Ada program pensiun dini, laba Telkom naik tipis jadi Rp 7,4 triliun
Merdeka.com - PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 7,45 triliun pada semester I-2015. Angka ini naik tipis 2,2 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Rendahnya kenaikan laba ini karena beban perusahaan mengalami peningkatan sebesar 14,4 persen dari Rp 29,47 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 33,72 triliun.
Beban operasional dan pemeliharaan menjadi kontributor utama kenaikan beban Perseroan, yang meningkat sebesar 30,3 persen dari periode tahun lalu menjadi Rp 14,03 triliun. Hal ini disebut sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan untuk mendukung performansi mobile business dan broadband. Saat ini Telkom tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur Indonesia Digital Network (IDN) melalui pembangunan jaringan tulang punggung pita lebar Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) untuk mendukung pemerataan informasi dan komunikasi dari Aceh hingga Papua.
Selain itu, beban pegawai (personnel) juga meningkat secara signifikan sebesar 23 persen menjadi Rp 5,89 triliun, sebagai dampak adanya Program Pensiun Dini (Early Retirement Program). Program ini diikuti oleh 576 karyawan Telkom dan 116 karyawan Telkomsel dengan total anggaran sebesar Rp 844 miliar. Apabila beban pegawai dinormalisasi tanpa memasukkan program ERP, maka laba bersih Perseroan akan tumbuh sebesar 11,3 persen.
Dari sisi pendapatan, Telkom mencatatkan sebesar Rp 48,84 triliun, atau tumbuh 12,2 persen dari tahun lalu yang tercatat hanya Rp 43,54 triliun. Telkom juga membukukan EBITDA Rp 23,54 triliun atau tumbuh 6,3 persen dari tahun lalu.
"Program Pensiun Dini yang dijalankan Perseroan sebagai salah satu langkah untuk menyeimbangkan komposisi workforce dan produktivitas Human Capital TelkomGroup," ucap Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (4/8).
Telkomsel selaku entitas anak usaha Telkom mampu mempertahankan kinerja melalui triple double digit growth dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 13 persen, EBITDA sebesar 10,7 persen dan laba bersih sebesar 14,7 persen secara Year on Year (YoY). Telkomsel membukukan pendapatan sebesar Rp 35,99 triliun dengan kontribusi pendapatan Digital Business tumbuh 37,6 persen. Telkomsel juga berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 10,1 triliun.
"Cellular Voice dan Data, Internet & IT Service masih memberikan kontribusi besar bagi pendapatan Telkom. Cellular Voice tumbuh sebesar 7,8 persen menjadi Rp 17,68 triliun, sementara bisnis Data, Internet & IT Service menyumbangkan kontribusi sebesar Rp 14,91 triliun atau tumbuh 28,3 persen," tambahnya.
Hal ini juga sejalan dengan peningkatan jumlah pelanggan seluler yang mencapai 144,06 juta users atau tumbuh 4,9 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sementara jumlah pelanggan broadband juga mengalami peningkatan yang berarti, di mana pelanggan Telkomsel Flash tumbuh 84,8 persen menjadi 38,3 juta users dan pelanggan fixed broadband tumbuh 15,9 persen menjadi 3,73 juta users.
Sementara bisnis fixed line mengalami penurunan sebesar 5,6 persen menjadi 4,37 triliun. Hal ini merupakan dampak dari program Upgrade Layanan Flexi ke Telkomsel (fixed wireless retrenchment), sementara pendapatan fixed wirelinemasih mencatat pertumbuhan sebesar 0,7 persen.
Telkomsel kini telah membangun sebanyak 11.495 Base Tranceiver Station (BTS), di mana 89,4 persen di antaranya merupakan BTS 3G/4G. Telkomsel merupakan operator pertama yang meluncurkan layanan 4G LTE secara komersil di Indonesia, saat ini telah mencakup 7 kota, antara lain Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar dan Lombok.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komitmen Telkom Percepat Program Peduli Lingkungan
Komitmen Telkom Percepat Program Peduli Lingkungan
Baca SelengkapnyaTelkom Group Raup Laba Bersih 2023 Rp 24,6 Triliun
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatat kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2023.
Baca SelengkapnyaTernyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Beda Program Ganjar dan Prabowo Versi Sekjen PDIP
Hasto menyebut berbagai program Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 memang lebih besar mencapai Rp 506 triliun.
Baca SelengkapnyaInfraCo Bakal Jadi ‘Tulang Punggung’ Pendapatan Telkom, Ini Bisnis yang Dijalankan
InfraCo merupakan salah satu upaya perseroan menjadi perusahaan telekomunikasi digital.
Baca SelengkapnyaJokowi Semringah, Baru 8 Tahun Nasabah Mekaar Sudah 15,2 Juta dengan Total Pinjaman Rp800 Miliar
Sejak tahun 2015, nasabah yang memanfaatkan program Mekaar sudah tembus 15 juta nasabah pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaGanti HP Jadi Salah Satu Keinginan Orang Indonesia di Lebaran Tahun Ini
Ini berdasarkan hasil survei Telkomsel Enterprise terhadap warga Indonesia jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaPengusaha Curhat ke Jokowi soal Pilpres 2024 hingga Kesinambungan Program Pemerintah Selanjutnya
Pertemuan itu membahas terkait program pemerintah saat ini supaya bisa dilanjutkan oleh presiden terpilih agar terjadi kesinambungan pembangunan.
Baca SelengkapnyaHari Pencoblosan Pemilu, Trafik Internet Telkomsel Naik, Aplikasi ini Paling Banyak Dipakai
Berikut daftar aplikasi yang paling banyak dipakai pengguna Telkomsel saat hari pencobolosan.
Baca Selengkapnya