Adira Finance Catat Tren Restrukturisasi Melambat Seiring Ekonomi Mulai Menggeliat
Merdeka.com - PT Adira Dinamika Multi Finance TBK mencatat tren restrukturisasi sudah menurun. Sebab, perkembangan perekonomian para kreditur mulai menggeliat kembali.
Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli, mengatakan hal ini lantaran kebijakan PSBB transisi. Kendati begitu, Adira tetap membantu kreditur yang masih membutuhkan restrukturisasi.
"Kalau kita lihat Maret dan April itu ada PSBB yang menyetop perekonomian, tapi sekarang kita lihat perekonomian sudah terbuka kembali, jadi restrukturisasinya semakin mengecil," ujarnya dalam Paparan Publik tahunan 2020 PT Adira Dinamika Multi Finance TBK, Selasa (3/11).
Adira Finance telah merestrukturisasi kredit kepada debiturnya akibat dampak wabah virus corona (Covid-19) hingga September 2020 sebesar Rp18,6 triliun. Restrukturisasi terbesar dilakukan di periode April, Mei, dan Juni.
Namun pada Juli, Agustus, September jumlah restrukturisasi per bulannya sudah mengecil. Di mana, dari jumlah Rp18,6 triliun tersebut, di September 2020 saja restrukturisasi hanya Rp230 miliar.
70 Persen Nasabah Mulai Lakukan Pembayaran Kredit
Lanjutnya, hingga kini sudah 70 persen kreditur yang melakukan pembayaran restrukturisasi. Sementara sisanya masih proses.
Dia pun berharap bagi kreditur yang belum melakukan pembayaran restrukturisasi perekonomiannya bisa membaik sehingga bisa melakukan pembayaran.
"Tentu harapan kita jumlahnya tidak akan besar karena dengan kembalinya kegiatan ekonomi, nasabah-nasabah kami perekonomiannya akan menggeliat kembali," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPaparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen
Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaJadi Fasilitator Pertumbuhan Ekonomi, Perbankan Fokus Terapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Perbankan menjalankan peran sebagai fasilitator pertumbuhan dan penyetaraan ekonomi masyarakat di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Mandiri Luncurkan E-Money Desain Khusus IKN Nusantara, Bisa Dibeli Mulai 29 Januari 2024
Peluncuran e-money ini tidak hanya untuk mendukung pembangunan IKN saja, melainkan ini sebagai langkah Mandiri untuk melakukan transformasi digitalisasi.
Baca SelengkapnyaBank BPD Bali Ungkap Kesiapan Penyelenggaraan Pungutan Wisatawan Asing
BPD Bali memiliki peran strategis karena ditunjuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sebagai bank persepsi.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca Selengkapnya