Windows XP divonis mati, pemerintah China protes
Merdeka.com - Kabar mengenai akan diberhentikannya dukungan untuk Windows XP per 8 April 2014 mendatang kini mulai banyak menuai protes.
Salah satu negara di Asia, yaitu China, diketahui adalah negara yang paling getol memprotes dipensiunkannya WIndows XP. Bahkan baru-baru ini dikabarkan pemerintah China meminta agar Microsoft meninjau ulang rencana ditutupnya Windows XP.
Menurut mereka, dengan ditutupnya Windows XP, maka akan mengakibatkan keamanan yang sangat memprihatikan. Tak hanya itu, penggunaan software bajakan juga akan meningkat drastis.
Dikutip dari Neowin (5/12), pemerintah China justru berharap kepada Microsoft untuk memperpanjang umur Windows XP hingga beberapa tahun mendatang.
Hal ini didukung oleh tingginya penggunan Windows XP di CHina yang masih mencapai 50 persen. Sementara Windows 7 hanya digunakan sekitar 30 persen di Negeri Tirai Bambu itu.
Baca Juga:
Microsoft sulit pensiunkan Windows XP
Seperti apa tampilan Windows 9 nantinya?
Windows 9 tampil cantik di 2014
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaUcapan dari Xi Jinping ini disampaikan melalui surat resmi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaSetelah HP layar lipatnya sukses di pasaran, Samsung berencana mengembangkan Tablet layar lipat.
Baca SelengkapnyaEksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaSang kakek mencari solusi setelah melihat cucunya yang berusia lima tahun tak bisa lepas dari ponsel.
Baca Selengkapnya