Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Askrindo Genjot Bisnis Retail hingga Fintech

Askrindo Genjot Bisnis Retail hingga Fintech Asuransi. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - PT Asuransi Kredit Indonesia terus berupaya mengembangkan produk bisnis sesuai dengan perkembangan industri dan kebutuhan masyarakat, sehingga tetap bisa membukukan kinerja positif di tengah pandemi Covid-19. Hal ini, diiringi dengan peningkatan tata kelola perusahaan yang semakin baik.

Asuransi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini tengah berupaya mengembangkan produk-produk retail melalui asuransi umum, hingga merambah asuransi bisnis financial technology (fintech). Di samping itu terus menggenjot fokus utamanya di bisnis komersial dan korporasi, sehingga semakin melengkapi keberagaman produk dan layanan yang diberikan.

"Kami terus berupaya melakukan diversifikasi produk, sesuai dengan perkembangan digital yang semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir ini," papar Kepala Divisi Pemasaran Digital Askrindo, Ardian Brahmana, Jakarta, Selasa (23/3).

"Produk yang kami tawarkan sudah berbasis digital sehingga kami tidak perlu lagi secara langsung harus bertemu dengan mitra bisnis atau perorangan, proses underwriting hingga pengajuan klaim juga semakin mudah, tanpa mengesampingkan prinsip kehati-hatian," tambahnya.

Sejak kuartal III 2020, Askrindo semakin aktif menggenjot bisnis retailnya antara lain melalui asuransi kebakaran, kecelakaan hingga perjalanan, dengan total pemegang polis hingga awal Maret mencapai sekitar 21.000 polis dan nilai pertanggungan sekitar Rp24 miliar.

Layanan produk retail ini bisa langsung dibeli secara online di website Askrindo dengan proses yang mudah serta proses klaim yang tidak berbelit-belit karena telah ditopang oleh sistem teknologi yang lebih canggih.

Selain menggenjot bisnis retail, anak usaha Indonesia Financial Group ini, juga mendongkrak bisnis fintech yang semakin menjamur di Indonesia, baik melalui produk konvensional maupun produk produktif dan konsumptif.

Fintech yang diincar oleh Askrindo tentunya yang memiliki track record baik dengan tingkat kolektibilitas tinggi, telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menjadi anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

Hingga saat ini, Askrindo telah bekerja sama dengan 12 fintech besar di Indonesia dengan potensi nilai ekspansi setiap bulannya sekitar Rp10 triliun sebelum masa pandemi dan saat ini nilai ekspansinya perlahan pulih kembali ke kisaran Rp7 triliun per bulannya. Perseroan menargetkan perolehan premi untuk bisnis retail dan fintech bisa mencapai sekitar Rp20 miliar pada akhir 2021.

"Selama masa pandemi memang terjadi peningkatan rasio kredit bermasalah, namun kami telah melakukan mitigasi risiko bersama mitra kami untuk bisa segera menurunkan kredit yang bermasalah sehingga kami bisa tetap menopang permodalan dan usaha mereka," papar Ardian.

Belanja IT Lebih dari Rp200 Miliar

Untuk menopang dan menggenjot seluruh lini bisnisnya, Askrindo dalam 3 tahun terakhir telah melakukan pengembangan teknologi informasi (IT) sehingga mampu bersaing dalam industri 4.0 saat ini, mulai dari peningkatan teknologi itu sendiri, sumber daya manusia, bisnis proses hingga tata kelolanya.

Diharapkan pada tahun ini, seluruh road map yang telah disusun sejak 2018, sepenuhnya mampu diimplementasikan mulai dari pusat, cabang hingga kepada mitra bisnis. Secara keseluruhan untuk pengembangan teknologi, perusahaan menganggarkan belanja modal sekitar Rp250 miliar.

“Pengembangan teknologi ini sangat diperlukan untuk pencatatan produksi yang tepat serta mempercepat analisa underwriting dengan meminimalisi kerugian karena potensi klaim yang lebih besar di masa mendatang bisa dimitigasi, atau dengan kata lain tingkat akurasi analisa semakin tinggi dan dapat dipertanggujawabkan,” papar Kepala Divisi Pengembangan IT Askrindo Rachmad Hidayat.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024
Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024

Tren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.

Baca Selengkapnya
Melihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan
Melihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan

Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan

Baca Selengkapnya
Jual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau
Jual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau

Sejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Setoran Pajak Kripto Capai Rp539 Miliar, Indodax Sumbang Rp200 Miliar
Setoran Pajak Kripto Capai Rp539 Miliar, Indodax Sumbang Rp200 Miliar

Laporan Kementerian Keuangan mencatat total pajak transaksi kripto dari 2022 hingga 2024 mencapai Rp539,72 miliar.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Prabowo Beri Sinyal Bakal Larang Perusahaan BUMN Jalankan Bisnis Hotel
Prabowo Beri Sinyal Bakal Larang Perusahaan BUMN Jalankan Bisnis Hotel

Prabowo menilai, dukungan terhadap keberlangsungan bisnis sektor swasta akan mendorong aliran modal masuk ke Indonesia lebih tinggi lagi.

Baca Selengkapnya
Data Terbaru: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK
Data Terbaru: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK

Ogi menuturkan, pengawasan khusus dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat memperbaiki kondisi keuangannya untuk kepentingan pemegang polis.

Baca Selengkapnya
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?

Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya
Bulog Gandeng Pelindo Tingkatkan Pelayanan Bongkar Muat Komoditas Pangan
Bulog Gandeng Pelindo Tingkatkan Pelayanan Bongkar Muat Komoditas Pangan

Perum Bulog menjalin kerjasama kemitraan strategis bersama Pelindo.

Baca Selengkapnya