4 Strategi Pemerintah hadapi perang dagang Amerika Serikat
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif bea masuk 124 produk asal Indonesia. Ini dilatarbelakangi atas putusan AS agar produk Indonesia tak membanjiri negeri tersebut dengan produk ekspor asal Tanah Air. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara Generalized System of Preference (GPS) dari pemerintah AS, yaitu negara yang mendapat fasilitas keringanan bea masuk dari negara maju untuk produk-produk ekspor negara berkembang dan miskin.
Akibat keputusan dari Donald Trump, Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas bersama para menteri ekonomi. Apa langkah pemerintah?
Ekspor produk prioritas
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia tidak akan menyerah begitu saja dengan kebijakan dagang yang diterapkan AS. Menurut dia, Indonesia tetap akan mengoptimalkan ekspor produk-produk unggulan ke Negeri Paman Sam.
"Terhadap sektor yang belum dimanfaatkan pemerintah akan sosialisasi terhadap produk yang masih di dalam GSP yang bisa dimanfaatkan untuk ekspor ke AS. Ini kita akan lakukan kajian, misal prioritasnya kelapa sawit, industri tekstil dan harmonisasinya perlu diringankan. Sektor lain seperti otomotif, pembicaraan dengan Vietnam jadi prioritas. Ada beberapa prioritas yang dibahas," kata Airlangga.
Pemerintah kirim tim negosiasi
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, mengatakan pihaknya akan mengirim tim ke AS untuk mempertahankan perlakuan GSP terhadap Indonesia. Tim khusus ini akan berangkat pada akhir Juli 2018.
"Nanti lah itu kan dikaitkannya dengan GSP kita direview. Ya kita akan kirim tim ke AS untuk negosiasi supaya fasilitas GSP kita tetap dipertahankan ya kan. Kemungkinan akhir Juli berangkatnya. Tapi yang lain saya belum bisa sampaikan yang kaitannya di GSP yang akan direview itu. Kita sudah memutuskan akan kirim tim," ujar Oke di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin (9/7).
Cari produk baru
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan mencari upaya lain untuk mengantisipasi dampak kebijakan perang dagang Amerika Serikat terhadap Indonesia. Mengingat Amerika Serikat memiliki banyak kepentingan ekonomi di Indonesia.
"Tentu kita cari produk baru dan tentu dalam tanda petik kita akan cari langkah berikutnya. Kita harus antisipasi. Nah kan banyak sebetulnya kepentingan ekonomi Amerika Serikat di Indonesia," katanya.
Membentuk working group
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pemerintah akan membentuk working group untuk menghadapi perkembangan global termasuk perang dagang dengan Amerika Serikat. Working group ini juga akan membahas upaya memperkecil defisit perdagangan Indonesia.
"Belum bisa dibilang lah (anggota working group). Sebenarnya untuk menghadapi perkembangan yang sedang dan akan terjadi dengan adanya perang dagang, dengan adanya kenaikan kebijakan di AS, tentu saja kita harus menjawabnya," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat (6/7).
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaBeberapa strategi pengawasan pemilu beserta tujuan dan langkah-langkahnya.
Baca SelengkapnyaAnas mengatakan terdapat sejumlah persyaratan kompetensi ASN yang akan dipindahkan ke IKN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengatasi demam panggung memerlukan pemahaman tentang penyebabnya dan penerapan strategi untuk mengelolanya.
Baca SelengkapnyaAMPI mengungkapkan sederet strategi yang dijalankan Ketum Golkar Airlangga Hartarto sehingga suara partai naik
Baca SelengkapnyaApa arti pemilu? Berikut penjelasannya secara rinci.
Baca Selengkapnya"Kalau misalkan diperintahkan, saya sebagai mantan prajurit saya siaplah apapun," kata Dudung
Baca SelengkapnyaPeredaran pil ekstasi diperkirakan akan meningkat jelang malam pergantian tahun.
Baca SelengkapnyaAparatur Sipil Negara atau biasa disingkat ASN adalah pilar utama dalam menjalankan roda pemerintahan di Indonesia.
Baca Selengkapnya