Ada Corona, Masyarakat Kelas Menengah Atas Lebih Banyak Menabung Daripada Belanja
Merdeka.com - Mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, masyarakat berpenghasilan menengah ke atas lebih suka menyimpan dana dari pada belanja selama pandemi Virus Corona. Padahal belanja diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Masyarakat menengah ke atas masih pelit belanja, dia hanya belanja seperlunya baik karena takut keluar dari rumah atau hal lain. Bahan pokok dibelanjakan cukup. Menengah ke atas cukup membatasi mereka juga menjaga cadangan keuangannya," ujarnya, Kamis (13/8).
Enggar mengatakan, kecenderungan menyimpan dana tersebut terlihat dari peningkatan simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan. Beberapa bank mencatat terjadi pertumbuhan positif pada DPK selama pandemi Virus Corona.
"Ini tercermin peningkatan dana pihak ketiga yang tumbuh secara positif di perbankan karena mereka berpikir lebih baik menyimpan dana yang dimiliki ke sana," paparnya.
Selain itu, peningkatan simpanan juga terlihat dari kenaikan harga emas dalam beberapa waktu terakhir. Pemilik dana cenderung menyimpan emas untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Emas juga dianggap sebagai simpanan yang tahan banting dalam segala kondisi.
"Bagaimana peningkatan harga emas. Emas ini adalah investasi cadangan likuid dan terjamin. Harusnya property lebih bagus tapi ternyata lebih memegang emas. Kemudian didorong lagi dengan hal-hal spekulatif, begitu emas meningkat harganya berspekulasi makanya penjualan online emas meningkat tajam," kata Enggar.
Untuk itu, dia berharap, pemerintah membuat suatu kajian dan kebijakan bagaimana agar masyarakat mau membelanjakan uangnya. Dengan demikian akan terjadi perputaran uang di masyarakat."Ini PR bagaimana mendorong masyarakat mengeluarkan uang," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaMasyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca Selengkapnya