Selasa (2/2).

Iqbal menegaskan manajemen Toshiba sepakat untuk menutup produksinya pada April 2016. Untuk itu, Said tengah melakukan negosiasi pesangon yang diwajibkan pemerintah.

"Dalam 10 tahun terakhir, ada 13 perusahaan Panasonic di Indonesia. Sebelumnya ada Panasonic komponen sudah ditutup, sekarang tinggal tiga, yakni Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI), Panasonic Energy Indonesia yang produksi baterai dan Panasonic Healthcare yang produksi alat kesehatan," kata dia.

Panasonic membenarkan pabrik elektroniknya di Indonesia bakal hengkang. Namun, Panasonic bakal mengembangkan industri lampu dengan menggabungkan atau merger dua unit usaha yang terdiri dari tiga pabrik di Indonesia.

"Penggabungan pabrik ini merupakan strategi Panasonic dalam mengantisipasi kemajuan teknologi dan perkembangan pasar terhadap produk lampu LED (Light emitting diode), sehingga lebih fokus pada produksi yang memberikan nilai tambah bagi industri," ujar Presiden Direktur Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) a di Jakarta, Rabu (3/2).

Untuk itu, kata dia, penggabungan tersebut merupakan murni masalah teknologi, bukan masalah perburuhan sebagai pihak yang terdampak karena terjadinya merger. Penggabungan harus dilakukan semata-mata bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi serta merespon perkembangan teknologi perlampuan serta tren permintaan pasar.

Suganuma menjelaskan, Panasonic di Indonesia sebelumnya memiliki dua unit bisnis manufaktur di bidang perlampuan, yaitu PT Panasonic Lighting Indonesia (PESLID) di Pasuruan, Jawa Timur dengan memproduksi lampu hemat energi. Sedangkan, PT Panasonic Gobel Eco Solution Manufacturing Indonesia (PESGMFID) di Cikarang dan Cileungsi Bogor, memproduksi luminer LED untuk pasar domestik dan ekspor, serta juga stop kontak dan kotak kontak.

Hengkangnya dua perusahaan elektronik raksasa asal Jepang ini membuat pemerintah tak ambil pusing. Berikut respon pemerintah soal tutupnya Panasonic dan Toshiba seperti dirangkum merdeka.com:

BKPM tak tahu Panasonic dan Toshiba hengkang

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani tak banyak bicara menanggapi bangkrutnya dua perusahaan elektronik raksasa asal Jepang yaitu Panasonic dan Toshiba. Franky mengaku belum mengetahui berita penutupan pabrik dan hengkangnya perusahaan elektronik tersebut.

"Kami harapkan ada pelaporan (penutupan pabrik). Bagi kami, mereka tutup tentu ada keharusan (pelaporan). Setidaknya juga kalau ada perkembangan atau perluasan izin prinsip kami tahu," ujar Franky di kantornya, Jakarta, Rabu (3/1).

Tak mau bicara banyak, Franky kemudian berjanji akan terus berupaya memperbaiki iklim investasi dengan berbagai kebijakan yang memudahkan investor menanamkan modalnya di Tanah Air.

"Awal tahun ini industri elektronik meningkat secara nilai izin investasi (izin prinsip) sebesar 60 persen," jelas dia.

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebut dua perusahaan raksasa elektronik asal Jepang, Panasonic dan Toshiba menutup tiga pabriknya di Indonesia dalam kurun waktu Januari-Maret 2016. Lebih dari 2.500 karyawan dipastikan menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Perusahaan elektronik asal negara matahari terbit itu mempunyai enam pabrik. Namun, satu-persatu mulai angkat kaki dalam kurun 10 tahun terakhir.

"Jadi tidak ada lagi pabrik Toshiba. Yang ada Toshiba memproduksi printer di Batam tapi skalanya kecil. Nah, yang tutup ini adalah pabrik televisi Toshiba terbesar di Indonesia, selain di Jepang," kata Iqbal di Jakarta, Selasa (2/2).

