Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anggota DPR: Keuangan Pertamina Bisa Kolaps Jika Tak Diselamatkan

Anggota DPR: Keuangan Pertamina Bisa Kolaps Jika Tak Diselamatkan Pertamina. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Anggota Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menilai keuangan Pertamina bisa kolaps akhir tahun ini, seiring tingginya harga minyak mentah dunia yang tak sebanding dengan harga jual yang ditetapkan. Selain itu, ada penyaluran subsidi yang tepat sasaran, sehingga juga mempengaruhi beban anggaran pemerintah yang disalurkan ke Pertamina.

"Hari ini Pertamina kalau tak segera ditolong akhir tahun ini colapse, catat ya, kalau tidak segera ditolong, Pertamina kolaps akhir tahun ini," kata dia dalam FGD: Kemerdekaan Energi di Tengah Krisis Global, Kamis (11/8).

Sugeng menyebut, Pertamina perlu taat tehadap aturan dari undang-undang BUMN untuk menjadi perusahaan yang harus untung. Di sisi lain sebagai public service obligation (PSO), lalu tak bisa melakukan aksi korporasi sebagaimana perusahaan yang kejar untung.

Kemudian, sejumlah harga jual bahan bakar minyak dan LPG juga ikut ditentukan pemerintah dan BPH Migas. Sementara, dari sisi harga minyak mentah dunia, Sugeng menyoroti adanya perbedaan yang tinggi antara harga acuan indonesia (ICP) yang ditetapkan dalam APBN dan harga internasional. Harga minyak di dunia telah tembus sekitar USD 110 per barel.

"Di BBM, hari ini pertalite harga prduksinnya Rp 17.300, Pertamina hanya jual Rp 7.600, demikian juga di Petamax, (kadar) RON 92, Pertamina hanya jual Rp 12.500, karena biaya produksinya kurang," ujar dia.

Jika dibandingkan dengan BBM yang setara di perusahaan swasta, harganya jauh lebih mahal. Misalnya, Shell 90 setara Pertalite dijual Rp 17.000-an, sementara Shell 92 setara Pertamax dijual sekitar Rp 18.000-an.

Hal yang sama terjadi di sisi LPG. Sugeng menyebut Pertamina menanggung biaya yang cukup besar dari satu tabung gas LPG. Biaya produksi LPG sebesar Rp 15.000 perkilogram. Sementara, agen penjual hanya membayar dsebesar Rp 4.000 perkilogram, ada selisih Rp 11.000 per kilogram yang ditanggung Pertamina dan pemerintah lewat subsidi dan kompensasi.

"maka setiap kita pertamina mensubsidi, karena sudah melewati harga subsidi yang ada di APBN, itu (selisih) Rp 11 ribu, jadi kalau (tabung LPG) 3 kilogram itu (disubsidi) Rp 33 ribu," terangnya.

Polemik harga BBM ini membawa Sugeng pada kesimpulan. Ada tiga pihak yang menurutnya perlu diselamatkan soal kompleksnya harga BBM ini. "Satu, masyarakat, pasti, daya beli masyarakat, kedua APBN kita, ketiga ya BUMN kita. maka dari itu kan Sri Mulyani terakhir menyampaikan tolong kurangi ketat betul untuk konsumsi BBM," bebernya.

Sugeng merinci, kalau subsidi yang saat ini dilakukan masih belum tepat sasaran. Maka dia meminta perlu ada skema baru pemberian subsidi. Menurutnya, ketidaktepatan subsidi BBM mencapai hampir 70 persen atau sekitar 62 persen, dengan penyaluran tepat sasaran hanya 38 persen. Ini mencakup subsidi terhadap Solar dan Pertalite.

Sementara, untuk LPG subsidi tidak tepat sasaran mencapai 42 persen. "Semua orang kan nenteng gas 3 kilogram, padahal kan gas 3 kilogram itu hanya untuk orang yang tak mampu," ujarnya.

Dia menilai subsidi BBM hanya menyasar kendaraan roda dua, angkutan kota, dan truk dengan roda empat. Alasannya, jika mengacu pada besaran CC mobil, belum tentu akan tepat sasaran. "Kalau dengan pendekatan dibawah CC 1500, bayangkan kalau 1 keluarga punya dua mobil, apa itu layak untuk disubsidi?," ujarnya.

Reporter: Arief Rahman H.

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Kondisi Ekonomi AS yang Mengecewakan
Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Kondisi Ekonomi AS yang Mengecewakan

Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Pertamina Salurkan Rp141 Miliar untuk 5.116 UMKM, Paling Banyak di Jawa Tengah
Pertamina Salurkan Rp141 Miliar untuk 5.116 UMKM, Paling Banyak di Jawa Tengah

Penyaluran tertinggi dana PUMK diberikan kepada 950 UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp27,7 miliar, disusul Jawa Barat Rp20,1 miliar.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan Pertamina Tahan Harga BBM di Tengah Mahalnya Harga Minyak Dunia
Ternyata, Ini Alasan Pertamina Tahan Harga BBM di Tengah Mahalnya Harga Minyak Dunia

Harga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan per 1 Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Wamen BUMN Apresiasi Satgas Nataru Pertamina dalam Menjaga Kelancaran Distribusi Energi
Wamen BUMN Apresiasi Satgas Nataru Pertamina dalam Menjaga Kelancaran Distribusi Energi

Wamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.

Baca Selengkapnya
Pertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi
Pertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi

Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.

Baca Selengkapnya
Naik 10 Persen, Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Tembus 566.000 Barel per Hari di 2023
Naik 10 Persen, Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Tembus 566.000 Barel per Hari di 2023

Angka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.

Baca Selengkapnya
Dewan Energi Nasional: PHE Mampu Sejajar dengan Perusahaan Migas Dunia
Dewan Energi Nasional: PHE Mampu Sejajar dengan Perusahaan Migas Dunia

PHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Baca Selengkapnya
Awali Tahun 2024, Pertamina Patra Niaga Sesuaikan Harga Pertamax Series & Dex Series
Awali Tahun 2024, Pertamina Patra Niaga Sesuaikan Harga Pertamax Series & Dex Series

Penyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia.

Baca Selengkapnya
Catat! Kemendag Jamin Harga Minyak Kita Tak Naik Hingga Lebaran 2024
Catat! Kemendag Jamin Harga Minyak Kita Tak Naik Hingga Lebaran 2024

Hal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.

Baca Selengkapnya