Bank Indonesia: Konsumsi Rumah Tangga RI Masih Bagus Meski Tidak Kuat
Merdeka.com - Direktur eksekutif departemen komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko menyebut bahwa konsumsi di Indonesia masih positif di tengah gejolak ekonomi global. Seperti konsumsi rumah tangga yang terus tumbuh positif sejak tahun 2017.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga di kuartal II-2019 mencapai 5,17 persen, meningkat dari periode sebelumnya yang mencapai 5,02 persen. Angka ini juga masih lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya (yoy) yang sebesar 5,16 persen.
"Konsumsi rumah tangga menurut BI masih bagus meskipun tidak kuat. Karena rata-rata bisa di angka 5 persen. Tapi kalau dilihat trennya dari 2017 ini kan terus meningkat. Ini artinya konsumsi rumah tangga masih mampu untuk spending," kata Onny di Bali, Jumat (27/9).
Sementara itu, konsumsi lembaga nonprofit juga masih positif di 15,27 persen, angka ini menurun dari periode sebelumnya di 16,95 persen. Hal ini dikarenakan, pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit ditunjang oleh masa pemilu.
"Ini naik karena kemarin ada pemilu. Tapi sudah tidak naik-naik lagi karena sudah tidak ada pemilu," imbuhnya.
Selain itu, konsumsi pemerintah juga terus meningkat. Pada kuartal II-2019, konsumsi pemerintah mencapai 8,23 persen, meningkat dari kuartal sebelumnya di 5,21 persen. Menurutnya, peningkatan ini didorong oleh program bantuan sosial (bansos) yang terus digalakkan oleh pemerintah.
"Dari tahun ke tahun bansosnya dinaikin terus sehingga ini berpengaruh terhadap konsumsi. Jari kalau dilihat dari konsumsi ini masih menarik," jelasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tren permintaan properti oleh generasi milenial tengah mengalami lonjakan. Minat generasi milenial dalam membeli rumah tapak mencapai 64,4 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca SelengkapnyaKehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS mencatat beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.
Baca SelengkapnyaBermula dari memajang kue di status, ibu rumah tangga ini raup cuan hingga puluhan juta rupiah.
Baca Selengkapnya