Merdeka.com - PT Haryanto Motor Indonesia atau lebih dikenal sebagai PO Haryanto merupakan perusahaan otobus antar kota antar provinsi yang cukup terkenal. Tak disangka, di saat seharusnya mendapat keuntungan di masa libur lebaran, perusahaan ini justru mendapat sebaliknya.

Rian Mahendra, putra dari pemilik PO Haryanto mengaku kebingungan lantaran adanya penguapan dana mencapai Rp300 juta. Tak sanggup menopang sendirian, ia lantas meminta pertolongan sang ayah.

Jawaban tak terduga dilontarkan owner PO Haryanto tersebut. Bahkan diakui oleh Rian, ayahnya bisa sebijaksana itu.

Simak ulasan selengkapnya berikut ini, seperti dihimpun dari kanal YouTube Rian Mahendra, Senin (16/5).

Marah-Marah saat Siaran Langsung

kanal YouTube Rian Mahendra ©2022 Merdeka.com

Sebelumnya, Rian Mahendra kedapatan tengah marah-marah terhadap sejumlah karyawannya. Sebabnya kondisi arus mudik yang cukup kacau untuk pengguna bus pariwisata.

Tak sedikit bus yang sulit kembali karena adanya aturan one way atau satu arah.

"Kemarin itu sempat ada postingan di YouTube yang live record gua marah-marah ke pengurus gua di Wonogiri itu. Tapi enggak tahu sudah di take down atau belum. Jadi kemarin itu chaos banget, chaosnya karena akumulasi. Selama arus balik kemarin betapa kacaunya dunia transportasi. Busnya enggak bisa balik dari Jakarta, terhambat karena efek one way," kata Rian.

Terlambat dari Jadwal

kanal YouTube Rian Mahendra ©2022 Merdeka.com

Akibatnya, sejumlah rencana dari jadwal menjadi terbengkalai. Penumpang yang seharusnya sudah berangkat, justru harus menunggu satu hari lagi.

Adanya masalah di lapangan dan tidak segera dilaporkan ke kantor. Sontak membuat Rian kelabakan dan terkejut atas sikap anak buahnya.

"Wonogiri paling parah. Solo juga parah. Akhirnya keterlambatannya sampai ganti hari. Jadi yang berangkat tanggal 7 jadi 8. Gua tahu anak-anak ini capek, kerja hampir 24 jam selama 5 hari. Gua ngerti. Tapi yang bikin gua enggak senang, karena mereka memaksakan diri. Akhirnya jadi kacau. Harusnya konsultasi dulu sama kantor," ujar Rian.

Penguapan Dana Rp300 Juta

kanal YouTube Rian Mahendra ©2022 Merdeka.com

Tak ingin mengecewakan para penumpang, Rian lantas mengambil tindakan dengan menyewa sejumlah bus pariwisata lain untuk membantu.

Bahkan ia tak segan mengembalikan uang milik penumpang yang merasa dirugikan. Di luar dugaan, rupanya akibat insiden tersebut ada penguapan dana yang mencapai sekira Rp300 juta.

"Karena mereka takut ngrepotin kita-kita, terus handle sendiri. Akhirnya penumpang terbengkalai. Begitu gua tahu ada simpul kusut di Wonogiri segitu parahnya, makanya kemarin gua sewa bus pariwisata sebanyak-banyaknya buat ngurai mereka. Duit penumpang gua balik-balikin, gua nombok sampai akhirnya tadi kaget gua. Kok ada penguapan dana sampai Rp200 juta lebih, hampir Rp300 juta lebih. Jam 2 malam itu," ungkap Rian.

Jawaban Owner PO Haryanto Bikin Takjub

kanal YouTube Rian Mahendra ©2022 Merdeka.com

Rian selaku putra PO Haryanto tak berani mengambil keputusan sendiri. Ia masih bingung dan membutuhkan saran dari sang ayah. Tapi ia mengaku akan siap bertanggung jawab atas tindakan anak buahnya.

"Gua enggak bisa mutusin ini. Nunggu bapak sahur dulu deh. Cuma bapak doang yang bisa. Gua sudah siap kalau anak-anak gua dipecat, gua harus siap bertanggung jawab sama penguapan dana ini," ucap Rian.

Tak diduga, jawaban owner PO Haryanto begitu bijaksana. Ia meminta putranya untuk tenang dan mengikhlaskan. Karena menurutnya, mencari orang kepercayaan itu lebih susah daripada mencari uang.

"Karena mereka di divisi gua. Terus bapak bilang, sudahlah Nang (sapaan akrab) orang-orangmu ini orang jujur semua. Mungkin cuma ketelingsut data atau gimana. Karena banyak batalan. Kalau sudah hilang duit, ikhlasin. Tapi coba dicek lagi. Nyari karyawan yang bisa dipercaya juga susah," ujarnya menirukan sang ayah.

Tak Mau Terulang Kembali

kanal YouTube Rian Mahendra ©2022 Merdeka.com

Insiden ini merupakan kali pertama bagi Rian, ada kerugian mencapai ratusan juta. Apalagi di saat musim lebaran yang notabene kerap mendapatkan keuntungan besar.

Ia lantas berusaha untuk mencari yang sebenarnya terjadi. Sebagai pelajaran dan tak ingin mengulanginya lagi.

"Iya sih uang diikhlasin tapi gua harus tahu kesalahannya, biar besok-besok enggak terulang lagi," ujarnya.

"Tahun-tahun kemarin enggak pernah ngalamin kayak gini, sepanjang gua kerja. Kaget gua," pungkasnya.