Banding anak usaha Asian Agri ditolak pengadilan pajak
Merdeka.com - Permohonan banding, anak usaha Asian Agri, PT Mitra Unggul Pusaka terkait pembayaran pajak kurang bayar ditolak pengadilan pajak. Atas keputusan itu, perusahaan wajib melunasi keseluruhan tunggakan pajak dan sanksi yang mencapai Rp 48 miliar.
Hal tersebut diungkapkan Kasubdit Banding dan Gugatan I Direktorat Keberatan dan Banding, Dirjen Pajak, Max Darmawan di Kantor Pengadilan Pajak, Jakarta. Menurutnya, pengadilan menolak banding tujuh sengketa.
"Tadi dari putusan yang dibacakan hakim ketua dari 7 sengketa yang diajukan banding dinyatakan ditolak," katanya di Jakarta, Jumat (23/1).
Menurut Darmawan, PT Mitra Unggul Pusaka sudah membayarkan tunggakan pajak minimal 50 persen. Sebab, kebijakan tersebut merupakan syarat untuk mengajukan banding ke pengadilan.
"Karena syarat formal kalau mau mengajukan banding putusan DJP, jalan satu-satunya ke Pengadilan Pajak, itu syaratnya harus bayar 50 persen dari Rp 48 miliar tadi," jelasnya.
Dengan putusan tersebut maka menambah daftar anak perusahaan Asian Agri yang dibacakan putusan bandingnya dari total 14 perusahaan. Beban tunggakan yang harus dibayarkan PT Mitra Unggul Pusaka tersebut adalah hasil sengketa pajak perusahaan pada 2002 hingga 2005.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaPemuda 30 tahun ini sempat merasakan jatuh bangun saat membangun usaha ternak ayam kampung ini.
Baca SelengkapnyaSatu pelaku pemerkosaan terhadap seorang wanita di Danau Mawang diamankan berinisial AR.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cara didikan orang tua menentukan keberhasilan anak di masa depan.
Baca SelengkapnyaPerusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaOtorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaKebun sawit terbesar di dunia seluas 586 ribu Ha dan diharapkan menyentuh 708 ribu Ha dalam satu dasawarsa.
Baca SelengkapnyaPria ini masuk barisan orang terkaya di Indonesia. Siapakah sosoknya?
Baca Selengkapnya