Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Heboh Perburuan Buaya Berkalung Ban, Kini Tim Khusus Sampai Diterjunkan

Heboh Perburuan Buaya Berkalung Ban, Kini Tim Khusus Sampai Diterjunkan Buaya berkalung ban bekas. Antara

Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan dengan keberadaan buaya liar berkalung ban bekas. Hewan reptil ini diketahui berada di Sungai Palu, tepatnya di bawah Jembatan I Jalan I Gusti Ngurahrai.

Tidak ada satu pun yang bisa mengeluarkan ban dari kepala buaya, membuat Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tengah akhirnya menggelar sebuah sayembara.

"Sayembara ini dimaksudkan untuk mengeluarkan ban bekas yang terlilit di leher buaya," kata Kepala BKSDA Sulawesi Tengah Hasmuni Hasmar di Palu. Dikutip dari Antara, Minggu (2/2).

Panji Petualang Turun Tangan

Sebelumnya, sejumlah pihak sudah mencoba mengeluarkan ban dari kepala sang buaya. Termasuk Muhammad Panji alias Panji Petualang. Menurut Kepala BKSDA Sulawesi Tengah Hasmuni Hasmar di Palu, pada awal Januari 2018 Panji sudah berupaya menolong buaya tersebut. Namun gagal.

buaya terlilit ban bekas

Heri Susanto/Liputan6.com 2020 Merdeka.com

Tidak hanya Panji, diketahui sejumlah non-governmental organization (NGO) asal Australia juga pernah mencoba menolong buaya ini dari jeratan ban bekas. Namun, lagi dan lagi gagal menjalankan misinya.

"Kami juga beberapa waktu lalu bekerja sama dengan NGO asal Australia namun upaya mereka menyelamatkan buaya itu gagal," katanya, menambahkan organisasi itu sudah dua kali berupaya menolong si buaya yang terlilit ban bekas.

Sayembara Melepas Ban di Kepala Buaya

BKSDA Provinsi Sulawesi Tengah lantas membuat sayembara baik untuk masyarakat ataupun organisasi lainnya. "Sayembara ini dimaksudkan untuk mengeluarkan ban bekas yang terlilit di leher buaya. Jika ada masyarakat berhasil melepas ban bekas di leher buaya itu, kami akan berikan imbalan," papar Hasmar tanpa menyebut nilai imbalan seperti yang dikutip dari Antara, Senin (3/2).Sayembara ini dilakukan karena BKSDA diketahui tidak memiliki cukup personel untuk menemukan buaya liar yang terlilit ban di sepanjang aliran sungai.

Instruksi dari Gubernur Sulawesi Tengah

Sesuai instruksi Longki Djanggola, Gubernur Sulawesi Tengah untuk membebaskan buaya itu dari lilitan ban bekas pada 2020. Untuk itu, BKSDA menggelar sayembara setelah sejumlah pihak gagal menolongnya."Banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan BKSDA, salah satunya sampai hari ini buaya berkalung ban belum bisa tertangkap. Tahun ini harus bisa ditangkap supaya ban bekas yang terlilit di leher satwa itu bisa di lepas," kata Longki.

Kesaksian Warga

Warga yang tinggal tak jauh dari Sungai Palu mengungkapkan, meski buaya berukuran lima meter itu kerap menunjukkan diri, namun upaya menangkap dan melepas ban di lehernya urung dilakukan. buaya terlilit ban bekas

Heri Susanto/Liputan6.com 2020 Merdeka.com

Hal ini lantaran saat hendak ditangkap, buaya itu justru tidak muncul ke permukaan. Tidak hanya itu, peralatan yang tidak memadai membuat warga kian khawatir atas aksi pelepasan ban nantinya bisa membuat si buaya terluka."Sebenarnya niat menangkap dan melepas ban di leher buaya itu ada, kasihan juga rasanya. Tetapi itu buaya kan besar sekali, jadi tidak sembarangan orang yang bisa, Panji saja mengalah!" kata Daeng Raja (50 th) warga Kelurahan Tatura, Palu Selatan, di tepi Sungai Palu, dikutip dari Liputan6.com.

Kerap Dikasih Makan

Lama berada di sungai itu membuat warga dan sang buaya memiliki hubungan yang spesial. Bagaimana pun, warga tetap merasa kasihan dengan si buaya. Tak ayal, setiap buaya muncul ke permukaan, warga sering kali memberikannya makan. Diketahui, warga kerap kali memberikan seekor ayam untuk dimakan oleh si buaya. "Dia (buaya berkalung ban) sering diberi makan warga kalau muncul. Yang penting tidak diganggu, dia tidak agresif. Bahkan banyak orang mendekat kalau dia muncul," ucap pria paruh baya yang akrab dengan sapaan 'Daeng', dikutip dari Liputan6.com.Menurut warga yang tinggal di dekat Sungai Palu, perilaku buaya yang terlilit ban bekas ini tidak begitu agresif. Bahkan, di sekitar pemukimannya belum pernah ada kasus serangan buaya. Baik ke warga maupun hewan ternak yang kerap digembala di padang rumput tepi sungai.

