Gelembungkan market share, Blackberry main di level high end
Merdeka.com - Blackberry rasanya sudah jenuh bermain di level kalangan menengah bawah. Pasalnya, hal ini disebabkan oleh market share perusahaan asal Kanada ini kecil. Hal itu diakui oleh Managing Director Blackberry Indonesia, Sofran Irchamni.
"Market share kami secara keseluruhan memang kecil, itu saja sudah termasuk ponsel low end. Nantinya angka itu akan lebih besar kalau kita fokus di ponsel kelas menengah," ujarnya seusai peluncuran BlackBerry Classic di Jakarta, (25/3).
Sofran meyakini jika strategi perusahaannya itu bakal mendongkrak market share Blackberry. "Jadi kami gak main di kelas entry level. Ponsel kelas premium ini diposisikan bagi orang-orang yang dulu terbiasa kerja menggunakan PC, dan saat ini mulai menggunakan ponsel sebagai alat kerjanya," ungkap pria yang baru tiga minggu menjabat Managing Director Blackberry Indonesia.
Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini Blackberry memang lebih sering mengeluarkan produk-produk menengah ke atas. Misalnya saja, Blackberry Pasport dan Classic yang dibanderol harga Rp 5-6 jutaan.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah merek-merek HP di dunia yang jadi jawara.
Baca SelengkapnyaLarangan penggunaan handphone merupakan upaya untuk meminimalisasi potensi kecurangan.
Baca SelengkapnyaSamsung kembali berada di posisi pertama, mengalahkan Apple dalam hal penjualan smartphone di dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Beragam informasi menyebut Samsung Galaxy S24 punya harga segini.
Baca SelengkapnyaNokia berencana memperbarui HP berbentuk jadul ini ini dengan baterai yang lebih besar dan port USB-C.
Baca SelengkapnyaIni daftar lengkap harga Samsung Galaxy S24 di Indonesia. Berminat yang mana?
Baca SelengkapnyaIni berdasarkan hasil survei Telkomsel Enterprise terhadap warga Indonesia jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar smartphone yang tidak dapat mengakses WhatsApp pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBisa dibilang tak ada perusahaan yang bisa memanfaatkan potensi AI seperti Galaxy.
Baca Selengkapnya