Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak disangka, 7 binatang ini senang dengan adanya global warming

Tak disangka, 7 binatang ini senang dengan adanya global warming Binatang yang senang dengan adanya global warming. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Perubahan iklim, pemanasan global, atau kita lebih sering mengetahuinya dengan istilah global warming, adalah masalah yang sangat besar yang merundung planet tempat kita tinggal ini. Saking berbahayanya, ilmuwan bahkan memprediksi bahwa Bumi mungkin akan kiamat karena pemanasan global.

Banyak sekali yang telah terkena dampak global warming. Mulai dari salah satu mamalia di Australia yang telah punah, serta deretan binatang yang kini terancam punah karena menggantungkan hidup ke lautyang ekosistemnya telah jauh berubah. Namun ternyata ada juga binatang-binatang yang justru berbahagia dengan adanya global warming.

Ada beberapa kelompok binatang yang ternyata sangat bisa beradaptasi dengan perubahan iklim. Bahkan, ada juga yang memanfaatkan momen tersebut dan punya kehidupan yang lebih baik.

Berikut beberapa binatang tersebut.

Chepalopoda (ikan sotong, cumi-cumi, gurita)

Bagi banyak sekali binatang laut, perubahan iklim seakan-akan kiamat. Temperatur, berubah, keadaan ekosistem berubah, dan yang tak mampu bertahan akan kandas. Hal ini terlihat juga di beberapa binatang yang menggantungkan diri pada lautan, serta beruang kutub yang kini makin kurus. Namun hal ini tak berlaku pada Chepalopoda.

Moluska laut yang di antaranya termasuk sotong, gurita, dan cumi-cumi, justru jumlahnya bertambah dalam 60 tahun terakhir.

Hal ini berdasarkan penelitian tak sengajar oleh Environment Institute dari University of Adelaide yang sedang meneliti ikan sotong di Australia selatan. Dalam penelitiannya, ternyata 35 spesies ikan sotong justru naik dari tahun 1953 ke 2013.

Hal ini dikarenakan kemampuan chepalopoda untuk beradaptasi di suasana ekstrem. Untuk beradaptasi pada kondisi lautan yang makin hangat, mereka mampu berevolusi untuk menurunkan usia kedewasaan dan kemampuan reproduksi mereka. Hal ini bisa membuat mereka di usia dini sudah bisa bereproduksi.

Nyamuk Arktik

Sebuah penelitian dari Darthmouth College menyatakan bahwa populasi dari nyamuk Arktk bertambah seiring temperatur yang juga naik. Hal ini diprediksi justru akan makin naik mengingat suhu Bumi makin lama makin naik.

Para peneliti menyebutkan bahwa temperatur musim semi yang cukup hangat membuat nyamuk tersebut mampu tumbuh dan muncul lebih cepat. Spesifiknya, setiap naik satu derajat Celcius, angka pecepatan tumbuh nyamuk dari larva menjadi kempopmpong naik 10 persen.

Bintang laut

Menurut studi yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences, bintang laut justru jadi binatang yang mendapat keuntungan dari naiknya temperatur global dan juga naiknya kadar karbon dioksida. Dibandingkan invertebrata lain, bintang laut adalah binatang yang justru makan lebih banyak dan tumbuh lebih banyak di kondisi hangat.

Penelitian yang dilakukan tim dari University of British Columbia, para ilmuwan menginvetrstigasi efek dari pemanasan global di bintang laut. Di studinya, mereka menaruh binatang unik ini di akuarium besar dengan berbagai suhu dan kadar karbon dioksida yang berbeda. Hasilnya, bintang laut yang diletakkan di suhu lebih tinggi dengan kadar karbon dioksida yang lebih tinggi dari yang lain, mereka justru tumbuh 67 persen lebih cepat.

Hal ini dikarenakan bintang laut adalah binatang laut yang tak seberapa punya mekanisme pertahanan, dan punya kemampuan lebih dalam beradaptasi.

Angsa Trumpeter

Angsa trumpeter adalah binatang yang hampir punah di era 1800 an. Hal ini dikarenakan salah satu spesies angsa yang ada di Amerika Serikat dan Kanada ini diburu untuk dikuliti bulunya, dimakan dagingnya dan beberapa bagian dari bulunya sangat baik untuk dijadikan pena. Namun meski dulu dilindungi, pada beberapa tahun terakhir mereka jumlahnya justru makin banyak, dan ilmuwan menyatakan bahwa hal ini terjadi karena perubahan iklim.

Menurut tim peneliti dari Alaska, naiknya temperatur global Bumi membantu naiknya populasi dari Angsa ini karena beberapa tempat baru yang cocok untuk habitat mereka berreproduksi akhirnya terbuka. Di era Bumi masih dingin, tempat ini tertutup es atau tak cukup air. Namun karena Bumi makin panas, mereka justru punya banyak habitat yang mudah diakses dan tak ada predator.

