Atasi defisit transaksi berjalan, Wapres JK usul setop impor Ferrari Cs
Merdeka.com - Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK), mengatakan cara mudah menekan defisit transaksi berjalan dengan menaikkan ekspor dan mengurangi impor. Salah satu caranya dengan mengurangi impor barang-barang mewah.
"Defisit neraca berjalan teori mudahnya gampang, menaikkan ekspor mengurangi impor, tapi ini perlu upaya," ujar Wapres JK di Hotel Arya Duta, Jakarta, Kamis (2/8).
"Saya mengusulkan sudah kita hentikan impor mobil yang di atas 3000 cc. Tak usah impor ferrari, tak usah impor lamborghini contohnya macam-macam. Itu supaya mengurangi faktor-faktor impor tadi," sambungnya.
Wapres JK melanjutkan, selain itu pemerintah juga mengurangi pembangunan proyek infrastruktur yang memiliki ketergantungan besar terhadap impor.
"Kita sekarang berusaha misalnya mengurangi luxuries, proyek infrastruktur itu komponennya jangan diimpor semua. Yang banyak itu listrik itu banyak komponen impornya hampir seluruhnya. Ini akan diklasifikasikan untuk mengurangi impornya," jelasnya.
Pemerintah sendiri, menurut Wapres JK, telah mengambil keputusan untuk meningkatkan ekspor kelapa sawit. Akan tetapi, dia melanjutkan realisasi ekspor kelapa sawit ini memang tidak mudah. Sebab, menghadapi pembatasan dari Eropa.
"Dalam keadaan begini kita misalnya ingin meningkatkan ekspor sawit tapi di Eropa ada pembatasan maka terpaksa kita ancam juga Eropa. Kita berhenti beli airbus begitu kita ancam langsung seluruh duta besarnya datang untuk mengklarifikasi. Akhirnya sawit itu ditunda lah pelaksanaan (pembatasan) nya," jelasnya.
Pemerintah juga akan menggandeng pengusaha agar membawa seluruh devisa ekspornya ke dalam negeri. Di mana data Kementerian Koordinator Perekonomian menunjukkan masih 80 persen devisa ekspor yang di bawa kembali ke Indonesia.
"Menurut Menko Perekonomian, dari ekspor kita hanya 80 persen yang devisanya masuk ke Indonesia dan tidak lama keluar lagi. Jadi mungkin diperlukan suatu sikap yang jelas, bahwa semua ekspor itu harus masuk devisanya," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaDapat Izin dari Pemerintah, Bulog Bebas Impor Beras Sepanjang 2024
Bulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.
Baca SelengkapnyaIndef: Capres dan Cawapres Tak Beri Solusi Jitu, Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam?
Ide yang dikemukakan oleh para pasangan capres-cawapres dalam debat KPU belum membumi bagi masyarakat luas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Diresmikan Jokowi, Proyek Sistem Irigasi Gumbasa Telan Dana Rp256 Miliar Bisa Mengairi Sawah 12 Desa
Proyek sistem irigasi tersebut bermanfaat untuk mengairi sawah di 12 desa dan meningkatkan indeks Pertanaman (IP) di Kabupaten Sigi.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag
Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaKetahui Daftar Barang Impor yang Diizinkan Masuk Bea Cukai
Pemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca SelengkapnyaPotret Terkini di Pelabuhan Merak: Cuaca Cerah, Kendaraan Pemudik Masih Mengular Panjang
Dermaga eksekutif menjadi pilihan bagi pemudik perjalan kaki, karena akses yang cukup dekat dari terminal terpadu Merak.
Baca Selengkapnya4 Hari Jelang Pencoblosan, Ini Hasil Survei Terbaru
Sejumlah lembaga survei memotret elektabilitas atau tingkat keterpilihan capres dan cawapres empat hari menjelang pencoblosan.
Baca Selengkapnya