Iqbal menegaskan manajemen Toshiba sepakat untuk menutup produksinya pada April 2016. Untuk itu, Said tengah melakukan negosiasi pesangon yang diwajibkan pemerintah.

"Dalam 10 tahun terakhir, ada 13 perusahaan Panasonic di Indonesia. Sebelumnya ada Panasonic komponen sudah ditutup, sekarang tinggal tiga, yakni Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI), Panasonic Energy Indonesia yang produksi baterai dan Panasonic Healthcare yang produksi alat kesehatan," kata dia.

Kemenperin: Panasonic tanggung jawab nasib karyawan

Kementerian Perindustrian mengaku telah menerima laporan terkait kondisi bisnis Panasonic dan Toshiba yang menutup pabriknya dan hengkang dari Indonesia.

"Laporan sudah ada, tapi saya tidak berani ngomong, biar industrinya dulu ngomong. Semua kan harus sesuai fakta," kata Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan seperti ditulis Antara di Jakarta, Rabu (3/2).

Putu menyampaikan ilustrasi bahwa sebuah industri, khususnya elektronik, akan sangat bergantung pada kebutuhan dan perkembangan teknologi. Misalnya, Putu mencontohkan, pabrik walkman pada masanya sangat jaya, karena digunakan untuk memutar musik dengan kaset di mana saja.

Kemudian, teknologi berkembang, hingga pada akhirnya lagu-lagu yang ingin didengarkan bisa disimpan dalam bentuk Universal Serial Bus (USB) atau lainnya.

"Dengan demikian, apa kita bisa memaksa pabrik walkman untuk tidak tutup, tentu tidak bisa, karena pasarnya sudah bergeser," ujar Putu

Putu berharap Panasonic maupun Toshiba tidak memecat karyawannya. Perusahaan memiliki kewajiban untuk melatih mereka agar bisa membuat produk yang sesuai dengan perkembangan teknologi.

Dalam hal ini, Putu meyakini bahwa hal yang sama juga akan dilakukan perusahaan raksasa elektronik Panasonic.

"Belum tentu PHK, Panasonic adalah perusahaan besar, terhormat, dia punya cara," pungkasnya.

JK: Ancaman PHK meningkat karena Panasonic dan Toshiba

Wakil Presiden, Jusuf Kalla angkat bicara terkait bisnis Panasonic dan Toshiba di Indonesia. Sepengetahuan JK, Panasonic akan menggabungkan operasional pabrik dari semula tiga menjadi hanya dua pabrik. Sedangkan Toshiba akan mengubah fokus bisnisnya ke produksi chip dan nuklir. Dampaknya, pabrik televisi Toshiba di Indonesia akan ditutup.

Perubahan operasional pabrik kedua perusahaan elektronik tersebut akan berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ribuan karyawan kedua perusahaan.

"Sebenarnya Nasional (Panasonic) malah membesarkan, tapi saya tidak tahu di mananya. Tapi kan itu Gobel (Rachmat Gobel) kan di sini (Indonesia), jadi itu kan Nasional Panasonic saya pikir masih oke saja. saya tidak tahu di sebelah mananya, mungkin ada bagian tertentu yang bersaing kan ada produksinya bermacam-macam kulkas. mungkin ada bagian tertentu yang sulit bersaing, tutup tidak semua," papar JK di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (3/2).

Diakui JK, perubahan operasional pabrik tersebut menimbulkan ancaman PHK, namun pemerintah terus bergerak agar sektor industri terus tumbuh di tengah kondisi perekonomian yang masih belum stabil.

"(Ancaman PHK?) Ya pasti ada saja. kita usahakan ekonomi tumbuh lebih baik," ucap JK.

Menurut JK, saat ini upaya pemerintah dalam menggerakkan perekonomian Indonesia sudah masuk pada tahap sektor manufaktur.

"Sekarang sudah masuk manufaktur sudah ada yang masuk bahan baku," tutur JK.

Beberapa perusahaan di berbagai sektor sudah angkat tangan menghadapi kondisi perekonomian saat ini, antara lain perusahaan minyak Chevron Indonesia yang ingin memangkas sekitar 1.200 pegawainya dan Ford Indonesia yang memutuskan untuk hengkang dari Indonesia.

