Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sudah layak pakai 4G, sayang Indonesia masih jadi penonton

Sudah layak pakai 4G, sayang Indonesia masih jadi penonton 4G-LTE. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Smartphone dan perangkat mobile sekarang ini menjadi seperti sebuah kebutuhan yang harus dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Sayangnya, ketika banyak negara yang sudah lama menerapkan dan menggunakan teknologi 4G, Indonesia hanya berdiri sebagai penonton saja.

Memang, sampai sekarang, beberapa perusahaan telekomunikasi sudah mengujicobakan teknologi 4G dan ada pula yang siap meluncurkannya di awal tahun 2015 mendatang.

"Pasar Indonesia sudah siap untuk 4G berbasis Frequency Division Duplexing Long Term Evolution (FDD-LTE) atau Time Division Duplex-Long Term Evolution (TDD LTE). Jadi dalam implementasinya semuanya harus berperan, jangan jadi penonton saja," kata Principal Analyst Ovum Nicole McCormick, seperti dikutip dari Antara (17/10).

Menurut Nicole, jika pengguna sudah siap tentu operator lebih siap, apalagi ekosistem pendukung seperti perangkat dan infrastruktur juga sudah tersebar.

"Sekarang pertanyaannya, Indonesia mau jadi penonton dari teknologi 4G atau ikut menikmati. Biasanya, teknologi ini dimulai dari perkotaan karena kemampuan dan kebutuhan masyarakatnya dibandingkan di pedesaan," katanya.

Ia pun menyarankan, jika memang ingin bermain di perkotaan maka frekuensi yang bisa digunakan dari spektrum yang besar mulai dari 1.800 Mhz ke atas.

Dalam catatan, Indonesia sudah menggelar TDD LTE di 2,3 GHz melalui Internux. Namun, jika berbicara skala ekonomi, tentunya FDD LTE di 1.800 MHz harus dibuka.

Data dari Global mobile Suppliers Association (GSA), pada akhir 2013 diperkirakan ada 244 layanan berbasis LTE yang komersial di 87 negara. Hampir 44 persen komersial LTE berjalan di frekuensi 1.800 MHz, sementara frekuensi lainnya yang populer untuk LTE adalah 2,6 GHz, 800 MHz, band 4 (AWS) dan 700 MHz.

Pada tahun 2014, pemerintah sudah seharusnya membuka layanan FDD LTE di 1.800 MHz, jika konsisten dalam menerapkan teknologi netral layaknya di 800 MHz, 2,3 GHz dan 900 MHz.

Sayangnya, pemerintah lebih memprioritaskan penataan frekuensi 1.800 Mhz ketimbang menjalankan teknologi netral. Padahal, sekarang penggunaan agregasi kanal hal layak dijalankan untuk mengakali alokasi frekuensi yang tak berdampingan.

Sementara itu, General Manager Solution Consulting Huawei Tech Investment, Mohamad Rosidi menambahkan parameter standar kelayakan sebuah negara untuk mengadopsi koneksi internet cepat dengan teknologi 4G LTE adalah ketika suatu negara telah mengadopsi smartphone sampai penetrasi 30 persen.

"Saat pasar telah memakai smartphone sekitar 10 persen sampai dengan 30 persen, maka asumsinya masyarakat telah sadar kebutuhan layanan data cepat. Indonesia sekarang sudah punya 27 persen pengguna smartphone di pasar ponsel, maka sudah sangat layak untuk gelar LTE," jelasnya.

(mdk/das)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pesan Jokowi ke MA: Hakim Harus Peka Terhadap Rasa Keadilan Masyarakat
Pesan Jokowi ke MA: Hakim Harus Peka Terhadap Rasa Keadilan Masyarakat

Jokowi mengingatkan hakim agar peka terhadap rasa keadilan masyarakat dan mengikuti perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya
Ada Indonesia, Ini Daftar Negara yang Rakyatnya Paling Banyak Tak Dapat Akses Internet
Ada Indonesia, Ini Daftar Negara yang Rakyatnya Paling Banyak Tak Dapat Akses Internet

Berikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Janji Manis Anies Bikin Internet Lambat Jadi Ngebut 100 mbps, Gratiskan Kuota 30 GB
VIDEO: Janji Manis Anies Bikin Internet Lambat Jadi Ngebut 100 mbps, Gratiskan Kuota 30 GB

Timnas AMIN, Leon menjelaskan akan membagikan kuota 30 gb dengan rata-rata kecepatan 100mbps.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Prabowo Bilang Pilih Internet Otaknya Lambat, Begini Reaksi Ganjar
Prabowo Bilang Pilih Internet Otaknya Lambat, Begini Reaksi Ganjar

Ganjar menilai, tak mungkin seseorang memilih internet otaknya lambat.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Pengguna Internet Indonesia Ternyata Dikuasai Orang-orang Ini
Terungkap, Pengguna Internet Indonesia Ternyata Dikuasai Orang-orang Ini

Siapa mereka? Berikut orang-orang yang menguasai internet Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Minta Kecepatan Internet Minimal 100 Mbps, Pengamat: Indonesia Butuh Pemerataan Akses
Menkominfo Minta Kecepatan Internet Minimal 100 Mbps, Pengamat: Indonesia Butuh Pemerataan Akses

Yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemerataan akses internet.

Baca Selengkapnya
Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan
Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan

Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.

Baca Selengkapnya
Gara-gara Ada Ancaman Nuklir Teknologi Internet Muncul, Begini Kisahnya
Gara-gara Ada Ancaman Nuklir Teknologi Internet Muncul, Begini Kisahnya

Kemunculan internet tak bisa dilepaskan dari keberadaan ancaman nuklir dan perang.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tekan Aturan Percepatan Transformasi Digital, Begini Isinya
Jokowi Tekan Aturan Percepatan Transformasi Digital, Begini Isinya

Pertimbangan penerbitan perpres itu untuk mendorong terwujudnya pelayanan publik berkualitas dan terpercaya.

Baca Selengkapnya