Bank Dunia sebut dampak paket kebijakan Jokowi baru terasa di 2016
Merdeka.com - Bank Dunia memperkirakan tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5,3 persen, atau lebih baik dari prediksi tahun ini 4,7 persen. Hal ini dikarenakan dampak paket kebijakan ekonomi pemerintah baru bereaksi tahun depan.
"Prediksi tahun depan tumbuh 5,3 persen," ujar Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop, di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Senin (5/10).
Menurutnya, paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Joko Widodo (Jokowi), berdampak pada naiknya belanja infrastruktur pemerintah hingga investasi swasta.
"Konsumsi domestik juga mempengaruhi rebound, ada juga paket kebijakan ekonomi yang fokus untuk mendorong investasi dan ekspor," jelas dia.
Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Axel van Trotsenburg, menambahkan untuk saat ini Bank Dunia menilai pemerintah perlu menelurkan berbagai kebijakan reformasi struktural dalam mengatasi perlambatan. Fokusnya tetap pada pembangunan berkelanjutan, jangka panjang dan inklusif.
Reformasi yang diperlukan termasuk perbaikan kebijakan pada keuangan, ketenagakerjaan dan pasar produk seperti halnya perbaikan transparansi dan akuntabilitas.
"Kebijakan-kebijakan ini akan menyakinkan investor dan pasar, dan membantu mempertahankan pertumbuhan yang dapat mempercepat pengentasan dari kemiskinan," jelas Axel.
Menurutnya, produsen komoditas seperti Indonesia, Malaysia, dan Mongolia akan mengalami pertumbuhan yang lebih perlahan dan pendapatan negaranya akan menurun, akibat adanya penurunan harga komoditas global.
"Tren perlambatan semakin meluas di negara-negara berkembang, khususnya negara produsen komoditas karena harga komoditas yang melemah," ucap Axel.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPadahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid
Baca SelengkapnyaPrabowo bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi tinggi ini hasil kajian dari tim khususnya.
Baca SelengkapnyaUntuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca Selengkapnya