BBM naik, harga properti bakal melonjak 15 persen
Merdeka.com - Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter pada tahun ini, bakal diiringi lonjakan inflasi. Kenaikan tersebut, bakal berdampak pada melonjaknya harga properti sekitar 10 sampai 15 persen, akibat meningkatnya harga bahan bangunan sebagai dampak naiknya harga BBM.
"Normalnya kenaikan rata-rata properti tersebut per tahun hanya 5 persen hingga 10 persen, sebab adanya penambahan fasilitas pada rumah atau apartemen yang dijual. Namun dengan adanya kenaikan inflasi akibat lonjakan harga BBM, kenaikan harga rata-rata properti cukup besar," ujar Komisaris PT Prioritas Land Indonesia (PLI) Victor Irawan dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Senin (6/10).
Dia meminta pemerintah, mengambil kebijakan agar kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut dilakukan secara bertahap supaya tidak terlalu membebani masyarakat.
Jika kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter, baik secara bertahap maupun langsung akan meningkatkan inflasi sekitar 1,5 persen. Sementara sebelumnya pemerintah dan BI telah mematok target tingkat inflasi pada tahun ini sekitar 5,3 persen dan dalam RAPBN 2015 asumsinya sekitar 5,5 persen.
Saat ini, harga properti residensial untuk semua tipe rumah pada kuartal II 2014, meningkat lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal kedua 2014 itu berada pada level 176,31 atau meningkat 1,69 persen (qtq).
Selain itu, kenaikan harga bahan bangunan mencapai 32,11 persen (qtq) dan upah pekerja yang sebesar 23,09 persen (qtq)." Ini merupakan faktor utama penyebab kenaikan harga properti residensial," kata Victor.
Dia menegaskan, Prioritas Land Indonesia tidak akan terburu – buru menaikkan harga produk propertinya, seperti Apartemen K2 Park di Gading Serpong dan Indigo Bekasi, baik menjelang kenaikan maupun pasca kenaikan harga BBM. "Untuk menghadapi kenaikan harga tersebut, perseroan akan menawarkan berbagai promo," katanya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Klaim Harga Beras Turun, BPS Ungkap Fakta Lain
BPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaDirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya
Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca SelengkapnyaInsentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR
Di akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga BBM per 1 Februari Naik Lagi, Cek Daftarnya di Sini
Harga BBM kembali mengalami kenaikan per Februari 2024.
Baca SelengkapnyaBeras Mahal dan Langka, Begini Strategi Bapanas Turunkan Harga
Kenaikan harga beras saat ini telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca Selengkapnya10 Negara dengan Harga BBM Termahal di Dunia
Setiap negara memiliki tingkat kemahalan bahan bakarnya. Berikut adalah daftar 10 negara dengan harga bahan bakar termahal.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Tegaskan Pemerintah Tak akan Naikkan Harga BBM
Jokowi meny ampaikan usai menggelar rapat internal di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnya