Pengamat: Indonesia cocok kembangkan pesawat perintis
Merdeka.com - Menurut pengamat penerbangan Dudi Sudibyo, Indonesia sudah tepat mengembangkan pesawat komersial bermuatan 19 orang seperti yang sedang dikembangkan saat ini oleh PT Dirgantara Indonesia (DI) yakni N-219.
"Indonesia lebih tepat mengembangkan pesawat N-219. Sebab, agar daerah-daerah kecil juga bisa dijangkau. Misalnya, penerbangan dari Yogyakarta ke Cilacap," ujarnya saat dihubungi Merdeka.com, (13/04).
Lebih jauh, Dudi juga menjelaskan bila pasar untuk pesawat perintis komersial di Indonesia masih sangat potensial. Sehingga, dirinya mengapresiasi langkah pemerintah untuk mengembangkan pesawat jenis ini.
"Memang sudah langkah yang tepat dilakukan. Potensinya saya pikir juga bagus daripada bermain untuk pesawat yang besar. Kemahalan nanti kayak N250," katanya.
Sebagaimana diketahui, pesawat mini jenis N-219 ini merupakan pesawat khusus untuk transportasi antarkota dengan jarak tempuh 200 kilometer. Rencananya, pesawat ini akan diproduksi masal tahun depan.
"Saat ini progressnya dalam tahap penelitian. Harapan saya di Agustus ini pas Hari Teknologi Nasional, produk itu sudah menjadi roll out. Roll out ini, produk tersebut sudah menjadi pesawat. Tinggal uji coba terbang. Setelah uji coba terbang, di akhir 2015, harapan saya sudah menjadi mendapatkan sertifikat. Kalau sudah mendapatkan sertifikat, berarti tahun 2016, sudah bisa diproduksi," papar Menristekdikti M. Nasir kepada Merdeka.com saat diwawancarai eksklusif di kantornya, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek), Jakarta.
Dengan bangga dirinya mengakui jika pesawat buatan Indonesia ini, sudah melakukan studi pasar. Hasilnya, 200 unit pesawat akan diproduksi sesuai dengan pesanan.
"Peminatnya ada dari, Sriwijaya Air, Trigana Air, Susi Air. Ini kan pesawat perintis jumlah penumpang 19 orang. Keunggulannya tidak butuh landasan panjang cukup 550 meter," ujarnya.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia turut menawarkan pesawat CN2335-220 produksi PTDI.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Maskapai ini meminta penumpangnya untuk menaiki timbangan beserta barang bawaan mereka untuk mencatat berat badan mereka di gerbang keberangkatan.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki sebuah kereta yang kehadirannya sama sekali tidak diharapkan, jika kereta tersebut keluar, berarti sedang ada hal buruk yang terjadi.
Baca SelengkapnyaMenurut kesepakatan, Indonesia juga akan memproduksi 48 unit jet tempur itu di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaSelain meninjau kesiapan pesawat tempur, Presiden Jokowi juga menyaksikan penampilan atraksi udara.
Baca Selengkapnya