2015, laba bersih BNI tercatat Rp 9,1 triliun
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia mencatat laba bersih Rp 9,1 triliun pada 2015. Turun 15,9 persen ketimbang tahun sebelumnya sebesar Rp 10,8 triliun.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan penurunan laba ini lantaran perseroan meningkatkan pengelolaan risiko.
"Pada 2015 pencadangan kredit BNI naik 101,4 persen atau senilai Rp7,3 triliun," ujarnya, Jakarta, Senin (25/1).
Menurutnya, penurunan laba di akhir tahun lalu membaik. Jika dibandingkan pada semester I-2015.
"Penurunan lebih besar bahkan 50 persen, sekarang 15 persen jadi semakin kecil," jelas dia.
Baiquni juga mengatakan, penurunan laba disebabkan fluktuasi ekonomi. Hal ini tercermin dari tingkat NonPerforming Loan (NPL) Gross di level 2,7 persen dan NPL Nett 0,9 persen.
"Penurunan laba ini sebagaimana NPL kita mengalami kenaikan, pada 2014 hanya 2 persen lalu semester III-2015 sebesar 3 persen dan sekarang turun 2,7 persen. Sejalan kenaikan NPL dan ekspansi, semata-mata laba karena bentuk cadangan kerugian penurunan nilai pada 2015 hampir 70 persen dibanding tahun sebelumnya," ungkapnya.
Pendapatan bunga bersih tumbuh 12,3 persen menjadi Rp 25,6 triliun dari sebelumnya Rp 22,8 triliun.
Untuk pendapatan berbasis komisi meningkat dari Rp 6,9 triliun menjadi Rp 7,3 triliun. Ini berasal dari berbagai segmen bisnis. Seperti pembayaran transaksi ATM yang tumbuh 45,5 persen, trade finance 44,4 persen dan bancassurance tumbuh 37,7 persen.
Kemudian, perseroan telah melakukan efisiensi biaya dana dengan mencatatkan nett interest margin (NIM) pada level 6,4 persen. Sehingga, pada 2015 perseroan mencatat pertumbuhan laba sebelum pencadangan sebesar 10,4 persen menjadi Rp 18,7 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 16,9 triliun.
Di sisi penyaluran kredit tumbuh 17,5 persen menjadi Rp 326,1 triliun dari sebelumnya Rp 277,6 triliun. Peningkatan kredit ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 18 persen dari Rp313,9 triliun menjadi Rp370,4 triliun dan perkuatan modal atau Capitak Adequacy Ratio (CAR) menjadi 19,5 persen daripada tahun sebelumnya 16,2 persen.
Dengan demikian, aset perseroan tumbuh 22,1 persen menjadi Rp 508,6 triliun dibandingkan sebelumnya Rp 416,6 triliun.
"Dalam situasi perekonomian yang penuh tantangan, perseroan masih bisa menjaga peningkatan kredit dan DPK tumbuh di atas rata-rata industri perbankan dan tetap memperhatikan pengelolaan risiko."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp702,3 Miliar Sepanjang 2023
Keuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca SelengkapnyaLaba Bersih Bank Mega Anjlok 13 Persen di 2023
Adapun total kredit di tahun 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp69,7 triliun.
Baca SelengkapnyaBTN Cetak Laba Bersih Rp3,5 Triliun Sepanjang 2023, Ini Sumbernya
Capaian tersebut tumbuh 15 persen (yoy) dibandingkan dengan perolehan laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp3,04 triliun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kinerja Bank BCA Sepanjang 2023: Penyaluran Kredit Tumbuh 13,9 Persen dan Laba Bersih Naik 19,4 Persen
Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaIni Sumber Dana BLT yang Bakal Diterima 18,8 Juta Keluarga, Nilainya Rp200.000 per Bulan
Selama beberapa tahun terakhir, APBN disiapkan sebagai shock absorber untuk menjaga perlindungan ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaUang Lauk Pauk Prajurit TNI Sudah Naik per 1 Januari 2024, Segini Besarannya
Kepastian kenaikan tunjangan uang lauk pauk prajurit itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca Selengkapnya5 Fakta di Balik Kebakaran Hebat Pasar Ngawen Blora, Kerugian Capai Rp30,6 Miliar
Diduga banyak pedagang pasar yang masih punya utang di bank.
Baca SelengkapnyaNaik 55 Persen, Laba Bersih BRI Life Tembus Rp535 Miliar Sepanjang 2023
Dengan pencapaian Annualized Premium Equivalent (APE) ditahun 2024 sebesar Rp3,08 triliun.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri Kembalikan Kerugian Negara Akibat Pencucian Uang Sebesar Rp3,74 Triliun
Bareskrim Polri bertugas menangani seluruh tindak pidana asal dari pencucian uang.
Baca Selengkapnya