Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Banyak perusahaan asuransi diakui 'gali lubang tutup lubang'

Banyak perusahaan asuransi diakui 'gali lubang tutup lubang' Asuransi. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengakui banyak perusahaan asuransi yang melakukan praktik "gali lubang tutup lubang". Dimana, tuntutan klaim untuk asuransi tertentu dipenuhi dari pembayaran premi produk asuransi yang lain.

"Perusahaan yang bermasalah salah satu penyebabnya karena melakukan penjualan polis dengan harga yang sangat tidak wajar. Preminya sudah tidak cukup menutupi risiko, mereka kemudian melakukan subsidi silang, itu sudah fakta," ujar Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Cornelius Simanjuntak disela-sela acara sosialisasi peraturan baru terkait premi asuransi oleh Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta, Rabu (15/1).

Cornelius menegaskan, model subsidi silang sudah tidak bisa lagi diterapkan oleh perusahaan asuransi. Soalnya, jika terjadi banjir klaim, perusahaan asuransi berpotensi mengalami gagal bayar.

"Untuk bayar klaim mobil diambil dari premi properti. Sekarang terjadi klaim akibat banjir, dari mana lagi duitnya? kalau tutup yang dirugikan masyarakat," kata Cornelius.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani. Dia menyatakan kebiasaan perusahaan asuransi di Indonesia yang memberikan premi ringan demi meraup polis sudah tak bisa lagi dipertahankan. Ini membuat struktur industri asuransi tidak sehat, menyusul terjadinya penutupan perusahaan asuransi karena bangkrut beberapa tahun terakhir.

"Tarif acuan premi ini untuk kepentingan masyarakat tertanggung, jangan lagi lakukan premi rendah yang malah membahayakan konsumen," ujarnya.

Menurut Firdaus, sebenarnya, pemerintah sudah pernah mencoba mengatur tarif premi asuransi sejak era 1980-an. Namun banyak perusahaan asuransi membandel karena ingin mengejar keuntungan dengan cara memiliki banyak nasabah alias pemegang polis.

Kini, OJK telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 6/D.05/2013 yang mengatur batas bawah dan atas premi asuransi. Berlaku mulai 1 Februari mendatang.

Semisal, tarif premi asuransi pergudangan batas bawahnya ditetapkan 2 persen dan batas atas 2,24 persen. Sedangkan properti seperti apartemen atau komplek pertokoan, premi asuransinya dipatok minimal 0,38 persen dan maksimal 0,42 persen.

Kemudian, premi banjir atau bencana lainnya, seperti kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi, sampai tsunami, dipatok 0,005 persen-0,55 persen dari tarif premi murni, ditambah biaya administrasi dan keuntungan.

Khusus asuransi kendaraan bermotor, terjadi perubahan seiring kehadiran mobil murah ramah lingkungan (LCGC). Ada penaikan biaya pengajuan klaim yang harus ditanggung pemegang polis sebesar Rp 100 ribu dari Rp 200 ribu menjadi Rp 300 ribu.

(mdk/yud)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
10 Jenis Asuransi dan Manfaatnya, Simak Kelebihan dan Kekurangannya

10 Jenis Asuransi dan Manfaatnya, Simak Kelebihan dan Kekurangannya

Penjelasan mengenai 10 jenis asuransi yang penting untuk dipahami.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Asuransi Ini Cairkan Klaim Nasabah Rp258 Miliar Sepanjang 2023

Perusahaan Asuransi Ini Cairkan Klaim Nasabah Rp258 Miliar Sepanjang 2023

Pemenuhan klaim tutup usia kepada ahli waris nasabah senilai Rp1,5 miliar jadi bukti konsistensi perusahaan asuransi.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati! Tidak Semua Korban Kecelakaan Lalu Lintas Bisa Klaim Asuransi, Ini Alasannya

Hati-Hati! Tidak Semua Korban Kecelakaan Lalu Lintas Bisa Klaim Asuransi, Ini Alasannya

Tidak semua korban kecelakaan lalu lintas bisa mendapatkan asuransi dari Jasa Raharja.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jemaah Meninggal saat Berhaji Bisa Klaim Asuransi Hingga Rp135 Juta

Jemaah Meninggal saat Berhaji Bisa Klaim Asuransi Hingga Rp135 Juta

Bentuk asuransi yang diberikan bukan hanya perlindungan jiwa saja, tetapi perlindungan kecelakaan.

Baca Selengkapnya
Upaya Pemerintah Membantu Publik Memahami Pentingnya Perlindungan Asuransi

Upaya Pemerintah Membantu Publik Memahami Pentingnya Perlindungan Asuransi

Angka di tahun 2023 tergolong rendah dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Singapura dan Malaysia.

Baca Selengkapnya
Premi Asuransi Kendaraan Listrik Lebih Mahal dari Kendaraan Bensin, Begini Penjelasan OJK

Premi Asuransi Kendaraan Listrik Lebih Mahal dari Kendaraan Bensin, Begini Penjelasan OJK

Pemegang polis kendaraan listrik mengeluh karena biaya premi lebih mahal dari kendaraan konvensional.

Baca Selengkapnya
Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024

Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024

Tren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.

Baca Selengkapnya
Masa Depan Tak Ada yang Tahu, Sudahkah Menyiapkan Perlindungan Finansial yang Tepat Buat Diri Sendiri dan Keluarga?

Masa Depan Tak Ada yang Tahu, Sudahkah Menyiapkan Perlindungan Finansial yang Tepat Buat Diri Sendiri dan Keluarga?

Penting bagi setiap individu dan keluarga untuk memastikan mereka dilindungi secara memadai dengan asuransi jiwa seumur hidup.

Baca Selengkapnya
Data Terbaru: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK

Data Terbaru: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK

Ogi menuturkan, pengawasan khusus dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat memperbaiki kondisi keuangannya untuk kepentingan pemegang polis.

Baca Selengkapnya