Merdeka.com - Saat ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memang sedang menggodok revisi tarif interkoneksi agar ada penurunan tarif.

Adanya revisi untuk tarif interkoneksi ini, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara karena tarif yang sekarang sudah tidak merefleksikan lagi kondisi sekarang dan ke depannya. Kabarnya, targetnya awal tahun depan sudah ada pengaturan interkoneksi yang baru.

Rencana pengaturan baru interkoneksi itu, pun didukung oleh Telkomsel. Namun, yang diharapkan Telkomsel adalah penghitungannya harus adil.

Telkomsel pun mengusulkan hitungan interkoneksi berdasarkan cost base. Maksudnya adalah ketika operator sudah banyak mengembangkan jaringan dan infrastruktur, maka sewajarnya ada perbedaan penerapan tarif.

"Contohnya, operator A bangun seribu BTS di suatu wilayah, sementara operator lain hanya bangun satu BTS saja, terus disambungkan. Terus minta biaya interkoneksi yang sama. Nah, ini kan bisa merugikan," kata Presiden Direktur Telkomsel, Ririek Adriansyah dalam acara buka bersama dengan media, di Kantor Telkomsel, Jakarta, Rabu (01/07).

Pasalnya, menurut Ririek selama ini ada operator yang menerapkan tarif interkoneksi yang berbeda, baik on net maupun off net. Sekadar informasi, tarif on net adalah tarif yang dibebankan pada penggunaan jaringan yang sama. Tarif off net sendiri dibebankan pada penggunaan lintas jaringan, misalnya, antar operator.

Meskipun demikian, semangat yang dibawa operator terkait revisi tarif interkoneksi ini merupakan hal baik. Manfaatnya adalah untuk pelanggan telekomunikasi bisa merasakan biaya komunikasi beda operator yang lebih murah dan untuk operator telekomunikasi agar mendorong peningkatan trafik dari satu jaringan ke jaringan yang lain.

"Interkoneksi lagi dihitung, masih belum selesai. Sekarang masih pengumpulan data karena harus diverifikasi dan cross check," ujar Rudiantara belum lama ini.