Anggota TNI Jadi Kurir Narkoba Dipecat Lalu Masuk Penjara, Penyebabnya Bikin Haru
Merdeka.com - Sudah menjadi tugas dari para prajurit TNI untuk mempertahankan Ibu Pertiwi dan pelindung bangsa. Sikap dan tindak-tanduknya harus bisa mencerminkan seorang patriot yang berjiwa besar serta jauh dari kejahatan.
Kisah salah satu pria bekas anggota TNI ini justru berbeda. Ia pernah bekerja sebagai bandar narkoba hingga menjebloskan dirinya ke hotel prodeo.
Bukan tanpa alasan, Iwan Toni menjadi seorang kurir narkoba. Ada alasan haru di balik kemauannya untuk mengantarkan barang haram tersebut.
Seperti apa cerita selengkapnya? Berikut ulasannya seperti yang dilansir dari kanal YouTube Curhat Napi (10/6/2020).
Anggota TNI Dibui
Tak pernah terbersit di benaknya, bekerja sebagai abdi negara justru harus berakhir di sel tahanan. Sosok pria yang kerap disapa Toni tersebut nampak tertunduk lesu, mengingat perbuatannya di masa lalu hingga membuat dirinya berakhir di penjara.
YouTube Curhat Napi ©2021 Merdeka.com
"Ada yang unik dari pembicaraan kita kali ini. Beliau adalah seorang mantan tentara tapi bisa terjerumus narkoba masuk penjara. Nama siapa?" terang sang presenter.
"Iwan Toni, pak," singkatnya.
"Panggilannya Toni. Sebelumnya mas Toni ini adalah tentara tapi terjerumus ke dalam kasus narkoba," ungkapnya lagi.
Sebelumnya Tak Tahu Narkoba
Tinggal dan berdinas di Aceh Barat sebagai prajurit, diakuinya tak pernah berhubungan langsung dengan dunia luar. Para prajurit disebutnya hanya berdinas di lingkungan markas. Hal itu juga membuatnya jauh dari hal-hal terlarang seperti narkoba.
"Ini bisa terjerumus kasus narkoba, itu gimana ceritanya sebenarnya?" tanya sang presenter.
"Jadi begini pak, saya dulu tidak mengerti dengan namanya narkoba, sabu-sabu karena fokus berdinas. Bapak tahu, di batalyon itu ketat, kita dinas pagi apel, siang apel, malam apel, kita berkegiatan terus, tidak pernah bersentuhan dengan dunia luar, beda dengan kepolisian," ceritanya.
Bertemu dengan Para Bandar
Suatu masa, Toni berkesempatan untuk menjalani dinas di luar kota. Karena hal itu, ia pun sering bertemu dengan kawan-kawannya yang memiliki beragam profesi haram. Saat itu, ia lantas sering bertemu dengan seorang bandar narkoba di area Medan dan Aceh.
YouTube Curhat Napi ©2021 Merdeka.com
"Tapi ada satu kesempatan untuk dinas keluar pak," katanya.
"Artinya ada kepercayaan dari komandan kompi untuk ditugaskan di luar?" tanyanya.
"Iya," jawabnya.
"Jadi pas dinas keluar ini lah mungkin ada ceritanya," tambah sang presenter.
"Iya, pas saya dinas keluar itu, saya berdinas di Aceh pak tapi saya sering menemani ke Medan[...] Jadi saat saya lintas ke Medan-Aceh-Medan-Aceh itu, kebetulan teman saya ini banyak yang bekerja jadi bandar narkoba," paparnya.
Tergoda Pekerjaan Haram
Tak lama kemudian, terbersit di hatinya untuk mencoba bekerja dan mencari tambahan penghasilan sebagai bandar narkoba. Ia diiming-imingi upah dalam jumlah yang fantastis.
"Singkat cerita, ya mereka menawarkan. Menawarkan, menjanjikan lah, kalau sekian dikasih sekian, otomatis saya tergoda lah, pak," katanya.
Butuh Biaya Berobat Ibu
Bukan tanpa alasan Toni berani mengambil risiko untuk menjadi kurir narkoba. Kala itu, sang ibunda rupanya jatuh sakit hingga harus menjalani perawatan intensif dalam jangka waktu yang tak singkat.
Segala upaya bakal ia lakukan demi kesembuhan sang ibunda tercinta. Jalan terakhir sebagai kurir barang haram pun ia terobos.
"Jadi ada tiga alasan (terjerumus) sebenarnya. Yang pertama, saat saya dinas keluar, saya keluarga cuma dua orang, saya dan adik saya. Saya punya orangtua tinggal satu, tinggal ibu saya. Pada suatu saat, ibu saya sakit, saya butuh uang besar uang banyak sementara gaji saya kan bapak tahu berapa. Sudah punya anak, sudah punya istri tidak mencukupi untuk rumah sakit opname sampai berbulan-bulan," jelasnya.
YouTube Curhat Napi ©2021 Merdeka.com
Penuh PenyesalanKini, Toni terdiam penuh penyesalan melihat reaksi ibunda yang mengetahui keadaannya saat ini. Seolah ia sadar betapa berat perjuangan orangtua untuknya agar menjadi pribadi yang baik dan terhormat.
"Saya memang menyesal sekali, apalagi setelah kejadian ini masuk penjara dan ditangkap, orangtua saya merasa terpukul. Saya merasa orangtua capai-capai menyekolahkan saya sampai kuliah uang habis banyak, ternyata seperti ini. Orangtua mana sih yang tidak sedih melihat anaknya yang seperti ini," katanya.
(mdk/mta)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terlibat Pencurian Ratusan Kendaraan di Jawa Timur, Anggota TNI di Sidoarjo Ditangkap
Baca SelengkapnyaTim medis yang melakukan pertolongan menyatakan korban Serma Fedi telah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaIP tetap tidak mau menyerah sehingga tim Opsnal Unit 1 melakukan tindakan tegas terukur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KKB melakukan penyerangan dari arah pemukiman warga.
Baca SelengkapnyaPenyergapan kurir narkoba di Tanjung Jabung Barat, Jambi diwarnai insiden tak diinginkan. Seorang ibu hamil terluka akibat diterjang peluru petugas.
Baca SelengkapnyaDiduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca SelengkapnyaAlmarhum akan diterbangkan ke Padang hari ini pada pukul 12.45 WIT dan diperkirakan tiba di BIM Padang Pariaman pada pukul 19.15 WIB.
Baca SelengkapnyaDua jenderal TNI-Polri bersaudara mudik bareng sebelum Ramadhan.
Baca SelengkapnyaJaksa berharap hukuman mati bisa membuat efek jera para pengedar narkoba
Baca Selengkapnya