Situs disusupi peretas, Kemenhan mengaku lengah
Merdeka.com - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengaku lengah terhadap serangan peretas yang melumpuhkan situsnya.
"Hal ini membuktikan keamanan cyber Kemenhan belum maksimal sehingga mudah diserang," ujar Dirjen Potensi Pertahanan Kemenhan Pos M. Hutabarat, Selasa (28/5).
Namun, tambahnya, peretas hanya merusak bagian lay out atau depan saja, tidak sampai masuk ke dalam sehingga dianggap bukan ancaman yang serius.
Menurut Hutabarat, peretas di Indonesia belum membahayakan keamanan nasional karena hanya bersifat main-main sehingga belum berdampak massal.
"Bila hanya merusak individu, atau lembaga, atau perusahaan tertentu, itu masih masuk kategori cyber crime. Tetapi bila sudah merusak keutuhan wilayah, merusak kepentingan negara dan simbol negara, serta keselamatan bangsa itu masuk kategori cyber war," ujarnya.
Berbeda dengan cyber crime yang sudah ada UU Informasi Transaksi Elektronik (ITE), Kemenhan menyesalkan belum ada perangkat hukum dan aturan yang memadai dalam menghadapi cyber war.
Lebih lanjut Hutabarat mengungkapkan untuk ancaman secara fisik, TNI memiliki 420 ribu anggota dan itu pun bisa dicegah dengan perundingan-perundingan.
Adapun, ancaman berupa nonmiliter lebih membahayakan karena sulit diidentifikasi dan akibat yang ditimbulkannya bisa melumpuhkan persendian ekonomi negara.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaTampak beberapa gedung inti pemerintahan yang kian menunjukkan bentuknya.
Baca SelengkapnyaMenurut catatan Kemenhub, 107,63 juta orang diperkirakan akan bepergian pada libur Nataru 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
H-4 Lebaran 2024, Puluhan Ribu Pemudik Padati Stasiun Pasar Senen
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaAda 100 tahanan yang terdaftar akan menggunakan hak suaranya pada 14 Februari.
Baca SelengkapnyaLebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaMomen haru upacara persemayaman Kopda Hendrianto. Isak tangis keluarga kehilangan Kopda Hendrianto.
Baca Selengkapnya