2018, Bank Mega Raup Laba Bersih Rp 1,6 Triliun
Merdeka.com - PT Bank Mega TBK (MEGA) membukukan laba bersih 2018 sebesar Rp 1,60 triliun. Perolehan laba bersih ini meningkat 23,02 persen dari capaian pada 2017.
Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib, mengatakan pencapaian laba bersih ini ditopang oleh pendapatan bunga sebesar Rp 6,77 triliun. Angka ini naik 5,93 persen dari capaian 2017 sebesar Rp 6,39 triliun.
Selain itu, laba bersih Bank Mega juga ditopang oleh turunnya biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aktiva Produktif (CKPN) sebesar Rp 481 miliar atau turun 57 persen dibanding 2017. "Ini merupakan hasil dari membaiknya kualitas aktiva produksi bank," ujarnya di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (28/2).
Bank Mega juga berusaha menjaga cost of fund atau dana pihak ketiga (DPK) dengan meningkatkan dana murah dan berusaha menjaga suku bunga deposito. Atas posisi kredit dan dana pihak ketiga (DPK) ini, rasio LDR meningkat dari posisi 2017 sebesar 56,47 persen menjadi sebesar 67,23 persen.
Bank Mega, lanjutnya, juga menargetkan rasio LDR sebesar 70 persen. Hal ini termasuk pengupayaan Bank Mega untuk keamanan jika terjadi masalah seperti krisis ekonomi. "Kita ingin menset rasio LDR bank itu 70 persen supaya bagi Bank Mega aman kalo terjadi masalah seperti itu krisis ekonomi," ujarnya.
Sementara itu, kinerja kredit Bank Mega tumbuh sebesar 19,96 persen menjadi Rp 42,25 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 35,22 triliun. Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh Bank Mega pada Desember 2018 relatif stabil atau mengalami sedikit penurunan dari periode sebelumnya sebesar 0,89 persen atau Rp 60,73 triliun dari Rp 61,28 triliun.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun total kredit di tahun 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp69,7 triliun.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaCapaian tersebut tumbuh 15 persen (yoy) dibandingkan dengan perolehan laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp3,04 triliun.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada bulan April 2024.
Baca Selengkapnyapertumbuhan kredit dan pembiayaan UMKM didorong oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen mikro sebesar 39,77 persen.
Baca SelengkapnyaDiduga banyak pedagang pasar yang masih punya utang di bank.
Baca Selengkapnya