Apindo Sambut Baik Upaya BRI Hadirkan Indeks UMKM Pertama di Indonesia
Merdeka.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyambut baik hadirnya indeks usaha mikro, kecil dan menengah untuk mengukur aktivitas bisnis dan ekspektasi para pengusaha. Indeks ini diyakini bisa memacu pelaku UMKM untuk lebih maju dan mendapat sokongan yang tepat dari pemerintah, swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Anggota Dewan Pertimbangan Apindo, Franky Sibarani mengatakan, indeks usaha mikro dan kecil akan berdampak pada semakin banyaknya pelaku UMKM yang naik kelas. Hal tersebut otomatis berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Bagus sekali inisiatif dari BRI, memacu UMKM untuk maju dan lebih banyak yang naik kelas. Semakin banyak UMKM yang terlibat akan lebih baik. Indeks ini bisa dikembangkan nanti, tentu dengan dukungan pemerintah, supaya lebih masif," ujar Franky di Jakarta, Kamis (12/11).
Di sisi lain, lanjut Franky, BMSI merupakan hal yang beda dengan kebutuhan pendataan tunggal UMKM di Indonesia. Menurutnya, kehadiran indeks khusus ini tidak meniadakan kebutuhan akan hadirnya basis data tunggal UMKM.
Oleh karena itu, dia berharap pembuatan basis data UMKM dapat segera dibentuk oleh pemerintah. "Satu data dari Usaha Mikro sampai Usaha Menengah kapasitasnya pasti berbeda. Sehingga akses ke indeks tentu yang Usaha Menengah akan lebih banyak. Sementara pendataan, kita perlu untuk pengembangan Usaha Mikro yang jumlahnya 63 juta. Leadnya harus oleh Kementerian Koperasi dan UKM dan melibatkan semua stakeholder termasuk swasta, serta BUMN," tutupnya.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, BMSI adalah indeks yang dibuat BRI untuk menilai kondisi pelaku UMKM saat ini dan ekspektasi mereka hingga kurun 3 bulan mendatang. Indeks ini terdiri atas dua indikator yakni Indeks Aktivitas Bisnis (IAB) dan Indeks Ekspektasi Aktivitas Bisnis (IEAB).
BMSI sendiri bersifat nasional dan akan dipublikasikan rutin setiap kuartal oleh BRI. Sehingga diharapkan menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan publik, khususnya di UMKM.
"Indeks ini kami launching untuk digunakan sebagai alat ukur aktivitas bisnis UMKM, dan kami buat sebagai bentuk kepedulian BRI terhadap aktivitas UMKM Indonesia, serta menjadi leading indicator pertama di Indonesia yang mengukur aktivitas UMKM," ujarnya.
Bos BRI menambahkan, bagi perseroan BMSI menjadi guidelines dalam menumbuhkan UMKM, terutama dalam menyusun strategi dan pendekatan yang benar terhadap UMKM. Sesuai dengan tujuannya, BMSI dapat juga dijadikan salah satu indikator untuk keperluan monitoring dan early warning system (EWS) terhadap keberlangsungan usaha debitur UMKM.
"Dengan indeks ini kita melihat kira-kira situasi kegiatan UMKM saat ini seperti apa dan ekspektasi 3 bulan ke depan itu seperti apa. Sekarang yang kita baca adalah ekspektasinya UMKM itu positif, akan menggeliat maka kita siapkan produknya, layanan, dan sistem layanannya, supaya approach-nya itu sesuai dengan apa yang dibutuhkan di lapangan. Itu yang saya katakan bahwa BSMI akan menjadi pedoman untuk menumbuhkan UMKM," jelas Sunarso.
Sebagai informasi, berdasarkan publikasi perdana BSMI pada kuartal III tahun ini, terlihat bahwa kondisi pelaku UMKM saat ini sudah mulai bangkit. Indeks UMKM tercatat naik dari 65,5 menjadi 84,4 per September 2020.
Terakhir, BSMI juga merekam ekspektasi pelaku UMKM yang meningkat hingga 109,3 untuk kuartal IV/2020. Peningkatan ini menandakan adanya optimisme pengusaha akan perbaikan kondisi ekonomi mulai akhir tahun ini.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2023-2024 Meningkat, Bertengger di Urutan ke-112
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia naik peringkat dari urutan 114 ke 112
Baca SelengkapnyaBulog Gandeng Pelindo Tingkatkan Pelayanan Bongkar Muat Komoditas Pangan
Perum Bulog menjalin kerjasama kemitraan strategis bersama Pelindo.
Baca SelengkapnyaDirut PNM: Ekosistem Holding Ultra Mikro Jaga Keberlangsungan Pemberdayaan Perempuan Prasejahtera
Laba PNM telah mencapai Rp 1,4 Triliun Rupiah. Tak hanya laba, aset PNM pun ikut tumbuh signifikan dibandingkan 6 tahun silam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaBUMN Pertamina Turun Tangan Bantu UMKM Berdaya Saing Global, Ini Dilakukan Perusahaan
Sejak 2023, Pertamina bersinergi dengan BRI untuk menyalurkan bantuan pinjaman modal usaha kepada UMK binaan.
Baca SelengkapnyaDorong Pelaku UMKM Tembus Pasar Internasional, Perbankan Ciptakan Wadah untuk Menetaskan Bisnis Potensial
Pelaku UMKM diharapkan bukan saja maju di bidang bisnis, tapi dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaDua Perusahaan Dapat Izin Penjamin dan Pengelola Aset Kripto di Indonesia, Industri Beri Tanggapan Begini
Per Januari 2024 terdapat 32 Calon Anggota Bursa yang terdiri dari 29 CPFAK dan 3 Non-CPFAK yang mendaftar di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Bakal Buka Penukaran Uang di Titik Jalur Mudik, Syaratnya Cuma Butuh KTP
Bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca Selengkapnya