Jangan percaya, ini 5 mitos seram hiu yang ternyata salah kaprah
Merdeka.com - Hiu, ikan predator nomor satu di lautan sudah ada sejak 400 juta tahun lalu. Hiu yang kita lihat saat ini selamat melewati 5 kepunahan besar yang terakhir membunuh dinosaurus 65 juta tahun lalu.
Tentu umur yang panjang membuat ikan ini lekat dengan berbagai mitos. Hal yang wajar sebab Bumi ini memang dipenuhi oleh beragam jenis hiu yang terdiri dari 500 spesies. Ironisnya, hiu bagi kebanyakan orang cuma dikenal dari sisi kelamnya saja.
Padahal hiu tidak lah semenakutkan seperti yang digambarkan di film atau mitos-mitos mengerikan lain. Justru, banyak ilmuan mengatakan bila mitos-mitos itu salah kaprah, dan hiu lah yang sebetulnya lebih takut pada kita, manusia.
Semua hiu pemangsa manusia
Hiu mako atau hiu putih raksasa mungkin terkenal kerap menyerang manusia, tapi hal itu tidak lantas membuat semua hiu berbahaya. Dari 500 spesies hiu, mayoritas adalah pemakan ikan dan cumi-cumi, bukan manusia.
Rata-rata setiap tahun hanya ada 30 kasus penyerangan hiu atas manusia dimana 5-10 kasus dinyatakan berakibat fatal. Namun tahukah Anda bila jumlah itu kalah jauh dari kematian manusia akibat mesin makanan otomatis di Amerika dan kematian akibat tertimpa kelapa di Asia per tahunnya?
Selain itu, hiu menurut ilmuwan menyerang manusia karena menganggap kita sebagai ancaman. Sedangkan kasus manusia diserang hiu di pantai biasanya terjadi akibat hiu salah mengira manusia sebagai ikan karena penglihatannya terganggu oleh deburan ombak.
Terakhir, menurut ilmuwan dari Southern Cross University, daging manusia terasa hambar bagi hiu. Hiu jauh lebih tertarik makan ikan ketimbang manusia.
Hiu itu bodoh
Banyak orang percaya bila otak hiu sangat kecil, hanya sebesar kacang walnut. Oleh sebab itu predator ini disebut bodoh dan berburu mengandalkan instink belaka.
Tetapi semua itu salah. Hiu adalah salah satu predator paling cerdas dilautan karena terus berevolusi sejak 400 juta tahun silam.
Berdasarkan penelitian ilmuwan, hiu memiliki 29 jenis metode berburu mangsa yang disesuaikan dengan faktor lingkungan. Bahkan hiu juga bisa berkomunikasi antar sesama menggunakan bahasa tubuh saat berburu.
Dan otak hiu tidak kecil. Rasio otak hiu dan tubuhnya sama dengan kebanyakan spesies burung dan mamalia.
Semua hiu berukuran besar dan menakutkan
Mendengar kata 'hiu', tentu yang pertama terbayang adalah sosok ikan besar dengan mulut lebar bergigi tajam. Namun tidak semua hiu seperti itu.
Dari 500 spesies hiu di Bumi, banyak yang berukuran kecil, hanya 20 sentimeteran. Hiu kecil ini banyak terdapat di perairan dalam atau dasar laut.
Spesies hiu paling besar adalah hiu paus yang panjangnya bisa mencapai 12 meter. Akan tetapi, hiu ini hanya memakan plankton atau udang kecil.
Diserang hiu, pukul hidungnya
Di negara-negara yang banyak terjadi serangan hiu, orang-orang menyarankan untuk memukul hidung hiu untuk bisa melarikan diri. Sayangnya mitos ini salah, bahkan berbahaya.
Berusaha memukul hiu justru bisa menimbulkan riak-riak air yang membuat hiu semakin ganas. Selain itu, di dalam air, pukulan manusia tentu akan berkurang jauh tenaganya.
David Shiffman, ilmuwan hiu dari Universitas Miami, AS, menyarankan untuk menyerang mata hiu, bukannya hidungnya. Mata adalah bagian paling lemah pada hiu. Meski mempunyai lapisan pelindung, mata hiu rentan terluka akibat tusukan jari saja.
Tak ada hewan yang memangsa hiu
Di Bumi, cuma ada beberapa spesies hiu yang berada di puncak rantai makanan, mereka adalah hiu macan, hiu putih, dan hiu paus. Ratusan spesies hiu lain tidak seberuntung tiga spesies hiu tadi.
Ya, kebanyakan hiu berukuran kecil dan menjadi santapan lezat bagi hewan laut besar seperti paus orca, buaya air asin, atau dimakan hiu lain. Namun, musuh hiu sebenarnya adalah manusia.
Akibat permintaan sirip hiu yang tinggi, setiap tahunnya tak kurang dari 100 juta hiu dibunuh. Ironisnya, setelah hiu-hiu itu diambil siripnya, tubuh-tubuh mereka kerap dibuang lagi ke laut atau dibiarkan membusuk karena tidak mempunyai nilai ekonomis nyaris sama sekali.
Pasar hiu di Lombok ©AFP PHOTO/Sonny TumbelakaSumber: Live Science
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengapa sih Lalat Selalu Muntah atau BAB Setiap Kali Hinggap?
Mengungkap mitos dan fakta seputar lalat, serangga umum yang sering mengganggu rumah tangga.
Baca Selengkapnya6 Mitos Orang Hamil yang Umum Beredar, Pahami Faktanya
Terdapat beberapa mitos orang hamil yang masih sering dipercaya.
Baca SelengkapnyaSisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Telah Dinyatakan Punah, Sehelai Rambut ini Ungkap Tabir Keberadaan Harimau Jawa
Sehelai rambut buktikan Harimau Jawa masih ada meski telah dianggap punah puluhan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMitos Jerawat di Jidat, Bisa Jadi Pertanda Baik
Beberapa mitos terkait jerawat di jidat telah beredar, tetapi perlu diingat bahwa tidak semua keyakinan ini didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
Baca SelengkapnyaMitos Mata Kiri Atas Kedutan Menurut Primbon, Ketahui dari Sisi Medisnya
Mitos mata kedutan memiliki arti berbeda tergantung di mana letak kedutan terjadi. Salah satu yang banyak dicari adalah mitos mata kiri atas kedutan.
Baca SelengkapnyaJangan Dicuci, Ini Cara Jaga Higienitas Telur dengan Tepat Selama Disimpan
TIdak sedikit orang yang keliru bahwa dengan membilas telur otomatis akan membuat telur bersih. Inilah cara membersihkan telur yang tepat.
Baca SelengkapnyaMitos Ibu Hamil Tidak Boleh Tidur Siang, Disebut Berdampak pada Janin
Ada beragam mitos yang beredar di masyarakat terkait ibu hamil. Salah satunya adalah mitos ibu hamil yang tidak boleh tidur siang.
Baca Selengkapnya