Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Banyak Negara Tinggalkan Dolar AS, Orang Kaya Dunia Warren Buffett Angkat Suara

Banyak Negara Tinggalkan Dolar AS, Orang Kaya Dunia Warren Buffett Angkat Suara Warren Buffett. ©Jamie McCarthy / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP

Merdeka.com - Pengusaha sekaligus orang terkaya nomor lima dunia, Warren Buffett optimis mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) tidak tergantikan sebagai mata uang cadangan dunia. Pernyataan ini merespons peningkatan kampanye dedolarisasi di berbagai belahan dunia.

Diketahui, dedolarisasi merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan penggunaan mata uang dolar AS atau USD dalam setiap transaksi. Belakangan gerakan ini terus menggema di sejumlah negara.

"Dolar AS tidak berisiko kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan dunia," ungkapnya dilansir melalui laman markets.businessinsider.com di Jakarta, Jumat (19/5).

Dalam pertemuan tahunan perusahaannya, Buffet terdengar tidak peduli tentang risiko ‘de-dolarisasi’. Dia juga tidak khawatir dengan upaya negara lain yang ingin mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

"Kami (dolar AS) adalah mata uang cadangan, saya tidak melihat opsi untuk mata uang lain untuk menjadi mata uang cadangan," katanya.

Sebaliknya, Buffett justru merasa khawatir dengan pengeluaran besar pemerintah yang berpotensi menghancurkan ekonomi AS. Dia memperingatkan pemerintah AS agar tidak mengikis nilai dolar dengan membelanjakan terlalu banyak dan memicu inflasi.

"Kita harus sangat berhati-hati. Sangat sulit untuk melihat bagaimana Anda pulih begitu Anda membiarkan jin keluar dari botol dan orang-orang kehilangan kepercayaan pada mata uangnya," jelasnya.

Diketahui, lonjakan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) telah menekan konsumen dan bisnis. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan kegagalan bank lebih lanjut dan krisis kredit, serta memicu kekhawatiran akan resesi akhir tahun ini. 


Yuan Berpotensi Gantikan Dolar AS Sebagai Mata Uang Dunia

Menyadur laman South China Morning Post, Kamis (18/5), Yuan diprediksi sebagai kandidat utama mata uang pengganti Dolar AS di Masa depan. Ini tak lepas dari peran aktif Pemerintah China untuk terus meningkatkan penggunaan mata uang Yuan di luar negeri sejak beberapa tahun lalu.

"Beijing terus mengirim pesan yang jelas seperti yang telah terjadi selama bertahun-tahun, bahwa meningkatkan penggunaan mata uangnya di luar negeri, yuan, adalah prioritas, terutama dalam menghadapi hegemoni dolar AS," tulis surat kabar asal Hong Kong tersebut.

Pemerintah China berambisi kuat untuk meningkatkan daya tarik yuan sebagai alternatif dalam perdagangan internasional dan sebagai mata uang cadangan. Tak heran, kini China mengalami peningkatan porsi mata uangnya yang digunakan dalam pembiayaan perdagangan, pembayaran internasional, transaksi valuta asing, dan aset cadangan bank sentral.

Terlebih, kini semakin banyak negara yang membuang surat utang US Treasury mereka, meningkatkan cadangan emas mereka dan menyelesaikan perdagangan bilateral dalam mata uang lokal. Pada bulan Maret 2023, yuan menjadi mata uang yang paling banyak digunakan untuk transaksi lintas batas di China, menyalip dolar untuk pertama kalinya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pesan Orang Kaya Dunia: Uang Tak Bisa Membeli Waktu dan Uang Bukan Sumber Kebahagiaan

Pesan Orang Kaya Dunia: Uang Tak Bisa Membeli Waktu dan Uang Bukan Sumber Kebahagiaan

Miliarder ini menyarankan agar para anak muda bisa mencari pekerjaan yang disukainya dibanding harus mencari pekerjaan dengan gaji yang tinggi.

Baca Selengkapnya
Lebih Perkasa dari Dolar AS, Begini Sejarah Dinar Kuwait Jadi Mata Uang Termahal di Dunia

Lebih Perkasa dari Dolar AS, Begini Sejarah Dinar Kuwait Jadi Mata Uang Termahal di Dunia

Ternyata dolar bukanlah mata uang terkuat di antara 180 mata uang yang diakui sebagai alat pembayaran sah di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Daftar Terbaru 5 Orang Terkaya Dunia, Tersebar Hampir di Semua Benua

Daftar Terbaru 5 Orang Terkaya Dunia, Tersebar Hampir di Semua Benua

Elon Musk menjadi orang terkaya kedua di dunia dengan total kekayaan USD201,7 miliar atau setara dengan Rp3,1 kuadriliun.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Konglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik

Konglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik

Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal

Ternyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal

Transaksi dalam mata uang asing melibatkan risiko nilai tukar.

Baca Selengkapnya