Huawei pamer teknologi jaringan small cell terbaru
Merdeka.com - Isu mengenai solusi layanan kualitas jaringan menjadi pembahasan serius di seluruh dunia. Oleh sebab itu, seluruh stakeholder jaringan di dunia membahas soal ini khususnya dengan teknologi baru yakni small cell di South Pacific Small Cell Summit 2015 yang diselenggarakan Huawei.
Menurut penelitian dari Ovum, small cell merupakan solusi paling ideal untuk meningkatkan kapasitas jaringan, khususnya di tempat-tempat yang sulit menangkap jaringan atau pada saat jam sibuk dimana kapasitas jaringan terpakai secara optimal.
Small cell juga dapat mengurangi biaya penyebaran, mendukung penyebaran plug-and-play dan evolusi menuju penyebaran LAA, serta menciptakan peluang bisnis baru yang didorong oleh kemampuan navigasi teknologi ini.
Di Indonesia, beberapa operator telah menggunakan teknologi ini, di antaranya Telkom, Telkomsel, dan Tri (3) Indonesia juga berbagi informasi mengenai teknologi small cell dan kerjasama mereka dengan Huawei.
Pada kesempatan ini, Huawei juga meluncurkan LampSite 2.0, solusi small cell hasil inovasi terbarunya. LampSite 2.0 menawarkan data jaringan yang kuat dan kualitas suara yang jernih.
Solusi ini mampu secara signifikan meningkatkan kecepatan transfer data dan mempercepat pemanfaatan spektral pada 256QAM. LampSite 2.0 menyediakan kapasitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendahulunya, mendukung jajaran acak dari tiga frekuensi secara bersamaan, serta memungkinkan penyebaran evolusi jangka panjang (LTE) dalam satu waktu.
Tidak hanya itu saja, LampSite 2.0 juga memiliki fitur menarik seperti mendukung upgrade yang lancar ke solusi Licensed-Assisted Access (LAA) dan memfasilitasi operator dalam menggunakan spektrum yang tidak berijin (non-licensed).
Peter Zhou, President of the Huawei Small Cell Product Line, mengatakan pertumbuhan yang sangat cepat di pasar mobile broadband menciptakan tantangan dan juga kesempatan.
"Small Cell memiliki potensi pasar yang sangat besar dan diprediksi akan menghasilkan permintaan sekitar USD 20 milyar dalam lima tahun mendatang," ujarnya di Jakarta, Kamis (17/9).
Sementara itu, Muhamad Budi Setiawan, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Ditjen SDPPI) mengatakan, pemerintah peduli dengan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat Indonesia, dan memahami bahwa untuk mendapatkan layanan yang berkualitas, kita harus bersama-sama membangun jaringan yang lebih baik.
"Ada beberapa cara untuk meraihnya, mulai dari efisiensi spektrum tinggi, performa yang tinggi dengan cakupan dan kapasitas yang lebih baik, dan evolusi untuk masa depan," ujarnya.
Saat ini, kualitas jaringan yang lebih baik tidak hanya menjadi permasalahan di daerah pedesaan saja, daerah perkotaan juga menghadapi permasalahan yang sama.
Pengguna Mobile Broadband di Indonesia masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan jaringan komunikasi yang memadai, baik di dalam maupun di luar gedung, terutama pada area dengan traffic penggunaan jaringan yang tinggi seperti stadium, bandara, stasiun kereta, dan gedung.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produk terbarunya akan mengadopsi teknologi Nearlink yang belum pernah ada pada produk sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPenandatangan kerja sama yang dilakukan pada ajang Mobile World Congress 2024.
Baca SelengkapnyaTelkom dan Huawei Jalin Kerja Sama strategis B2B, Data Center, dan Cloud, serta percepatan pembangunan keahlian TelkomGroup.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wireless adalah teknologi tanpa kabel yang mudah dan praktis.
Baca SelengkapnyaKehadiran BRILink terbukti mampu memberdayakan pelaku usaha ultra mikro sehingga dapat meningkatkan kapasitas usahanya melalui akses pembiayaan secara formal.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan perkembangan di bidang teknologi, Telkom Indonesia terus mengembangkan layanan Next-Generation Digital Connectivity.
Baca SelengkapnyaLarangan penggunaan handphone merupakan upaya untuk meminimalisasi potensi kecurangan.
Baca SelengkapnyaSatelit Merah Putih 2 ini akan menjadi tolak ukur perkembangan digitalisasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaSolo Giga City yang diimpikan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka segera terealisasi setelah Pemkot Solo menjalin kerja sama dengan perusahaan China, Huawei.
Baca Selengkapnya