Merdeka.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi memperkirakan hanya 20 persen pengusaha akan mencicil Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan 2021 untuk karyawan. Namun, mereka tetap memberikan THR dengan batas kemampuan keuangan perusahaan di tengah kesulitan.

"Ada yang cicil 20 persen, 30 persen, sisanya dibayar habis Lebaran. Terus ada yang terpaksa kasih separuhnya dulu. Mau bagaimana lagi kita semua benar- benar kelimpungan adanya Covid-19. Produksi menurun, omzet drop, ada uang operasional saja sudah bersyukur, tapi mereka semua tetap kompromi sama buruhnya kalau bisa hak-nya dipenuhi dulu," kata Frans Kongi saat diwawancarai di Semarang, Jumat (30/4).

Dia mengungkapkan, dari total 1.600 pengusaha di wilayah Jawa Tengah, memperkirakan terdapat 80 persen di antaranya menyatakan kesanggupannya untuk memberi THR tepat waktu. Sedangkan sisanya 20 persen pengusaha memilih mencicil THR.

"Total 80 persen pasti kasih THR ontime. Sisanya lagi bayar dengan cara dicicil. Mereka harus menjaga komitmen memberikan hak-hak bagi buruh supaya tidak timbul persoalan di kemudian hari," ungkapnya.

Kondisi saat memasuki pertengahan Desember 2020 hingga April 2021, situasi perekonomian yang mulai bergerak positif, sangat cukup disyukuri oleh para pengusaha. Namun seiring waktu berjalan perekonomian nasional mulai pulih.

"Ini karena melihat ada harapan untuk sektor ekonomi terutama yang bergerak di bidang manufaktur. Seperti tekstil, garmen, furniture properti serta makanan dan minuman," jelasnya.

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku telah mengingatkan pada para pengusaha dan perusahaan. Agar segera membayarkan THR para buruh, dengan mengikuti kebijakan dan ketentuan yang telah ditetapkan.

"Sehingga kita harapkan hubungan antara buruh dan pengusahanya bisa berjalan dengan baik. Kita membuka ruang-ruang yang baik," kata Ganjar.