Israel Mulai Jadikan Luar Angkasa Medan Pertempuran Baru, Cegat Rudal dari Yaman
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan sistem pertahanan udara Arrow miliknya berhasil jatuhkan ‘ancaman udara’
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan sistem pertahanan udara Arrow miliknya berhasil jatuhkan ‘ancaman udara’
Israel Mulai Jadikan Luar Angkasa Medan Pertempuran Baru, Cegat Rudal dari Yaman
Baru-baru ini, Israel menjadikan ruang angkasa sebagai tempat perang dengan menjatuhkan sebuah roket yang sedang terbang ‘di luar atmosfer Bumi’.
-
Bagaimana konflik Israel dan Palestina dimulai? Konflik yang bermula sejak tahun 1947 ini bahkan masih sering memanas.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Israel dan Palestina? Pada akhir perang pada Juli 1949, Israel menguasai lebih dari dua pertiga bekas Mandat Inggris, sementara Yordania menguasai Tepi Barat dan Mesir menguasai Jalur Gaza.
-
Siapa yang menyerang Israel dengan roket? Warga Israel dihantui serangan roket dari Jalur Gaza sejak kelompok bersenjata Hamas berhasil melancarkan serangan besar mengejutkan pada Sabtu (7/10) lalu.
-
Siapa yang membuat rudal Israel? Berdasarkan catatan, MIL telah diizinkan mengirimkan produknya ke Israel paling lambat Januari 2024.
-
Apa yang dilakukan Israel? Pemerintah Indonesia mengutuk keputusan Parlemen Israel (Knesset) yang melarang operasi UNRWA di wilayah Israel.
-
Kenapa Israel dan Palestina terus berkonflik? Di mana penduduk Israel terus berusaha menguasai wilayah yang seharusnya menjadi hak dari warga negara Palestina.
Menurut laporan dari Daily Mail, Jumat (10/11), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa sistem pertahanan udara Arrow milik mereka telah berhasil menjatuhkan ‘ancaman udara’ yang mereka duga berasal dari pemberontak.
Pemberontak yang dimaksud adalah pemberontak Houthi yang didukung Iran dan berbasis di Yaman.
Hal ini diduga karena roket tersebut terbang di luar batas yang dapat diterima antara atmosfer Bumi dan ruang angkasa, yaitu sekitar 100 kilometer dan dikenal sebagai garis Kármán.
IDF mengatakan bahwa Arrow telah mencegah rudal permukaan-ke-permukaan di Laut Merah yang ditembakkan ke wilayahnya setelah roket tersebut menempuh jarak ribuan kilometer dari Yaman.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree juga mengklaim bahwa ini sudah ketiga kalinya Houthi mencoba menyerang Israel. Saree juga bersumpah bahwa serangan ini tidak akan berhenti sebelum peperangan antara Israel-Hamas di Gaza dihentikan.
Arrow milik Israel dibangun bersama dengan Amerika Serikat, dan pertama kali diuji pada tahun 2013.
Pengujian lainnya dilakukan pada 2014, kemudian pada tahun 2019 di negara bagian Alaska.
Sistem pertahanan ini dirancang untuk mencegat rudal balistik di luar atmosfer Bumi, sehingga menjatuhkan roket milik Houthi bukanlah hal yang sulit dilakukan.
Sistem pertahanan Arrow mampu memberikan kemampuan hipersonik, juga mempertahankan wilayah dalam jangkauan yang luas, sehingga lokasi-lokasi strategis di Israel dapat terlindungi.
Sistem rudal ini juga bisa melancarkan ancaman jarak jauh, termasuk ancaman yang membawa senjata pemusnah massal yang jauh dari sasarannya.
Dengan teknologi hit-to-kill, rudal yang masuk dapat dihancurkan Arrow dengan diluncurkan secara vertikal dan bergerak menuju titik intersepsi yang diperkirakan.
Diyakini, Houthi meluncurkan rudal jarak jauh Barkan 3 yang dipandu oleh laser sehingga dapat menghindari deteksi lapisan pertahanan Israel. Hal ini membuat Israel harus menggunakan Arrow.
Meski mendapat banyak ‘serangan’ dari pihak-pihak lain seperti Houthi, Israel tetap berkonsentrasi terhadap konflik yang terjadi di Gaza, yang hingga kini telah membunuh lebih dari 10.000 orang Palestina, menurut laporan Al-Jazeera.