Negara Ingin Akhiri Lockdown Covid-19, Ini 6 Syarat yang Ditetapkan WHO
Merdeka.com - Pandemi virus corona (Covid-19) masih belum berakhir. Kini, miliran orang tidak punya pilihan lain selain mengikuti saran dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) untuk karantina diri di rumah. Hal ini dilakukan sebagai upaya menekan penyebaran virus corona di seluruh dunia.
Sejumlah negara juga telah menerapkan kebijakan Lockdown. Begitu pula dengan pemerintah Indonesia yang mengeluarkan kebijakan darurat dalam melawan virus corona. Beberapa bulan telah berjalan, sejumlah negara sudah ada yang mulai terbebas dari virus corona. Bahkan, Denmark, Austria, Norwegia, Ceko serta Jerman mulai mencabut kebijakan lockdown mereka.
Sebagai antisipasi virus corona, WHO mengeluarkan syarat pada negara yang ingin akhiri lockdown. Berikut syarat yang ditetapkan WHO yang lansir dari halodoc, Senin (20/04/2020).
Semakin Cepat Kasus Ditemukan akan Kian Bagus
2020 REUTERS/Denis Balibouse
Direktur WHO melalui akun Twitter-nya menyebutkan ada satu hal utama yang sudah dipelajari dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir di pandemi Covid-19. Menurutnya, semakin cepat semua kasus ditemukan, diuji diisolasi hingga dirawat, maka penyebaran virus corona akan semakin sulit.
Beberapa Negara Akhiri Lockdown
Sudah beberapa bulan virus corona ini menyerang dunia. Sebagian negara ada yang masih berupaya sekuat tenaga untuk melawannya. Beberapa negara lainnya ada yang sudah menunjukkan kabar positif. Misalnya seperti di Wuhan, China. Sebagai negara pencetus virus corona, mereka telah mengakhiri kebijakan lockdown sejak (8/4/2020). Melansir dari halodoc, beberapa negara lainnya tampak ikut ingin mengakhiri kebijakan tersebut. Di antaranya Denmark, Austria, Norwegia, Ceko serta Jerman. Jika sesuai rencana, mereka akan melepaskan kebijakan lockdown pada awal Bulan Mei. Tentu tidak langsung sekaligus, melainkan secara bertahap.
Dampak Ekonomi pada Aturan Lockdown
Menurut National Public Radio, UNICEF telah mencatat setidaknya 82 negara menerapkan aturan penguncian secara nasional atau lockdown. Dengan adanya aturan tersebut, tentu saja menimbulkan sejumlah dampak di berbagai aspek kehidupan. Terutama di sektor ekonomi.
2020 Liputan6.com/Johan Tallo
International Monetary Fund (IMF) menjelaskan mengenai analisis terbarunya, saat ini ekonomi global diperkirakan akan menyusut hingga 3 persen per tahun ini. Siapa sangka, Amerika Serikat bahkan akan mengalami penurunan ekonomi hingga mencapai angka 6 persen.
Terlalu Dini untuk Kembali Normal
Melihat perkembangan virus corona beserta dampak yang disebabkan, pejabat WHO mengatakan, masih terlalu dini untuk kembali ke kehidupan normal di sejumlah tempat. Bukan tanpa alasan yang tidak jelas. Sebab, setiap upaya prematur yang dilakukan untuk memulai kembali ekonomi mampu menimbulkan dampak begitu besar. Memungkinkan memicu gelombang kedua kasus virus corona (Covid-19). Untuk itu, WHO memperingatkan, proses tersebut harus dikoordinasi dan disengaja secara luas.
WHO Ajukan Syarat bagi Negara yang Akhiri Lockdown
Akan tetapi, jika negara-negara dirasa telah siap mengakhiri lockdown dengan segala risikonya, WHO lantas ajukan syarat. WHO menjelaskan, negara harus memenuhi enam syarat yang diberikan sebelum akhirnya melepaskan lockdown.
2020 Merdeka.com
Berikut enam syarat yang diberikan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia):
Memastikan penularan penyakit di bawah kendali Sistem kesehatan setempat mampu mendeteksi, menguji, mengisolasi serta menangani setiap kasus dan melacak setiap kontak dengan baik Risiko hotspot diminimalkan di tempat-tempat rawan seperti panti jompo Sekolah, tempat kerja, serta tempat penting lainnya telah menetapkan langkah-langkah pencegahan Risiko mengimpor kasus baru dapat ditangani dengan baik Masyarakat sepenuhnya dididik, dilibatkan dan diberdayakan untuk hidup di bawah aturan baru
Lebih dari Dua Juta Orang Terinfeksi Covid-19
Menurut dashboard virus corona oleh Whiting School of Engineering milik Johns Hopkins University, kini jumlah kasus Covid-19 telah melebihi angka dua juta. Angka tersebut termasuk 144.000 orang meninggal dunia dan 540.000 orang dinyatakan sembuh.Sementara itu, hingga Minggu (19/4/2020), sudah ada 6575 kasus positif virus corona di Indonesia. Untuk pasien yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 686 orang dan 582 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia.
(mdk/tan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaWNI di Jepang Meninggal Dunia Akibat Covid-19
Warga negara Indonesia (WNI) berinisial SAP yang melewati izin tinggal (overstay) meninggal dunia di Rumah Sakit Sano Ishikai, Tochigi, Kamis (25/1).
Baca SelengkapnyaBegini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnya