Korea Selatan Jadi yang Terdepan di Industri 5G
Merdeka.com - Meski kita sudah menemui puluhan smartphone 5G yang telah dirilis, pada kenyataannya infrastruktur 5G belum jalan secara menyeluruh. Di Indonesia sendiri, sudah banyak smartphone flagship yang fitur 5G-nya dikunci karena memang jaringannya tidak ada.
Korea Selatan (Korsel) merupakan salah satu yang sudah maju. Terkenal sebagai negara dengan cakupan 4G terluas, saat ini negeri ginseng punya peran penting dalam progres atau kemajuan 5G di dunia.
Dilansir GSM Arena via Tekno Liputan6.com, berdasarkan analisis dari perusahaan riset Omdia per Maret 2020, Korsel masih menjadi pemimpin dalam progres 5G di dunia. Swiss berada di peringkat kedua.
Peringkat lima besar lain secara berurutan ditempati oleh Kuwait, Amerika Serikat (AS), dan Qatar.
Namun Omdia mencatat, ketersediaan perangkat 5G saat ini terbatas. Hal tersebut menghambat orang-orang merasakan manfaat teknologi jaringan baru tersebut.
Korsel saat ini memimpin pasar dengan penggunaan 5,88 juta perangkat 5G, atau sekira 10 persen dari total perangkat yang digunakan di negara tersebut.
Analis utama di Omdia, Stephen Myers, mengungkapkan bahwa meski saat ini terjadi pandemi global, para regulator tetap mendorong alokasi spektrum 5G. Selain itu, operator telekomunikasi juga siap merilis 5G dan memperluas jangkauan jaringan.
Peningkatan Signifikan 5 Tahun Lagi
Perusahaan telko terkemuka Ericsson memprediksi jumlah pengguna 5G di seluruh dunia akan mencapai 190 juta pada akhir 2020.
Dalam beberapa tahun mendatang, angka ini disebut bahkan akan melesat signifikan, mencapai 2,8 miliar pada 2025.
Di wilayah Asia Tenggara dan Oseania, 5G diperkirakan mencakup 21 persen pelanggan seluler pada 2025. Hal ini diungkapkan oleh perusahaan telekomunikasi asal Swedia itu dalam laporan tahunannya, Ericsson Mobility Report, edisi Juni 2020.
Laporan ini juga menyajikan ulasan tentang peran jaringan dan infrastruktur digital dalam mendukung masyarakat tetap terhubung selama pandemi Covid-19.
Kehadiran 5G pun dinilai akan membuat konektivitas menjadi lebih baik. Dalam hal ini termasuk untuk kegiatan masyarakat sehari-hari dan cara berbisnis.
Pandemi Covid-19 disebut semakin memperlihatkan pentingnya makna digitalisasi untuk bisnis di seluruh dunia. Kombinasi 5G dan digitalisasi pun dinilai menciptakan peluang baru bagi penyedia layanan untuk memperluas bisnis ke berbagai sektor mulai dari perawatan kesehatan, otomotif hingga manufaktur.
Semakin cepat negara mengadopsi 5G, semakin awal pula bisa mendapatkan keuntungan dari teknologi tersebut.
Sumber: Liputan6.comReporter: Andina Librianty
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korea Selatan menempati peringkat 6 dengan 9 LOI terkait investasi di IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaSelalu ada jalan untuk semua niat baik termasuk rencana untuk melamar kekasih.
Baca SelengkapnyaSatelit Merah Putih 2 ini akan menjadi tolak ukur perkembangan digitalisasi Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dahnil menjelaskan bahwa hilirisasi digital adalah penggunaan device bahkan hingga ke jaringan yang akan dibuat oleh putra-putri Indonesia.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan perkembangan di bidang teknologi, Telkom Indonesia terus mengembangkan layanan Next-Generation Digital Connectivity.
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaSetelah HP layar lipatnya sukses di pasaran, Samsung berencana mengembangkan Tablet layar lipat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, proyek masih menunggu penyelesaian studi kelayakan yang dilaksanakan oleh perusahaan asal Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaProduk terbarunya akan mengadopsi teknologi Nearlink yang belum pernah ada pada produk sebelumnya.
Baca Selengkapnya