Terjerat Ban Hampir 3 Tahun

Dengan adanya sayembara yang diumumkan pada 28 Januari 2002, lalu, masyarakat sekitar berharap ada yang bisa mengakhiri penderitaan si buaya. Bagaimana tidak, selama lebih dari 3 tahun ban bekas itu terlilit di buaya yang diperkirakan berusia 9 tahun ini."Mudah-mudahan segera bisa diselamatkan, karena makin lama ukuran badannya semakin besar dan makin mencekik lehernya," harapan Daeng.

Tak Dapat Respons Masyarakat, Sayembara Ditutup

Melansir dari Antara, Senin (3/2), sayembara yang dikeluarkan oleh BKSDA ini tidak mendapat respons serius dari masyarakat. Terbukti hingga Minggu (2/2), satu pihak pun belum ada yang menyatakan siap terjun langsung menolong si buaya. buaya berkalung ban bekas

Antara

Melihat hal tersebut, BKSDA Sulawesi Tengah berencana akan menutup sayembara yang dibentuknya."Ia sayembaranya kita tutup," ungkap Kepala BKSDA Sulteng, Hasmuni Hasmar, dikutip dari Antara, Senin (3/2).

KEMENLHK Bentuk Tim Khusus

Belum menyerah, BKSDA Sulawesi Tengah lantas memikirkan cara lain untuk menyelamatkan buaya itu dari lilitan bam bekas. Pihaknya diketahui telah berkonsultasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Tidak hanya itu, BKSDA juga berkonsultasi dengan Direktur Jenderal Konservasi Keanekaragaman Hayati. Setelah berkonsultasi, akhirnya mereka menyiapkan tim khusus beserta peralatan untuk menolong si buaya."Saya sudah berkonsultasi dengan Pak Direktur. Pokoknya BKSDA tidak akan menyerah. Tim yang dibentuk peralatan telah disiapkan," ungkapnya menambahkan, dikutip dari Antara.

Tim Penyelamat Akan Tiba

Melansir dari Antara, tim penyelamat yang dikerahkan oleh Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati rencananya tiba pada Selasa (4/2) di Kota Palu."Hari Senin koordinasinya, hari Selasa tim dari Jakarta akan turun," ungkap Hasmuni.

(mdk/tan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menegangkan, Detik-Detik Heru Gundul Evakuasi Buaya Muara di Bantul Milik Mendiang Pencinta Satwa
Menegangkan, Detik-Detik Heru Gundul Evakuasi Buaya Muara di Bantul Milik Mendiang Pencinta Satwa

Sebelumnya, buaya ini dipelihara oleh sosok pencinta satwa.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Bansos Beras, Daging Ayam dan Telur Telan Anggaran Rp17,5 Triliun
Bansos Beras, Daging Ayam dan Telur Telan Anggaran Rp17,5 Triliun

Anggaran tersebut mencakup kucuran bansos hingga Juni 2024. Namun, Kemenkeu akan melakukan tinjauan setelah tiga bulan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyaluran Bansos Minta Ditunda di Masa Pemilu, Kepala Bapanas: Makannya Boleh Ditunda Enggak?
Penyaluran Bansos Minta Ditunda di Masa Pemilu, Kepala Bapanas: Makannya Boleh Ditunda Enggak?

Arief mengaku, dirinya telah mendapat penugasan dari pemerintah dalam rapat terbatas untuk tetap menyalurkan bansos pangan.

Baca Selengkapnya
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.

Baca Selengkapnya
Mengapa Banyak Budaya Menganggap Tabu untuk Membuka Payung di Dalam Ruangan?
Mengapa Banyak Budaya Menganggap Tabu untuk Membuka Payung di Dalam Ruangan?

Mengapa sejumlah budaya sama-sama mengganggap tabu untuk membuka payung di dalam ruangan? Ketahui penjelasannya mengapa hal ini terjadi.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya

Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Buka Peluang Usut Kertas Suara Tercoblos ke Dugaan Tindak Pidana
Bawaslu Buka Peluang Usut Kertas Suara Tercoblos ke Dugaan Tindak Pidana

"Iya, iya (akan diusut dugaan tindak pidananya)," kata Bagja

Baca Selengkapnya
Hormati Pemilu, Bapanas Bakal Hentikan Bantuan Pangan untuk Sementara Waktu
Hormati Pemilu, Bapanas Bakal Hentikan Bantuan Pangan untuk Sementara Waktu

Bapanas hentikan pemberian bantuan pangan sementara dalam rangka menghormati pemilu 2024.

Baca Selengkapnya