Bali lebih dulu kenalkan redenominasi rupiah
Merdeka.com - Kick off sosialisasi rencana penerapan kebijakan penyederhanaan mata uang atau redenominasi rupiah yang dilakukan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, seolah menandakan keseriusan pemerintah dan bank sentral akan kebijakan ini.
Sosialisasi menjadi bagian yang paling penting dalam proses kebijakan redenominasi. Sebab, harus diakui banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami konsep dalam redenominasi. Ada yang menganggap dan menyamakan redenominasi dengan sanering (pemotongan nilai mata uang).
Beberapa pihak menganggap wajar jika masyarakat kebingungan soal wacana ini. Tidak hanya masyarakat awam, para bankir pun akhirnya dimaklumi jika masih diliputi kebingungan soal redenominasi.
Tapi ternyata, masyarakat di Bali sudah lebih dulu mengenal redenominasi atau penyederhanaan mata uang. "Kalau di Bali, sudah lama menghilangkan tiga nol dan mengganti dengan huruf K," ungkap pengamat mata uang Farial Anwar kepada merdeka.com, Sabtu (26/1).
Sebagian dari Anda mungkin pernah melihat daftar produk atau barang yang di akhir nominal menggunakan huruf K. Farial mengatakan, penggunaan huruf K diadopsi dari budaya asing yang terbiasa menyederhanakan untuk satuan ribuan. "Itu caranya orang barat sederhanakan. Lihat saja data-data ekonomi, laporan keuangan. Itu maksudnya ribuan," kata Farial.
Dia sendiri memiliki pengalaman dengan penggunaan huruf K untuk menyederhanakan harga. Pada mulanya, dia tidak mengerti maksud penggunaannya. Namun setelah diberikan penjelasan bahwa huruf tersebut adalah pengganti satuan ribuan, dia baru memahami.
"Tapi itu budaya barat dan tidak cocok untuk kita. Kalau kita pakai huruf K juga, lalu ini ada redenominasi, masyarakat akan tambah bingung," jelasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaBank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp1,15 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran di Bali Nusra
Langkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaParah! Sopir Taksi di Bali Terekam Peras 2 Bule USD50, Tak Diberi Ancam Pakai Pisau
Dua turis itu berulang kali meminta untuk turun, tetapi mobilnya terus melaju sambil memalak dua bule.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
8 April Memperingati Hari Balita Nasional, Berikut Tujuannya
Hari Balita Nasional, sebuah hari yang khusus didedikasikan untuk memfokuskan perhatian pada generasi terkecil namun paling penting bagi masa depan.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaRektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali
Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tarik Utang Rp407 Triliun Sepanjang 2023
Sri Mulyani menjabarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 sebesar Rp308,7 triliun.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan di Balik Aturan Turis Asing Wajib Bayar Rp150.000 untuk Masuk Bali Berlaku Mulai Besok
Dengan pungutan wisman itu, Pemprov Bali memiliki ruang fiskal termasuk untuk membenahi daya tarik wisata, infrastruktur, jalan hingga promosi pariwisata.
Baca Selengkapnya