Ular tikus

Ratsnake atau lebih dikenal sebagai ular tikus, adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap pemanasan global. Bahkan ular ini diuntungkan dengan adanya hal tersebut.

Melalui studi dari University of Illinois, ular yang aktif pada malam hari ini, tak lagi terpapar suhu dingin, dan secara temperatur lingkungan mendukung keberadaan ular-ular ini. Sehingga mereka hanya akan beraktivitas di malam hari, dan tak lagi butuh cari persediaan makanan di siang hari.

Hal ini juga menguntungkan bagi ular yang tak harus mencari makan di siang hari lagi. Karena di siang hari, mereka beresiko dimangsa oleh elang. Pada akhirnya, populasi mereka jauh meningkat.

Babi hutan

Dalam beberapa tahun terakhir, populasi babi hutan ternyata meningkat. Hal ini pun sesuai dengan sebuah data di Jerman yang mencatat ada 2 juta babi hutan di tahun 2009. Hal ini merata di negara-negara Eropa seperti Belanda, Swiss, dan Austria. Beberapa negara di Asia dan Amerika Utara juga mengalami hal yang sama.

Ternyata, pemanasan global jadi kunci meningkatnya jumlah babi hutan. Hal ini disebabkan dua hal: pertama, peningkatan suhu yang menyebabkan musim dingin lebih hangat, membuat kelangsungan hidup babi hutan makin baik dan mereka punya angka harapan hidup yang lebih tinggi. Kedua, sinar matahari yang intens karena meningkatnya kadar karbon dioksida, justru membuat beberapa pohon makin berbuah. Hal ini terdiri dari berbagai jenis kacang-kacangan seperti kacang kastanya atau chestnut yang merupakan sumber energi bagi babi hutan. Meningkatnya ketersediaan pangan ini berakibat laangsung pada kualitas reproduksi.

Hal ini membuat ilmuwan menyebut babi hutan sebagai 'pemenang dalam kompetisi pemanasan global.'

Kucing

Anda tak perlu jauh-jauh untuk melihat binatang yang makin gembira terhadap perubahan iklim. Binatang peliharaan saja bisa demikian kok. Kucing adalah salah satunya. Tentu kuta bisa lihat meningkatnya populasi kucing liar di jalan, dan kondisinya memprihatinkan.

Biasanya, binatang imut ini akan berreproduksi di kondisi hangat. Namum karena adanya pemanasan global, di negara beriklim subtropis, musim dingin makin hangat dan pendek, sementara di negara tropis, panas terjadi sepanjang tahun. Hal ini membuat kucing punya waktu lebih panjang untuk reproduksi.

 

(mdk/idc)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).

Baca Selengkapnya
9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia

9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia

Air terjun merupakan bentuk keajaiban dan keindahan alam yang patut untuk dilihat. Yuk, simak daftar air terjun tertinggi di dunia!

Baca Selengkapnya
Kalimat Tertua di Dunia Ditemukan Pada Sisir dari Gading Binatang, Isi Tulisannya Kocak

Kalimat Tertua di Dunia Ditemukan Pada Sisir dari Gading Binatang, Isi Tulisannya Kocak

Kalimat tertua di dunia yang ditulis menggunakan abjad pertama berhasil ditemukan pada sebuah sisir yang terbuat dari gading binatang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
11 Hewan yang Bisa Hidup Tanpa Minum Air, Ada yang Mampu Bertahan Hingga 20 Tahun!

11 Hewan yang Bisa Hidup Tanpa Minum Air, Ada yang Mampu Bertahan Hingga 20 Tahun!

Manusia memiliki batasan waktu yang ketat untuk bertahan hidup tanpa oksigen dan air. Namun, di dunia hewan, ada yang memiliki kemampuan adaptasi luar biasa.

Baca Selengkapnya
15 Hewan Langka yang Hanya Ada di Kepulauan Galapagos

15 Hewan Langka yang Hanya Ada di Kepulauan Galapagos

Dilansir dari a-z Animal, kondisi terpencilnya pulau-pulau ini memberikan tempat perlindungan bagi spesies endemik termasuk tumbuhan. simak selengkapnya disini!

Baca Selengkapnya
Spesies Baru Katak Kecil Ditemukan di Indonesia, Ukurannya Cuma 3 Cm!

Spesies Baru Katak Kecil Ditemukan di Indonesia, Ukurannya Cuma 3 Cm!

Penemuan spesies katak bertaring terkecil di Pulau Sulawesi, Indonesia, menciptakan sensasi biologi.

Baca Selengkapnya
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis

Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir

Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.

Baca Selengkapnya
Mengenal Burung Paruh Kodok yang Pandai Berkamuflase, Salah Satu Habitatnya ada di Lereng Gunung Merapi

Mengenal Burung Paruh Kodok yang Pandai Berkamuflase, Salah Satu Habitatnya ada di Lereng Gunung Merapi

Berbeda dengan kebanyakan burung, Burung Paruh Kodok tidak jago terbang.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.

Baca Selengkapnya