Bank sentral China pangkas suku bunga, gubernur BI sebut angin segar
Merdeka.com - Bank Indonesia menyambut baik kebijakan Bank Central China memangkas suku bunga acuannya. Bank sentral China memangkas suku bunga acuannya 25 basis poin menjadi 4,6 persen. Kebijakan ini dinilai sebagai angin segar bagi perekonomian China dan berpotensi berdampak positif ke Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjelaskan, dengan kebijakan ini diharapkan meningkatkan gairah ekonomi negara tirai bambu tersebut. Diharapkan berdampak pada penguatan Yuan.
"Kami melihat keunikan pasar keuangan global terus kita waspadai, kita lihat policy rate (China) diturunkan akan terjadi penguatan Yuan, ini mengundang bahwa penurunan bunga di China akan membaut pertumbuhan ekonominya lebih baik," ungkapnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (25/8).
Pemerintah China mematok pertumbuhan ekonomi tahun ini 6,3 persen. Agus Marto melihat Kebijakan yang dikeluarkan Bank sentral China sebagai langkah mencapai target tersebut.
Mantan menteri keuangan era SBY ini meyakini, kebijakan China ini bakal mendorong perbaikan kondisi perekonomian nasional. Terutama di sektor perdagangan. Sebab selama ini volume perdagangan Indonesia dan China cukup besar.
"Jadi bagi Indonesia harapkan volume ekspor akan terjaga dan kita harapkan akan ada penyesuaian harga komoditas yang lebih baik," tutup Agus.
Seperti diketahui, penurunan suku bunga oleh Bank Central China terakhir dilakukan pada November 2014. Tahun ini, pemangkasan suku bunga dilakukan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi China yang mulai melambat.
Bank sentra China juga memangkas Reserve Requirement Ratio (Rasio Cadangan Wajib) sebesar 50 basis poin sehingga perbankan setempat punya banyak dana untuk menyalurkan kredit.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnya