LTE Internux diragukan bisa berkembang di Indonesia
Merdeka.com - Belum genap sebulan meluncurkan layanan 4G LTE (Long Term Evolution) di pita 2,3 GHz, Internux sudah dinilai tak akan bisa mengembangkannya karena keterbatasan perangkat pendukung.
Sebelumnya, pada 7 Juni PT First Media Tbk lewat lini usaha Internet broadbandnya, LinkNet dengan produk Sitra Wimax, menghentikan layanan WiMax sampai waktu yang tidak ditentukan.
Sitra mengungkapkan akan melakukan pengembangan teknologi secara serentak mulai 7 Juni 2013, sehingga layanan Sitra tidak dapat digunakan untuk sementara waktu. Diduga, SItra juga tengah menyiapkan layanan LTE meski sampai sekarang pun belum ada tanda-tanda untuk merilisnya.
Menurut pengamat internet nirkabel Barata Wisnuwardhana, operator TD-LTE di pita 2,3 Ghz akan terkendala ketersediaan perangkat, termasuk Internux.
Sejumlah kalangan menilai teknologi netral yang diusung di pita 2,3 GHz tidak mengubah apapun, apalagi bila tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) tetap dibebankan pada perangkat operator.
"Yang netral kan teknologinya, sedangkan aksesnya tetap fixed, ini tak mengubah apapun, dan TD-LTE pasti akan gagal seperti juga WiMax," ujar Barata dari Indonesia Broadband Wireless (IdBBWI), kepada merdeka.com, Minggu (17/11).
Menurut Barata, TD-LTE Internux tidak akan jalan, karena kendala customer premises equipment (CPE), mengingat saat ini hanya China yang telah menerapkan TD-LTE di pita 2,3 GHz.
Untuk 2,3 GHz, dari negara-negara yang sudah meluncurkan LTE secara komersial dan menggunakan TD LTE di frekuensi ini, hanya Australia dan India yang menggunakannya.
Sementara negara yang menggunakan TDD dan FDD untuk 2,3 GHz adalah Hong Kong, Oman, Arab Saudi dan Sri Langka. Dari kenyataan itu, dapat dikatakan bahwa 2,3 GHz TD LTE tidak begitu favorit di dunia, bahkan masuk 3 besar opsi pemilihan frekuensi untuk LTE pun tidak.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satelit Merah Putih 2 ini akan menjadi tolak ukur perkembangan digitalisasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaMemiliki kapasitas 32 Gbps dengan frekuensi C-band dan Ku-band, satelit Telkom akan menempati slot orbit 113 BT.
Baca SelengkapnyaOpensignal baru saja merilis pengalaman jaringan seluler di Indonesia per Desember 2023.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Fokus utama layanan IOTF di IKN adalah pada instalasi dan perbaikan.
Baca SelengkapnyaMomen Lebaran selalu menghadirkan tantangan operator telekomunikasi dan data karena trafik selalu melonjak cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaLonjakan trafik yang telah diprediksi ini dikontribusikan oleh peningkatan penggunaan media sosial, aplikasi pesan singkat, hingga aplikasi mobile gaming.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan perkembangan di bidang teknologi, Telkom Indonesia terus mengembangkan layanan Next-Generation Digital Connectivity.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan pelanggan akan banyak berkirim konten video atau foto, serta akses streaming baik video, musik, serta gim.
Baca SelengkapnyaGara-gara kecepatan internet Indonesia masih kalah dengan negara tetangga, Menkominfo mau buat regulasi khusus.
Baca Selengkapnya