BKPM: Panasonic dan Toshiba mundur bukan karena produk China

Dua perusahaan elektronik asal Jepang, Panasonic dan Toshiba bakal hengkang dari Indonesia pada April 2016. Alasannya, produk-produk kedua perusahaan tersebut mulai tak laku lagi di pasaran.

Toshiba bakal tutup pabrik terbesarnya di Cikarang, Jawa Barat. Sementara, Panasonic juga tak lagi mengoperasikan pabriknya di Pasuruan, Jawa Timur.

Untuk Toshiba hanya tinggal menyisakan investasi di Indonesia berupa pabrik printernya yang berlokasi di Batam. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan banyaknya pabrikan asal Jepang yang hengkang dari Indonesia ini bukan disebabkan karena kalah dari produk-produk China yang membanjiri pasar.

"Sisi kompetisi mereka produknya kalah dengan produk China tapi bukan berarti mati, mereka switch produk lain," ujar dia di kantornya, Jakarta, Rabu (3/1).

Menurut Franky, secara umum industri elektronik masih mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Terlihat, dari investasi sektor industri manufaktur yang mencapai Rp 90 triliun tahun lalu.

"Investasi di sektor manufaktur sebesar Rp 90 triliun atau tumbuh 164 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya, komitmen di industri manufaktur tersebut porsinya 43 persen dari total investasi yang masuk di seluruh sektor," kata dia.

(mdk/sau)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kebangkrutan Toshiba setelah Beroperasi 148 Tahun, Ada Dugaan Kecurangan di Pihak Manajemen

Kebangkrutan Toshiba setelah Beroperasi 148 Tahun, Ada Dugaan Kecurangan di Pihak Manajemen

Kecurangan itu mulai terendus pada 2015. Berikut rentetan awal mula Toshiba terpuruk lalu bangkrut.

Baca Selengkapnya
Toshiba Bangkrut Setelah 148 Tahun Beroperasi, Ternyata Ini Penyebabnya

Toshiba Bangkrut Setelah 148 Tahun Beroperasi, Ternyata Ini Penyebabnya

Pada akhir tahun 2016, Toshiba mengambil alih proyek pembangkit listrik bertenaga nuklir yang dikerjakan oleh AS Westinghouse Electric.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK di Perusahaan Teknologi Meski Pandemi Covid-19 Sudah Berlalu

Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK di Perusahaan Teknologi Meski Pandemi Covid-19 Sudah Berlalu

Dia menyadari, Meta dan banyak perusahaan teknologi lainnya telah mempekerjakan terlalu banyak orang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ingat, Perusahaan Tak Bayar THR Karyawan 7 Hari Sebelum Lebaran Bakal Kena Denda

Ingat, Perusahaan Tak Bayar THR Karyawan 7 Hari Sebelum Lebaran Bakal Kena Denda

Denda 5 persen ini tentunya akan diberikan kepada pekerja yang belum mendapatkan THR dari waktu yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya
Pembelian Sempat Dibatasi, Bolehkah Kampanye dengan Beras SPHP?

Pembelian Sempat Dibatasi, Bolehkah Kampanye dengan Beras SPHP?

Beras SPHP merupakan beras yang dikelola pemerintah dengan harga ekonomis namun kualitas premium.

Baca Selengkapnya
Sebelum Personel Pengamanan TPS Dikerahkan, Ini yang Dilakukan Polres Inhu

Sebelum Personel Pengamanan TPS Dikerahkan, Ini yang Dilakukan Polres Inhu

Para personel dikerahkan untuk pengamanan TPS di tanggal 14 Februari

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga

Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga

Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Lengkap Ditjen Pajak soal Peraturan Terbaru PPh 21

Penjelasan Lengkap Ditjen Pajak soal Peraturan Terbaru PPh 21

Ditjen Pajak menargetkan alat bantu tersebut dapat digunakan mulai pertengahan bulan Januari 2024.

Baca Selengkapnya