BEI sebut emiten pasar modal dukung kenaikan harga BBM
Merdeka.com - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan bahwa emiten Indonesia menyambut baik rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada pemerintahan baru mendatang. Emiten menilai, justru jika BBM tidak dinaikan, maka akan berdampak buruk bagi usaha perusahaan mereka sendiri.
"Mereka sudah menghitung bahwa kalau BBM tidak dinaikkan bahwa dampaknya pada usaha jauh lebih negatif. Mereka sudah siap untuk menghadapi kenaikan harga BBM," ujar Ito di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (26/9).
Ito mengatakan emiten-emiten Indonesia mendukung kebijakan tersebut segera terealisasi. "Saya kira dukungan kenaikan harga BBM juga datang dari para pengusaha. Baik itu Apindo, Kadin," kata dia.
Ito berpendapat bahwa dengan adanya kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak positif bagi pasar modal. Sebab, hal tersebut diperlukan untuk menyehatkan perekonomian.
"Dan perkembangan pasar indeks Indonesia sangat ditentukan oleh kestabilan pertumbuhan Indonesia. Kenaikan harga BBM di perlukan supaya indonesia bisa tumbuh secara wajar," jelas dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaJokowi meny ampaikan usai menggelar rapat internal di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setiap negara memiliki tingkat kemahalan bahan bakarnya. Berikut adalah daftar 10 negara dengan harga bahan bakar termahal.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kuba akan menaikkan harga BBM hingga 500 persen mulai Februari 2024 untuk mengendalikan defisit anggaran di tengah krisis ekonomi.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaCak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).
Baca Selengkapnya