Pengamat soal e-commerce Cipika: Strategi kurang tepat!
Merdeka.com - Pengamat e-commerce Daniel Tumiwa turut berpendapat terkait dihentikannya layanan e-commerce Cipika. Menurutnya, sejauh ini strategi yang dilakukan oleh perusahaan besutan Indosat Ooredoo kurang tepat. Padahal, pasar yang disasar sudah cukup tajam.
"Strateginya kurang tepat ya. Padahal, pasar mereka sudah sangat tajam," ungkapnya saat dihubungi Merdeka.com, Jumat (26/5).
Dia memperkirakan, hal ini bisa jadi lantaran startegi Indosat Ooredoo sendiri bergeser dengan layanan lainnya sehingga memfokuskan pada layanan terbarunya.
"Mungkin juga dengan dimulainya arah baru dari Indosat Ooredoo dengan dibuka Iruna, PayPro, dan perusahaan Big Data itu. Jadi fokus di ketiga yang baru," jelas dia.
Terlebih, menurutnya, tidak ada yang berbeda yang ditawarkan dari Cipika dibandingkan dengan e-commerce lain untuk bersaing. Maka, mereka pun akhirnya terjerambab di pusara permainan harga yang ujungnya jadi buntung.
"Artinya bersaing. Lalu karena bersaing harus main harga. Tidak ada untung. Saya tidak bisa sebutkan tapi strategi saya akan berbeda aja," katanya.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, layanan e-commerce Cipika resmi di tutup. Kabar tersebut diketahui dari situs resmi Cipika.co.id. Dalam penjelasannya, situs yang berdiri 3 tahun lalu akan berhenti beroperasi total pada 1 Juni 2017.
"Kaka Cipika, adalah 3 tahun yang menyenangkan dari kami hadir melayani Anda. Dan kami bangga turut berpartisipasi mengembangkan ekonomi lokal dengan membantu UKM lokal menjangkau pelanggan di seluruh Indonesia," tulis dalam website resminya, Jumat (26/5).
Disebutkan juga, transaksi mereka akan berakhir pada 22 Mei 2017. Maka itu, pihaknya akan memanfaatkan sisa waktu yang ada. Hal ini untuk memastikan semua pesanan pelanggan terkirim dan merchant menerima pembayaran.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya
Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.
Baca SelengkapnyaTikTok Kuasai E-commerce Lokal, Istilah Hilirisasi Digital Dinilai Ambigu
Konsep hilirisasi digital dinilai tidak relevan dengan kenyataan di lapangan.
Baca SelengkapnyaSepakat dengan Menkop Teten, Ekonom: Tiktok Harus Pisahkan e-Commerce dengan Media Sosial
Aturan yang tertuang pada Permendag 31/2023 harusnya benar-benar dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua pihak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies-Cak Imin Janji Ekonomi Hijau Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia, Begini Strateginya
Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaDigiserve Catat Pertumbuhan Bisnis Sepanjang 2023, Ini Dia Datanya
Di tahun 2023, Digiserve terus memacu pertumbuhan bisnis melalui terobosan produk dan layanan terbaik bagi para pelanggan.
Baca SelengkapnyaTransaksi E-commerce Sepanjang Tahun 2023 Diprediksi Tembus Rp533 Triliun
Kemendag memproyeksikan transaksi e-commerce tahun 2023 menjadi Rp533 triliun.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran Unggul di Riau, Relawan Ungkap Keberhasilan Strategi Kampanye Medsos
Pengguna internet di Riau mendominasi sebagai DPT Pemilu
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Penyebab Beras Langka di Indomaret dan Alfamart
Bulog akan tingkatkan distribusi beras SPHP ke pasar-pasar tradisional maupun program pasar murah demi tekan harga beras.
Baca Selengkapnya4 Modus Penipuan Online yang Wajib Diwaspadai, Yuk Kenali Saluran Informasi dan Kanal Komunikasi Resmi Blibli
Blibli mengajak masyarakat lebih waspada dengan mengenali saluran informasi dan kanal komunikasi resmi Blibli.
Baca Selengkapnya