Merdeka.com - Bagi mereka yang menggunakan komputer atau laptop, rasanya tak lengkap jika tak menambahi layar monitornya dengan screen saver. Ditengarai, dengan menggunakan screen saver mampu memperpanjang umur monitor, benarkah?

Awal penciptaan screen saver sendiri memang ditujukan untuk mengisi layar monitor yang hidup dengan beberapa gambar bergerak. Biasanya, screen saver ini muncul ketika dalam beberapa saat komputer tak melakukan kegiatan apapun atau dibiarkan begitu saja oleh penggunanya.

Screen saver sendiri dihadirkan pertama kali ketika layar monitor saat itu yang masih menggunakan teknologi CRT. Dengan screen saver, maka monitor CRT bisa mencegah fosfor yang terkandung di dalamnya terbakar sia-sia sehingga merusak layar monitor tersebut.

Tradisi ini pun bertahan hingga sekarang ketika monitor CRT sudah tak lagi tak digunakan. Meskipun kebanyakan monitor menggunakan LCD dan LED, screen saver masih jamak ditemukan terpasang bersamaan dengan sistem operasi komputer.

Padahal, jika ditinjau dari tujuannya yang mencegah terbakarnya fosfor, maka hal ini akan sia-sia. Hal ini dikarenakan LCD dan LED tak lagi menggunakan fosfor seperti yang dimiliki CRT.

Malah, hal ini akan berakibat menghambur-hamburkan listrik saja. Sehingga, LCD dan LED yang seharusnya didesain hemat energi hanya akan membuang listrik ketika menjalankan animasi screen saver.

Lantas, apa cara terbaik agar monitor LCD/LED kita awet dan tetap hemat energi?

Sebenarnya hal ini bisa dilakukan dengan mudah, Anda bisa mematikan sejenak layar monitor ketika sedang tak digunakan. Malah, Windows 7 juga menyediakan fitur yang mematikan layar secara otomatis ketika komputer atau laptop yang menyala tak digunakan dalam beberapa saat.

Jadi, buat apa lagi Anda tetap menggunakan screen saver?