4 Jurus Rahmat Gobel agar harga cabai merah tak makin pedas
Merdeka.com - Saat ini, harga cabai merah besar Rp 60.000, dari harga sebelumnya sebesar Rp 24.000 per Kg. Untuk cabai keriting sendiri sekarang seharga Rp 70.000 per kg, dari harga sebelumnya Rp 45.000 Kg. Bahkan di beberapa daerah sudah menembus Rp 100.000 per kg.
Sedangkan cabai rawit merah Rp 60.000, naik Rp 10.000 dari harga sebelumnya sebesar Rp 50.000. Sedangkan tomat tomat Rp10.000 sebelumnya Rp 7.000.
Meroketnya harga cabai merah terus dikeluhkan masyarakat. Demikian pula pedagang. Masyarakat mengeluh sebab membeli cabai merah Rp 1.000 cuma dapat tiga buah. Sedangkan pedagang mengeluhkan turunnya penjualan cabai sejak harga naik gila-gilaan.
Beberapa kali Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menggelar sidak ke pasar. Dari hasil blusukannya ke pasar, harga cabai kini tengah melonjak sebesar 30 hingga 35 persen. "Naiknya macam-macam. Sayuran banyak yang turun, tapi yang naik tinggi itu cabai. Sekitar 30 persen-35 persen, tergantung pasar." ujarnya.
Rachmat mengakui ada faktor distribusi yang tidak efisien sehingga menyebabkan terjadinya lonjakan harga sembako terutama cabai. Selain itu menurutnya faktor infrastruktur yang belum memadai juga menjadi penyebab lonjakan harga.
"Secara umum sebetulnya memang masalah stabilitas harga itu tergantung sekali dengan cuaca atau iklim. Dan soal distribusi di sini memang seperti apa yang saya bilang terjadi inefisiensi karena faktor infrastruktur,"
Dia memprediksi, harga cabai bakal kembali stabil pada Februari 2015. Bulan tersebut para petani tengah memasuki masa panen cabai.
"Awal Februari. Kalau yang lain seperti telur turun, daging stabil, daging ayam turun. Kalau beras saya kira pasti enggak ada perubahan, " ujar Rachmat.
Kementerian Perdagangan beberapa kali mengungkapkan cara-cara yang bakal ditempuh untuk menekan harga cabai. Merdeka.com mencatatnya. Berikut paparannya.
Angkut pakai KA dan pesawat
Proses distribusi pangan serta tingginya biaya logistik sering kali menjadi hambatan pasokan komoditi pangan di sejumlah pasar induk di Indonesia. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berencana memaksimalkan proses pengangkutan dengan moda transportasi kereta api dan jalur udara. Dia bakal berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pekan depan.
"Saya minggu depan akan membahas dengan Kementerian Perhubungan masalah logistik. Bagaimana memanfaatkan kereta api supaya angkutnya lebih cepat supaya bisa memotong biaya perjalanan," ujar Rachmat di Pasar Klender SS, Jakarta Timur, Jumat (21/11).
Mantan bos Panasonic, tersebut menilai proses distribusi dengan jalur darat ketika truk angkutan kembali ke asal, maka akan bermuatan kosong atau mungkin membusuk. Hal yang dinilai Rachmat menyebabkan melambungnya ongkos angkut. "Mungkin bisa juga pesawat udara memberikan prioritas untuk bahan pokok supaya bisa masuk, supaya bisa mengisi pasar. Kalau kelamaan bisa busuk."
Gudang penyimpanan dekat stasiun
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berencana bakal membuat sebuah tempat penyimpanan tahan lama di sekitar stasiun kereta api. "Nah ini jalur distribusinya perlu dibahas sama-sama. Misalnya mau pake kereta api, harus ada warehouse. Jadi kalau ada tempat penampungan ini kita coba memberikan pelayanan bagi para petani. Itu yang kita bahas," paparnya.
Dia menargetkan pada tahun depan, wacana tersebut sudah dapat terealisasi. Diharapkan, dengan terobosan tersebut mampu mengatasi hambatan logistik yang kerap menjadi permasalahan.
"Harusnya bisa lah (realisasi tahun depan). Sekarang ini kita melihat dan mencari informasi dengan datang ke pasar seperti apa sih itunya. Ini kan pasar retail, kemarin kan pasar induk, jadi seperti apa nih pasarnya, langkah apa," katanya.
Angkutan logistik dapat insentif
Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta Kementerian Perhubungan memberikan kemudahan bagi kendaraan pengangkut kebutuhan pokok. Bentuknya bisa berupa pemberian insentif khusus angkutan distribusi logistik.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Sri Agustina mengatakan kemudahan ini untuk membantu menjaga harga tetap stabil di tengah melonjaknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Usulan ini masih dibahas oleh Kementerian Perhubungan. Intinya bahwa bagaimana diberikan semacam insentif pengangkutan antar kota yang mengangkut barang pokok. Ini lagi diusulkan," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (20/11).
Gunakan teknologi
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel sudah membuka pembicaraan dengan Kementerian Pertanian untuk mengatasi hal ini. Pendekatannya melalui teknologi.
"Kepada sektor pertanian, saya katakan on farm dan off farm perlu teknologi jaga stabilitas. Ini yang sedang Menteri Pertanian keliling daerah," tutur Rachmat.
Pemerintah mencoba menerapkan teknologi yang bisa menjaga stabilitas pasokan cabai. Rencananya, teknologi tersebut bisa diterapkan tahun depan.
Untuk teknologinya, kata dia, terbuka peluang kerja sama dengan pihak asing. Namun pemerintah akan mengedepankan teknologi hasil pemikiran dalam negeri.
"Bisa saja (kerja sama dengan pihak asing). Tapi kita coba lihat dari teknologi dalam negeri," singkatnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menemukan harga cabai masih tinggi setelah meninjau Pasar Jatingaleh, Semarang, Rabu (20/12).
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli tersentak saat mendengar harga cabai sekarang sudah Rp100.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaHarga gabah maupun beras masih tinggi dengan harga rata-rata Rp 7000 per kilogram gabah kering.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaKedatangannya di Tanah Air, membuat Risma harus membayar sejumlah uang bea cukai yang totalnya sampai Rp360 juta. Ternyata ini yang dibawa.
Baca SelengkapnyaDia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeskipun harga beras saat ini mahal dan langka, Pemerintah tidak akan mengubah Harga Eceran Tertinggi (HET).
Baca SelengkapnyaMendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga
Baca SelengkapnyaPemicu masih mahalnya harga beras disebabkan oleh pola konsumsi beras dan masa tanam hingga panen.
Baca Selengkapnya