Merdeka.com - Harga smartphone, terutama di Amerika Serikat, selama ini disubsidi langsung oleh produsen sehingga bisa terjangkau. Namun, sepertinya subsidi macam ini akan segera ditarik sehingga harga smartphone pun lama kelamaan akan makin mahal.

Namun, seperti yang dilansir oleh TechCrunch (11/12), sepertinya hal ini takkan terjadi lagi di negeri paman Sam tersebut. Pasalnya, salah satu penyedia layanan seluler terbesar di sana, AT&T membeberkan rencana perusahaannya yang terlihat tidak populer.

Dalam sebuah pertemuan, CEO AT&T menyatakan bahwa subsidi gadget tak bisa dilakukan terus-terusan. Apalagi, jika pengguna gadgetnya dalam jumlah besar menggunakan layanan seluler yang sama.

"Subsidi penting saat merintis usaha. Namun saat penetrasimu sudah sampai 90 persen, kita tak bisa terus-terusan memberikan subsidi," kata Randall Stephenson, CEO AT&T.

Sehingga, nantinya AT&T akan terlihat membuat penggunannya merasa keberatan mengganti perangkat mereka tiap dua tahun sekali. Namun, mereka yang tak mengganti perangkat ini akan diberikan layanan seluler dengan harga lebih murah tentunya.

Sebagai informasi, layanan seluler di Amerika Serikat sana mirip dengan layanan seluler pasca bayar di mana pengguna harus membayar biaya bulanan sesuai dengan besarnya penggunaan telepon, data, dan SMS mereka. Dalam tagihan biaya ini juga disisipkan biaya tambahan sehingga terlihat bahwa pengguna mencicil perangkat yang sebelumnya dibeli dari operator dengan harga murah.