Bank Danamon Prediksi Pengetatan Likuiditas Perbankan Berlanjut di 2019
Merdeka.com - Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk Wisnu Wardana menyebutkan kondisi perbankan di tahun 2019 diprediksi tidak jauh berbeda dengan tahun ini. Dia pun memproyeksikan likuiditas masih akan mengalami pengetatan di tahun depan.
Dia menjelaskan, kondisi tersebut tidak lepas dari situasi pasar global yang penuh tantangan dan ketidakpastian. Namun, dengan adanya pengetatan likuiditas tersebut diprediksi akan lebih menchalange pertumbuhan kredit pada tahun mendatang yang semakin berat.
"Nah, balik lagi kami setuju seperti yang diucapkan Perbanas kalau pertumbuhan kredit tahun depan semakin berat," kata Wisnu dalam paparan proyeksi ekonomi 2019 di Menara Danamon, Jakarta, Kamis (6/12)
Selain itu, dia menambahkan Bank Danamon juga memprediksi angka pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) khusunya deposito perbankan masih tumbuh melambat hingga tahun 2019 mendatang. Diperkirakan angka pertumbuhan DPK perbankan hanya mencapau kisaran 8 hingga 9 persen saja di 2019.
"Dengan kondisi uang keluar dan deposito perbankan ketat dan berkurang sementara BI dan OJK meng-cap bahwa LDR (loan to deposit ratio) harus 92 persen, pertumbuhan deposito jadi gak tinggi sekitar 8 persen hingga 9 persen," ujarnya.
LDR adalah parameter untuk melihat ketersediaan dana (likuiditas) bank untuk memenuhi penyaluran kreditnya. Berdasarkan Peraturan No. 17/11/PBI/2015, mengatur bahwa batas bawah LDR, yang kemudian berubah menjadi LFR sebesar 78 persen sedangkan batas atasnya ditetapkan sebesar 92 persen.
Mengutip data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah merilis data per September 2018, kredit perbankan sudah tumbuh 12,96 persen. Sementara DPK hanya tumbuh 6,6 persen. Hal ini membuat loan to deposit ratio (LDR) menyentuh 94 persen.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPenyelesaian ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN yang berdampak pada peningkatan kinerja Perseroan.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaPeluncuran e-money ini tidak hanya untuk mendukung pembangunan IKN saja, melainkan ini sebagai langkah Mandiri untuk melakukan transformasi digitalisasi.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca Selengkapnya