Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Sebab jumlah wirausaha Indonesia sulit bertumbuh

4 Sebab jumlah wirausaha Indonesia sulit bertumbuh Ilustrasi pengusaha mendengarkan. ©Shutterstock.com/Pressmaster

Merdeka.com - Pemerintah terus menggenjot pertumbuhan wirausaha Indonesia sehingga bisa menjadi seperti negara maju yang pertumbuhan ekonominya dimotori oleh wiraswasta. Menteri Koperasi dan UKM, Syarif Hasan, mengatakan sebuah negara maju ialah negara yang memiliki 2 persen wirausaha dari jumlah penduduk. Maka dari itu pemerintah berusaha mencapai target tersebut.

Saat ini Indonesia hanya memiliki 1,56 persen wirausaha dari total penduduknya. "Amerika saja sekitar 12 persen, Jepang 10 persen, Singapura 7 persen. Kita masih jauh," tuturnya.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim juga mendorong mahasiswa untuk bercita-cita menjadi wirausahawan. Bukan hanya berambisi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Menurutnya, sebagai PNS akan lebih sulit untuk bisa mencapai posisi puncak. Semisal Walikota, Gubernur, Menteri, bahkan Presiden. "Cita-cita saya seluruh mahasiswa Indonesia tidak lagi sebagai pencari kerja. Harusnya mereka jadi pengusaha. Program ini yang harus dimulai ketika mereka mahasiswa," ungkap Musliar.

Pemikiran bahwa menjadi PNS akan aman dari sisi finansial, menurutnya tidak benar. Justru sebaliknya, dengan menjadi pengusaha akan membawa hidup lebih aman dari sisi finansial untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Namun, besarnya dorongan dari pemerintah berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. Pertumbuhan jumlah wirausahawan nasional sangat kecil.

Apa sebetulnya hambatan dari pertumbuhan jumlah wirausaha? Tentu kita ingin mengetahui agar Indonesia bisa segera menjadi negara maju. Berikut merdeka.com mencoba merangkumnya.

Sistem pendidikan tidak mendukung pemuda menjadi wirausaha

Wakil Rektor Universitas Indonesia Bambang Wibawarta mengakui, sistem pendidikan di Indonesia kurang sukses menanamkan kesadaran berwirausaha. Dampaknya, jumlah masyarakat berminat menjadi pengusaha sampai sekarang masih minim."Ada tidak di sistem pendidikan kita untuk menanamkan sifat berwirausaha sejak dini, di SD, di SMP, SMA. Jadi ini masih minim," ujarnya.Persoalannya, kurikulum 2013 dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tak juga memasukkan materi kewirausahaan secara terpadu di pelbagai tingkat pendidikan."Wirausaha itu harus dibangun melalui budaya kita, hal itu kemudian didampingi dengan ilmu pengetahuan, sayangnya kurikulum 2013 yang baru ini masih belum jelas, kacau, apalagi mengenai ilmu kesenian dan budayanya," kata Bambang.Akibat dari minimnya kesadaran berwirausaha, lulusan sekolah di negara ini, menurut Bambang kurang bermental baja dalam pekerjaan. "Lebih cenderung melahirkan orang-orang yang pandai membuat perencanaan dibandingkan orang yang tipe pekerja."

Wirausaha Indonesia ingin sukses instan

Menteri BUMN Dahlan Iskan bercerita mengenai bagaimana menjadi seorang pengusaha sejati. Menjadi pengusaha harus siap mental dan tahan banting. Menurut Dahlan, para pengusaha pemula akan menemukan hambatan yang luar biasa di awal usahanya."Pengusaha pemula harus tahan banting yang luar biasa. Yang terbaik adalah tumbuh wajar kemudian ditekuni," kata dia.Menurut Dahlan, penyakit pengusaha pemula adalah ingin membesarkan usahanya secara instan. Menurut Dahlan, membesarkan usaha dengan instan akan membuat jatuh lebih sakit ketika dihantam suatu masalah."Penyakit yang terbesar adalah ingin cepat-cepat banyak bisnis dan cerita kepada temannya. Tidak boleh begitu, usaha itu harus tetap fokus," jelasnya.Akibat dari sifat ini kebanyakan wirausaha gagal lalu menghilang.

Wirausaha pemula kerap terlalu ambisius

Menteri BUMN Dahlan Iskan, yang juga merupakan bos Jawa Pos Grup, menyarankan untuk para pengusaha pemula harus fokus menjalankan suatu usahanya dan tidak boleh bercabang dan ingin cepat kaya. "Kalau tidak fokus itu namanya musyrik wiraswasta masuk neraka juga yaitu gagal, bangkrut, macet," ucap Dahlan.Menurutnya, kelakuan seperti ini membuat wirausaha banyak mengalami kegagalan. Dahlan juga sedikit bercerita ketika dia masih muda dan menjalankan usahanya dari bawah dan harus bekerja keras. "Masih muda saya jam 3 pagi sudah di kantor lagi. Saya pulang jam 9 malam. Waktu itu saya masih muda. Habis-habisan fokus satu bidang saja," pungkasnya.Seperti yang telah diketahui, Dahlan yang dulunya adalah wartawan majalah Tempo diberi tugas untuk menghidupkan kembali koran Jawa Pos yang telah mati. Waktu itu Dahlan baru berusia 31 tahun. Dahlan sukses menaikkan oplah surat kabar tersebut menjadi 300.000 eksemplar dalam waktu 5 tahun. Mulanya Jawa Pos hanya mempunyai oplah 6.000 eksemplar.

Wirausaha kecil minim inovasi

PT Permodalan Nasional Madani menyatakan pelaku usaha mikro kecil (UMK) harus cerdik dalam melihat peluang dan mampu berinovasi mengikuti perubahan zaman. Semua itu diperlukan di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat di semua lini usaha."Sayangnya banyak wirausahawan UMK yang sering kali sudah merasa cukup dan tidak mau mengembangkan usahanya lebih maju lagi," ujar pemimpin PNM cabang Surabaya, Nyoman Wijana.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.

Baca Selengkapnya
Banyak Masyarakat Indonesia Mau Pindah jadi Warga Negara Singapura, Begini Persyaratannya

Banyak Masyarakat Indonesia Mau Pindah jadi Warga Negara Singapura, Begini Persyaratannya

Alasannya karena gaji pekerja di Singapura lebih tinggi dibandingkan pekerja di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan

Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan

Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya

4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya

Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya

Tujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya

Pemilu 1955 ini menjadi yang pertama kali diadakan setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.

Baca Selengkapnya
Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun

Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun

Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya