Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Amerika siap 'perang' dengan Iran dalam menjual minyak bumi

Amerika siap 'perang' dengan Iran dalam menjual minyak bumi pekerja tambang minyak. shutterstock

Merdeka.com - Iran dan enam negara Barat dipimpin Amerika Serikat beberapa waktu lalu telah berhasil menuntaskan perjanjian terkait teknologi nuklir. Hasilnya, Iran diizinkan memiliki teknologi nuklir untuk tujuan damai. Dengan demikian, sanksi ekonomi yang sejak tiga tahun terakhir menimpa Negeri Para Mullah itu dicabut.

Dicabutnya sanksi ekonomi memungkinkan Iran untuk kembali ke panggung ekonomi dunia dan mengekspor barang termasuk minyak bumi.

Amerika sebagai salah satu negara produsen minyak tidak tinggal diam menanggapi kondisi ini. Senator Amerika Serikat menyiapkan langkah untuk memulai perang dengan Iran dalam penjualan minyak di pasar global.

Senator Republik, Lisa Murkowski mendesak agar RUU larangan ekspor minyak mentah Amerika segera dicabut. Dia menginginkan minyak AS dikirim ke luar negeri sehingga Amerika bisa bersaing dengan Iran. Dengan kata lain, dia mensponsori agar AS dan Iran bersaing di pasar minyak dunia.

Namun hal ini masih dalam perdebatan. Pada sidang komite perbankan senat, Lisa masih mempertanyakan kenapa Amerika Serikat mencabut sanksi Iran sehingga mereka bisa mengekspor minyak mentah. Namun diwaktu bersamaan, Amerika justru melarang ekspor minyak mentah.

"Sekarang ini kita membiarkan Iran ke pasar global dan terlibat dalam penjualan minyak mereka. Ini memungkinkan mereka mengumpulkan sumber daya dan kekayaan dari penjualan ini," ucap Murkowski seperti dikutip dari CNN di Jakarta, Rabu (29/7).

Larangan ekspor minyak di Amerika sudah ada sejak 1970-an. Kebijakan ini diambil untuk menjaga harga gas dan minyak tetap rendah. Selain itu, ini juga untuk menjaga keamanan nasional, khususnya disaat perang. Senator Demokrat dari New Jersey, Bob Menendez berpendapat ini perlu dipertahankan sebagai kunci keamanan energi Amerika.

"Kita harus memastikan dan memegang kunci keamanan energi kita dari pada mengekspor ke dunia," ucap Bob.

Pernyataan Bob langsung dibantah Murkowski. Dia mengatakan Amerika perlu mengekspor minyak sebagai alat diplomatik. "Ini (ekspor minyak) sebagai alat diplomatik untuk menekan Iran," katanya. Perdebatan hingga kini masih terus berlangsung.

Iran memiliki cadangan minyak dan gas terbesar ke-4 di dunia. Amerika menduga, dicabutnya sanksi ekonomi maka Iran akan mengekspor minyak mentah secara besar-besaran ke pasar global. Di kesempatan ini, produsen minyak AS ingin mengekspor minyak ke pasar global untuk mengambil keuntungan.

Ahli energi percaya, harga minyak dunia masih akan terus turun jika Iran menjual minyak mentah ke pasar global. Jika Amerika juga melakukan hal yang sama, maka dipastikan harga minyak dunia akan lebih rendah lagi.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Ada Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Jamin Harga BBM Tak Naik

Ada Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Jamin Harga BBM Tak Naik

Pemerintah menjamin harga BBM di Indonesia tidak akan naik pasca konflik Iran-Israel yang memicu kenaikan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya
Meski Berhubungan Baik, Indonesia Tak Pernah Impor BBM dari Iran, Ini Alasannya

Meski Berhubungan Baik, Indonesia Tak Pernah Impor BBM dari Iran, Ini Alasannya

Pemerintah akui memiliki hubungan baik dengan Iran tapi tak pernah impor BBM dari negara Timur Tengah tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia

Menaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia

Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.

Baca Selengkapnya
Pertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi

Pertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi

Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Khawatir Anggaran Subsidi BBM Bisa Bengkak Imbas Perang Iran Vs Israel

Pemerintah Khawatir Anggaran Subsidi BBM Bisa Bengkak Imbas Perang Iran Vs Israel

Konflik Iran Vs Israel berpotensi menaikkan harga minyak dunia dan subsidi BBM pemerintah bengkak.

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM, Pertamina Masih Tahan Harga

Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM, Pertamina Masih Tahan Harga

Menurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.

Baca Selengkapnya
Naik 10 Persen, Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Tembus 566.000 Barel per Hari di 2023

Naik 10 Persen, Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Tembus 566.000 Barel per Hari di 2023

Angka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.

Baca Selengkapnya
Tahan Kenaikan Harga Bensin Akibat Konflik Iran Vs Israel, Pemerintah Bakal Tambah Subsidi BBM

Tahan Kenaikan Harga Bensin Akibat Konflik Iran Vs Israel, Pemerintah Bakal Tambah Subsidi BBM

Pemerintah berencana menambah anggaran subsidi BBM pasca konflik Iran dan Israel membuat harga minyak dunia naik.

Baca Selengkapnya