Angka kasus balita pendek dan kematian ibu Indonesia masih tinggi
Merdeka.com - Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menilai Indonesia masih diselimuti permasalahan penderita balita pendek dan tingginya angka kematian ibu. Berkaca pada hal tersebut, Bank Dunia berkeinginan untuk membantu pengentasan kemiskinan guna menekan angka tersebut.
"Dua masalah besar terkait kesehatan di Indonesia yaitu balita pendek (stunting) dan kematian ibu saat persalinan," ujar Jim dalam acara dialog dengan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim tentang Meningkatkan Harapan dan Kesejahteraan di Asia Timur, di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, kemarin.
Jim menilai, sebanyak 37 persen anak di Indonesia mengalami 'stunting' dan angka mortalitas ibu mencapai 190 dari 100.000 kelahiran hidup. "Stunting (balita pendek) tidak hanya mengganggu pertumbuhan anak-anak, tetapi juga merusak kapasitas otak," tuturnya.
Jim menambahkan, dia seakan tidak percaya jika Indonesia yang notabene penduduknya sudah berstatus pendapatan menengah masih terbelenggu oleh kedua permasalahan tersebut.
"Indonesia berhasil sedikit menurunkan angka kematian ibu ini, tapi angkanya masih terlalu tinggi jika dilihat dari status ekonomi Indonesia. Apalagi sesungguhanya perempuan Indonesia mempunyai akses ke pelayanan kesehatan kandungan menyeluruh. Kami sangat ingin membawa pengetahuan global yang kami miliki demi mencari solusi agar Indonesia bisa cepat mengurangi kasus 'stunting' dan kematian ibu," jelasnya.
Meski demikian, Jim tak menampik jika permasalahan balita pendek dan kematian ibu saat persalinan tidak bisa diselesaikan secara menyeluruh lantaran bakal memakan biaya yang tinggi.
"Anak-anak itu dan negara ini akan membayar biaya yang sangat mahal untuk situasi yang sesungguhnya bisa dicegah. Ini bisa dihindari," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Bakal Buka Penukaran Uang di Titik Jalur Mudik, Syaratnya Cuma Butuh KTP
Bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaAntisipasi agar Utang Tetap Dibayar, Petugas Bank Ini Buat Sumpah Nasabah Sebelum Pinjamkan Uang
Sudah banyak kasus di Indonesia yang menunjukkan nasabah lebih galak saat ditagih utang.
Baca SelengkapnyaBanjir Demak, BRI Peduli Salurkan Makanan Saji Tiap Hari
Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Demak.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaWaspada! Bank Indonesia Temukan 363 Uang Lembar Palsu Beredar di Sini
Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Selengkapnya