Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Atasi krisis ekonomi, pemerintah disarankan urus utang swasta

Atasi krisis ekonomi, pemerintah disarankan urus utang swasta konpers Hatta di Kantor Presiden. ©Rumgapres/abror rizki

Merdeka.com - Ekonom Iman Sugema memandang, Indonesia sudah mengalami krisis ekonomi, baik di sektor keuangan maupun sektor riil. Sebagai antisipasi agar dampaknya tidak semakin parah hingga 3 tahun ke depan, dia punya usul kepada pemerintah, terutama buat memperkuat neraca pembayaran.

Salah satu dampak krisis yang terlihat adalah anjloknya mata uang Rupiah. Dia menilai, hal itu ada kaitannya dengan jumlah utang swasta yang semakin hari semakin besar. Padahal, akumulasi dolar membahayakan nasib perusahaan dalam negeri.

"Kita harus mengupayakan agar utang-utang swasta tidak menyebabkan mereka bangkrut secara finansial. Karena kewajiban utang luar negeri besar, kemudian perusahaan-perusahaan swasta kita pinjam dalam dolar, penghasilan Rupiah, harus dipikirkan supaya tidak bangkrut," ujarnya dalam diskusi Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta, Kamis (24/10).

Ekonom dari Lembaga EC-Think ini meminta Kementerian Keuangan aktif melobi kreditur perusahaan asing di luar negeri supaya memperpanjang tenor (jatuh tempo) pembayaran utang. Dia menilai, pemerintah selama ini memandang utang swasta sebagai beban, dan skeptis karena menganggap pengusaha hanya butuh negara untuk dana talangan.

"Biasanya para birokrat di kemenkeu dan BI sangat gatel dengar utang swasta, yang dipandang selalu minta bailout. Sekarang ini yang diperlukan meyakinkan kreditur supaya mereka memperpanjang tenor-nya," kata Iman.

Bank Indonesia dalam laporan bulan lalu juga membenarkan besarnya utang swasta. Hingga September 2013, utang luar negeri swasta didominasi oleh korporasi non bank yang mencapai USD 111,6 miliar atau 83,3 persen. Sisanya, USD 22,3 miliar merupakan utang luar negeri swasta bank. Nominal itu lebih besar dari utang pemerintah sebesar USD 125,6 miliar.

Rata-rata yang waktu jatuh temponya pendek adalah utang perbankan, mencapai 65,7 persen dari total utang luar negeri perusahaan swasta bank.

Langkah lain agar sektor keuangan dalam negeri lebih sehat adalah mengubah status perusahaan multinasional besar di Tanah Air, jadi investor khusus. Diharapkan, pemberian keistimewaan ini membuat mereka tidak melarikan labanya ke luar negeri, yang bisa menggerus kebutuhan dolar.

"Repatriasi modal perusahaan multinasional, itu lebih besar dibandingkan jumlah arus modal asing. Setiap tahun kita harus mengeluarkan USD 25 miliar untuk repatriasi. Kalau bisa, ciptakan status investor diistimewakan. Intinya untuk menjaga uang mereka tidak keluar," kata Iman.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga

Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga

Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar

Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar

Menurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya
Tak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini

Tak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini

Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.

Baca Selengkapnya
Jokowi Senang Banyak Investor Swasta Masuk IKN

Jokowi Senang Banyak Investor Swasta Masuk IKN

Menurutnya, optimisme swasta berperan untuk menggerakan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya
Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023

Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023

Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan

Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan

Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.

Baca Selengkapnya