5 Ambisi besar bos Lion Grup
Merdeka.com - Rusdi Kirana, orang nomor satu di maskapai Lion Air , resmi mengundurkan diri dari kursinya. Usai mengelola maskapai ini selama 13 tahun, Rusdi memilih untuk fokus berpolitik dalam Pemilu 2014.
Selama menjabat Direktur Utama Lion Air , Rusdi Kirana telah mengukir sejumlah prestasi salah satunya melakukan pembelian pesawat terbesar sepanjang sejarah 2 pabrikan besar yaitu Boeing maupun Airbus.
Jika ditotal, jumlah pesanan pesawat Lion Air mencapai lebih dari 700 pesawat, terdiri dari 207 Boeing 737 Next Generation, 201 Boeing 737 MAX, 5 Boeing 737, 234 Airbus A320 series, dan 60 ATR 72-500/600.
Namun ternyata, mantan bos Lion Air ini tak begitu saja meninggalkan dunia bisnis burung besi ini. Rusdi Kirana kini menjabat sebagai Presiden Direktur Lion Grup. Lion Grup sendiri membawahi Lion Air , Wings Air, Batik Air, Malindo Air, Thai Lion Air . Sektor lainnya ialah Lion Hotel & Plaza, dan sebuah surat kabar.
Sejumlah ambisi telah dipersiapkan Rusdi Kirana demi kemajuan Lion Grup. Apa saja pemikirannya? Berikut merdeka.com mencoba merangkumnya.
Miliki 700 pesawat
Direktur Utama Grup Lion Air Rusdi Kirana berambisi untuk memiliki 700 pesawat jenis Airbus, ATR 32, Boeing737, hingga 2027. Hingga saat ini, jawara penerbangan berbiaya murah itu sudah memiliki 140 pesawat.Untuk merealisasikan ambisi itu, Rusdi memerkirakan total investasi yang dibutuhkan mencapai sekitar USD 40 miliar-USD 50 miliar."Tahun 2027 untuk 700 pesawat anggarannya sekitar 40-50 miliar dolar," ujar Rusdi Kirana di Lion Village Komplek Pergudangan Bandara Emas, Banten.Terkait ekspansi, Rudi menegaskan, pihaknya bakal fokus melebarkan sayap ke Malaysia, Thailand, dan penjuru Indonesia. Selain itu, Grup Lion Air akan fokus memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Mampu berbicara di Eropa
Grup Lion Air menyiapkan modal hingga USD 250 juta untuk meningkatkan kualitas maskapai penerbangannya sesuai standar Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA). Dana sebesar itu bakal digunakan untuk membeli 21 simulator pesawat boeing, ATR, maupun Airbus.Direktur Utama Grup Lion Air Rusdi Kirana mengatakan, untuk mencapai standar kualitas dari EASA, pihaknya menggandeng Airbus untuk mengelola pusat pelatihan."Salah satu alasan kita kerja sama, kami mau mencoba diakui dalam dunia internasional," ujar Rusdi Kirana di Lion Village Komplek Pergudangan Bandara Emas, Banten.
Kuasai langit Australia
Tahun depan Batik Air akan membuka rute penerbangan domestik di Australia. Untuk itu, maskapai milik Grup Lion Air tersebut membuka kesempatan untuk menggandeng mitra lokal"Tahun depan ke Australia pakai Batik air. "Kita lagi cari partner dan ini bisa 100 persen kalau domestik," kata Direktur Utama Grup Lion Air Rusdi Kirana di Lion Village Komplek Pergudangan Bandara Emas, Banten.Rusdi menargetkan tahun depan penerbangan luar negeri dapat mencapai 30 persen. Meningkat ketimbang tahun ini yang hanya lima persen."Tahun depan kita akan lebih fokus ke penerbangan ke luar negeri," katanya.
Tambah sekolah penerbang
Lion Grup berencana membuka sekolah penerbangan di Bangka Belitung. Pemerintah Daerah setempat disebut-sebut telah menyiapkan lahan seluas 1000 Hektar."Kita sudah bekerja sama dengan Bupati Belitung, beliau menyediakan tanah sebesar 1.000 Ha," ujar Direktur Utama Lion Group, Rusdi Kirana, di Lion Village Kompleks Pergudangan Bandara Emas, Banten.Rusdi menyebut, saat ini Lion Grup sudah memiliki sekolah penerbangan di Cirebon dan Palangkaraya. Sekolah penerbangan ini Bangka Belitung diyakini bisa menambah pasokan pilot berkualitas bagi Lion Grup.Rusdi mengaku sudah cukup bangga dengan capaian Lion Group saat ini. Mulai dari pusat pelatihan atau training center yang dikembangkan hingga independensi lembaga yang menjadi prioritasnya.
Jadi operator bandara
Rusdi Kirana menyimpan ambisi agar pihaknya dapat ikut terlibat mengelola bandara. Hal ini tercetus jika melihat fakta bahwa wilayah Indonesia yang sangat luas dan memerlukan dukungan transportasi udara yang cukup tinggi."(Bisnis) bandara kita tertarik, dengan jumlah pesawat yang banyak, maka membutuhkan bandara yang lebih besar," ungkapnya.Hal senada juga dilontarkan oleh Direktur Utama Lion Air Rudy Lumingkewas. Menurutnya, jumlah armada Lion Air yang dimiliki saat ini membutuhkan bandara dengan kapasitas besar."Kita tertarik, kita ada keinginan untuk kelola bandara. Dengan jumlah pesawat operasi kita membutuhkan bandara, ada juga fokus di airlines luar negeri dan maintenance," ungkapnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terungkap, 3 Pesawat Lion Air Tujuan Jeddah Mendadak Mendarat di Kualanamu dalam Sepekan
Dalam sepekan 3 pesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan penerbangan ke Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaPesawat Tujuan Jeddah Mendadak Mendarat di Bandara Kualanamu, Begini Penjelasan Lion Air
Pesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaLion Air Bawa Jemaah Umrah Tiba-Tiba Mendarat di Kualanamu, Ini Penyebabnya
Pesawat Lion Air sempat berputar di langit Kota Binjai
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kronologi Pesawat Batik Air dari Aceh Gagal Terbang Menuju Bandara Soekarno-Hatta
Pihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Menengok Batam Aero Technic, Hanggar Canggih di Asia Tenggara Milik Lion Air Group
Menurut Daniel, pesawat yang diperbaiki bukan hanya milik Lion Air Group, dan dijamin bisa lebih hemat biaya.
Baca SelengkapnyaLetjen TNI Maruli Simanjuntak Terima Penghargaan dari MURI, Bantu Pengadaan Air Terbanyak di Indonesia
Letjen TNI Maruli Simanjuntak menerima Penghargaan dari MURI berkat dedikasinya membantu pengadaan air di Indonesia.
Baca SelengkapnyaGaruda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,4 Juta Kursi untuk Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024
Hadapi mudik dan arus balik lebaran, Garuda Indonesia dan Citilink siapkan 1,4 juta kursi
Baca SelengkapnyaArus Balik Libur Tahun Baru 2024, 80 Ribu Kendaraan Padati Tol Cipali
Jumlah kecelakaan tahun ini turun 6 persen dibandingkan 2022.
Baca SelengkapnyaSejarah Lanud Sulaiman Bandung, Diambil dari Nama Prajurit AURI yang Gugur saat Kecelakaan Pesawat
Nama Lanud Sulaiman diambil dari seorang prajurit AURI yang gugur karena kecelakaan pesawat di Kiaracondong.
Baca Selengkapnya