Mengunjungi Desa Terlarang Penuh Aturan di Perbatasan Korut, Jalanan Tak Terdeteksi
Merdeka.com - Korea Utara merupakan salah satu negara dengan sistem monarki absolut. Tak heran, banyak aturan yang perlu ditaati bagi setiap warganya hingga masyarakat dunia.
Selayaknya wanita yang hendak bepergian ke area perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan berikut ini. Ada sejumlah aturan ketat yang harus dilaksanakannya.
Saking penuh aturan, jalanan menuju ke desa tersebut tak terdeteksi melalui aplikasi. Berikut ulasan selengkapnya, melansir dari kanal YouTube Yuna Nuna, Jumat (21/1).
Suasana Jauh dari Keramaian
Bersama dengan ibu serta kakak, wanita cantik yang satu ini terlihat antusias saat bepergian bersama. Ketiganya diketahui hendak berwisata kuliner di salah satu restoran yang terletak di Desa Jangdankong, area perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan.
Sebelum memasuki desa tersebut, ketiganya wajib melewati jalanan yang sepi dan dipenuhi dengan pagar pembatas. Saking ketatnya, tak ada satu pun kendaraan lain yang berada di sekeliling mereka.
YouTube Yuna Nuna ©2022 Merdeka.com
"Gak sembarang orang bisa masuk sini loh. Di belakang kita gak ada mobil sama sekaki loh," terangnya.
Restoran Khusus
Sesampainya di area perbatasan yang diizinkan, kendaraan mereka pun harus berhenti sejenak. Ketiganya wajib menelepon restoran tersebut untuk sekadar diizinkan masuk.
"Kalau sudah sampai sini, harus telepon yang punya restorannya," ujarnya.
Sesaat kemudian, ada mobil yang lantas menjemput. Saat itu, mereka lalu ditekankan kembali untuk sekadar makan dan segera beranjak jika telah selesai.
YouTube Yuna Nuna ©2022 Merdeka.com
"Hanya boleh makan, langsung pergi," kata pihak restoran.
"Iya saya mau makan," ujarnya.
Jalanan Tak Terdeteksi
Mobil pun kembali melaju. Mereka senantiasa mengikuti arahan dari sang pelayan restoran.
Saat meninjau jalanan melalui aplikasi, hasilnya pun nihil. Jalanan tak bisa terdeteksi di Google Maps.
YouTube Yuna Nuna ©2022 Merdeka.com
"Jalannya kepotong di sini. Jadi di Google Maps juga udah gak tau jalan ke depan," ceritanya.
(mdk/mta)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akses yang sulit membuat warga yang tinggal di sana sulit pergi ke mana-mana
Baca SelengkapnyaSejak ratusan tahun lalu, setiap kali tanah di kawasan ini digali, selalu muncul api.
Baca SelengkapnyaKampung ini menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap desa tempat tinggalnya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaBerkat deretan aplikasi penunjang mudik lebaran, keresahan dan kekhawatiran yang sering kali menyertai perjalanan tersebut dapat diatasi dengan lebih mudah.
Baca SelengkapnyaMeski berada di tepi jurang, namun perkampungan tersebut padat penduduk.
Baca SelengkapnyaPemesanan tiket pendakian melalui aplikasi e-Rinjani dapat diunduh di Playstore.
Baca SelengkapnyaTempat ini awalnya sebuah tempat istirahat atau rest area yang biasa digunakan pengendara beristirahat setelah melewati jalan yang curam.
Baca SelengkapnyaKesenian budaya Reog Ponorogo diwariskan secara turun-temurun di kampung ini.
Baca Selengkapnya