Rahasia sukses Samsung kembangkan smartphone lipat

Merdeka.com - Samsung akhirnya merilis smartphone lipat pada Kamis (8/11/2018) dii hari tadi. Ini adalah gadget hybrid pertama dari Samsung yang mentransformasikan smartphone menjadi tablet.

Anda bisa menyimak lebih jelas soal teknologi layar lipat dari Samsung ini di artikelSamsung akhirnya perkenalkan teknologi smartphone lipat "Infinity Flex"Samsung akhirnya perkenalkan teknologi smartphone lipat "Infinity Flex"yang langsung bisa Anda klik tautannya.

Berbicara lebih jauh soal bagaimana smartphone lipat ini menjadi sesuatu yang sukses dikembangkan, ternyata ada tiga buah kunci: kerapatan piksel, ukuran layar, serta aspek rasio. Semua aspek tersebut dipertimbangkan dalam mode terlipat dan terbuka.

Melansir CNet dan The Verge, berikut ulasannya.

Kerapatan piksel, Ukuran Layar, dan Aspek Rasio

Layar lipat ini mengusung kerapatan piksel sebanyak 420 piksel per inci. Ini bukanlah piksel paling rapat yang pernah ada di smartphone, namun tak bisa dipungkiri kalau kerapatan piksel tersebut akan membawa ketajaman gambar yang pas.

Bentang layar ketika smartphone tertutup adalah 4,58 inci, cukup kecil sehingga resolusi yang diperlukan hanya 840x1960. Meski demikian, rasio layarnya mengusung 21:9. Ini membuat smartphone lipat yang sedang terlipat akan jadi layar paling tinggi yang pernah ada di smartphone.

Dengan rasio layar terlipat yang setinggi ini, sebenarnya justru tak akan nyaman untuk gaming, menonton video ataupun melakukan berbagai tugas lain. Namun dengan sokongan One UI, antarmuka akan disesuaikan dengan rasio layar.

Keadaan berubah ketika kita berbicara soal layarnya ketika terbuka. Terdapat resolusi layar sebesar 1536x2152 di bentang layar 7,3 inci, dengan aspek rasio 4,2:3, selayaknya tablet pada umumnya. Samsung nampaknya ingin membuat pengguna untuk melakukan berbagai aktivitas di mode terbuka.

Tertarik?